Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 74 Kiriman Bunga

“Kesempatan belajar apa?” Theo tersenyum tapi tak menunjukkan semangat sedikit pun.

Lucy membuka komputernya, lalu berkata, “Minggu ini kita akan mengadakan kujungan kembali ke Kota Pu, kalau kamu ada waktu, aturlah, lalu pergi bersamaku dan Christopher.”

“Masih perlu kartu nama kah?”

“……”

Lucy mengerutkan alisnya dengan sedikit tertawa, “Bukankah permainan seperti itu terlalu mudah untukmu?”

Anak ini, menertawakannya hanya karena masalah tempo hari, kenapa memangnya kalau perlu kartu nama? Dulu saat ia baru masuk ke perusahaan ini juga tidak lebih lelah dari dia.

“Hehe……” Theo mengusap-usap kepalanya, senyum unjuk giginya bak anak kepala desa yang bodoh, “Aku ada waktu, beri tahu aku tanggal berangkatnya untuk bersiap-siap.”

Lucy melihat layar komputernya, dan berkata dengan lembut, “Nanti aku suruh Christopher untuk memberitahumu, tapi, syarat untuk pergi adalah kau harus menyelesaikan semua pekerjaan yang sekarang ada di tanganmu.”

Tentu saja, Lucy sama sekali tidak meragukan kemampuannya.

“Itu pasti.” katanya sambil menganggukkan kepala, “Kak Lucy, kalau sudah tidak ada hal lain, aku kembali saja?”

“Tunggu.” kata Lucy sambil menengok ke arah gelas kopi kertas yang ada di sebelahnya, padangan matanya berubah dingin, “Pekerjaan yang kukatakan di luar dulu, tetap kerjakan.”

Theo tercengang, “Hmm?”

Ia pun mengikuti arah tatapan mata Lucy yang mengarah ke gelas kopi yang tak pernah disentuhnya lagi setelah ia letakkan, lalu tiba-tiba teringat, "Memesan minuman untuk Glorious Corp.? Bukankah kau bilang tidak usah pesan?"

Lucy yang sedang mengetik keyboard dengan jarinya tiba-tiba tersenyum, “Kalau pagi tidak bisa minum, ya sore saja dikirim, dia sudah berusaha sekeras itu, kita juga harus membalasnya, kalau tidak kita terlihat seperti orang pelit. Kau pesanlah dulu, aku saja yang mentraktir, tidak usah minta ganti, nanti kutransfer uangnya padamu.”

“Oh oh.” Theo mengangguk-anggukkan kepalanya dengan penuh kebingungan, lalu ia membalikkan badannya untuk pergi dari ruangan itu, tapi tiba-tiba ia teringat sesuatu, dan berjalan kembali ke samping meja, ia tersenyum, “Aku lihat dulu logonya, nanti aku cari di internet.”

Ia membuka kamera handphonenya, lalu membenarkan posisi gelas kertas itu, namun saat jarinya baru saja menyentuhnya, ekspresi wajahnya berubah, “Dingin?”

“Bu, bukannya panas? Kenapa punyamu ini dingin?” tanya Theo yang sedikit tidak percaya mengambil gelas itu dan membuka tutupnya, ternyata ada beberapa bongkah es batu di dalamnya.

Cuaca seperti sekarang ini, walaupung siang memang agak panas, tapi sudah tidak ada orang yang minum minuman dingin.

Tidak heran, tadi saat baru masuk ia langsung minum air panas.

Lucy tertawa seperti ia tidak peduli sama sekali, “Mungkin salah.”

Bibir Theo sedikit tertarik ke bawah, bisa-bisanya dia masih bercanda.

Tadi jelas-jelas Sekretaris Fu bilang ini adalah produk terbaru yang dipesan khusus untuknya, bagaimana mungkin bisa salah?

Dengan sedikit ragu-ragu, ia pun bertanya, “Kak Lucy, kau tidak cocok dengan Sekretaris Fu? Kalian sudah kenal sebelumnya?”

Bukankah Glorious Corp. itu baru saja pindah ke seberang?

Lucy memandanginya sambil tertawa, “Aku tahu kau ini cerewet, tapi tak kusangka kau lebih suka menggosip daripada wanita. Sudahlah, aku tidak perlu bertanya tentang masalah antara wanita, lakukan saja yang kuperintahkan, tapi, ingat, beritahu mereka Sekretaris Fu yang mentraktir, siang-siang seperti ini panas dan kering, mudah mengantuk, minum minuman yang dingin agar mereka lebih semangat.”

Theo mengelus-elus dagunya, lalu tersenyum licik, “Aku mengerti, tak usah khawatir Kak Lucy, dendam ini pasti akan kubalaskan.”

“……”

Dia tidak bilang ingin balas dendam.

Tapi dia juga tak berkata apa-apa lagi, hanya melambaikan tangannya untuk menyuruhnya pergi melakukan tugasnya saja.

Tumpukan salju di luar sudah tak ada, seorang wanita pun turun ke lantai dasar dan memasukkan sebuah nomor telepon pada handphonenya dan melakukan panggilan.

Telepon tersambung, senyuman manis pun langsung terlukis pada wajahnya, “Tante, aku temani tante makan ya malam ini?”

“……”

“Oke, kalau begitu sampai ketemu nanti malam, bye-bye.”

Setelah menutup teleponnya, senyum di wajah Stephanie hilang perlahan-lahan, ia menengadahkan kepalanya menatap ke arah Benefit Corp. dengan pandangan penuh kebencian.

……

Sore hari, Lucy saat Lucy sedang berdiskusi tentang projek perusahaan dengan bawahannya, suara perdebatan mereka tiba-tiba tertutup oleh suara yang berbeda dari luar pintu.

“Hai, tolong tanya, yang mana Nona Lucy?”

“Wah, dia mencari Kak Lucy.”

“Oh Tuhan, siapa ini, romantis sekali?”

“……”

Semua mata pun tertarik untuk melihat ke arahnya.

Namun Lucy masih sedang melihati layar komputer bawahannya, dan tidak sadar sama sekali.

“Kak Lucy, Kak Lucy……”

Seseorang yang sedang heboh menyenggol Lucy sedikit, sampai akhirnya Lucy pun tersadar dan menatapnya, “Kenapa?”

“Anda Nona Lucy?”

Lucy masih belum sadar, pandangan matanya tertutup oleh serangkai bunga mawar merah yang cerah.

Tercengang sesaat, sang kurir bunga pun memberinya secarik kertas, “Nona Lucy, tolong dikonfirmasi penerimaannya.”

“I… Ini, siapa yang mengirimnya?” kata Lucy sedikit kaget, ini pertama kalinya ia mendapat kiriman bunga di kantor.

Sang kurir pun tersenyum, lalu memberinya sebuah bolpen, “Saya juga tidak tahu, pengirimnya tidak ada nama, tolong Anda tanda tangani.”

Lucy agak sedikit kebingungan, pikirannya campur aduk, ia mendandatangani bukti konfirmasi dengan bingung, dan hanya berdiri memeluk rangkaian bunga mawar besar itu.

Setelah si kurir pergi, semua orang yang melihat kejadian itu mulai bergosip.

“Kak Lucy, apa ini suami kakak yang mengirimkannya? Romantis sekali?”

Beberapa orang yang tidak tahu bahwa ia sudah lama bercerai memandanginya dengan rasa iri.

“Rangkaian mawar sebesar ini, cerah dan segar lagi, dikirim ke kantor, pintar sekali dia dalam merayu wanita.”

“Kak Lucy, apa hari ini hari peringatan ulang tahun pernikahan kalian?” Hampir semua orang tahu hari ulang tahunnya.

“……”

Seperti tak mendengar seruan-seruan di sekitarnya, Lucy memandangi bunga itu dan berpikir sejenak, lalu matanya melihat orang-orang di sekitarnya dan tersenyum, “Nama aja tidak ada, pasti pelanggan kita yang mengirimnya, kuletakkan di sini, kalau kalian suka, bongkar saja lalu letakkan dalam vas bunga, tapi jangan mengotori lantai.”

Ia pun meletakkan bunga itu di atas meja yang ada di sebelahnya, dan pergi.

Theo yang ada di sudut ruangan mengangkat kepalanya dari komputer dan melihat ke arahnya, wajahnya tidak berekspresi.

Lucy kembali ke kantor, otaknya masih mencari siapa yang bisa memberinya bunga.

Tapi orang pertama yang ia kecualikan adalah Dean Shao, pasti bukan pria itu.

Tapi, dari semua pelanggan, tidak ada yang berhubungan dekat dengannya belakangan ini.

Kalau begitu siapa lagi?

Ia duduk di atas kursi kerjanya, jarinya mengetuk mejanya dengan pelan, ketika Lucy sedang berpikir keras, tiba-tiba teleponnya berdering.

Ia terkaget, ia mengambil handphonenya dan melihat siapa yang menelepon, nomor asing, ia pun menggeser layarnya untuk menerima telepon itu.

“Halo.”

Telepon pun tersambung setelah beberapa detik, lalu terdengar suara seorang pria yang lembut.

“Nona Lucy.”

Pandangan mata Lucy pun berubah, “CEO Shang?”

“Ini aku.” kata pria itu sambil tersenyum, sepertinya suasana hatinya sedang bagus.

“Anda? Mengapa Anda meneleponku langsung?” kata Lucy terkaget.

Pria sepertinya, kalaupun mencari CEO Lee, biasanya ia juga menyuruh sekeretarisnya untuk melakukannya.

“Aku hanya ingin bertanya, apa kau suka bunganya?”

Ekspresi wajah Lucy berubah dan tersenyum kaku, “Bunga itu kau yang mengirimnya?”

Dia sedikit tidak mengerti, apa yang diinginkan CEO Shang?

Kebaikan dan kesungkanannya pada setiap orang sepertinya sama, walaupun dia tidak pernah melihat bagaimana dia memperlakukan wanita lain, tapi dia tidak tahu mengapa dia memberinya bunga?

“Benar, kau suka?”

Senyum di wajah Lucy semakin menjadi kaku, ia membalas dengan sangat sungkan, “Suka, tapi, mengapa Anda…… tiba-tiba mengirimiku bunga?”

“Aku tidak tahu kau suka apa, oleh karena itu aku menyuruh orang untuk memesan bunga, apa itu merepotkanmu?” kata pria itu dengan sedikit merasa bersalah.

“Hm, bukan.” Lucy segera menangkalnya, lalu bertanya dengan sungkan “Aku hanya ingin bertanya, apa ada masalah sehingga Anda mencariku?”

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu