Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 152 Masih Belum Peduli

Lucy Lu membawa kantong dan berbalik ke dapur. Theo Mu berbaring di sofa dan membalikkan kepalanya untuk melihat Davin Yan. Pandangannya sedikit tajam lalu berpaling dengan cepat.

Tidak lama kemudian, Lucy Lu keluar dari dapur dan membawa dua mangkok mie. Dia meletakkannya di atas meja sambil melihat sekitar. Namun dia tidak melihat sosok Davin Yan. Dia terkejut, “Dia di mana?”

“Oh, tuan itu keluar untuk mengangkat telepon.” Theo Mu melihat ke arah pintu.

Lucy Lu tidak lanjut bertanya dan mengeluarkan satu mangkok mie lagi. Lalu dia memberikan alat makan sambil tersenyum, “Aku masak lebih banyak sedikit. Mari makan bersama.”

Theo Mu sedikit cemberut, dia bangun dan berkata dengan perasaan tidak enak, “Kak Lu, maaf merepotkanmu.”

“Sudah tahu merepotkan, lain kali jangan melakukan hal bodoh ini lagi. Untung aku ada di sini, kalau tidak, tidak tahu apa yang akan terjadi.” Lucy Lu melihatnya dengan ekspresi menyalahkan, mengambil sumpit dan duduk, lalu mengaduk mie itu.

Untuk waktu yang lama, dia melihat ke arah pintu.

Theo Mu melirik ke arahnya dan dengan penasaran bertanya: “KakLu, tuan itu adalah temanmu dari mana? Kelihatannya seperti orang yang dingin, setengah hari ini hanya punya satu ekspresi.”

Ekspresi Lucy Lu sedikit kaku, dia menunduk untuk meminum sup lalu berkata sambil tersenyum: “Dia hanya teman biasa, menemaniku mengunjungi teman yang meninggal.”

Pengawas biasanya memiliki beberapa ekspresi, dia sudah bertemu dia berkali-kali, tetap saja hanya mempunyai satu ekspresi. Mungkin pekerjaannya menuntut dia untuk terlihat keren. Dia juga tidak terlalu peduli, tetapi dibandingkan dengan Dean Shao, dia tetap lebih baik.

Theo Mu tersenyum, “Aku kira Lucy Lu setiap keluar selalu membawa pengawal. Keren sekali.”

“Ibu bukan orang kaya.” Lucy Lu memasang senyum yang bersalah. Sambil mengaduk mie dia berusaha mengganti topik secara diam-diam, “Kalau tidak cukup, di dalam panci masih ada. Sebentar lagi saat keluar, aku akan membantumu membeli beberapa barang lagi. Dua hari ini kamu di rumah istirahat yang baik.”

Theo Mu, “……Maaf, Kak Lu telah memberimu begitu banyak masalah.

Lucy Lu menutup mulutnya, tangannya mengulur untuk menepuk pundaknya. Lalu dia berkata dengan lembut dan ceria, “Kali ini aku bukan sembarangan membantumu. Kamu sempat membantuku. Aku sudah pasti tidak akan membiarkanmu begitu saja.

Theo Mu menunjukkan ekspresi bersyukur sambil berkata dengan suara rendah dan serius: “Kalau begitu kamu juga harus menjaga diri sendiri dengan baik. Aku tidak di kantor, tidak ada yang membantu dan menjagamu dalam masa kehamilanmu. Kamu sendiri harus lebih hati-hati.”

“.…..”

Lucy Lu masih merasa sedih tetapi dia tetap berjanji, “Baik, aku akan berhati-hati.”

Karena di perusahaan hanya ada dia seorang yang tahu tentang kehamilannya, jadi setiap kali ada masalah yang tidak bisa dia selesaikan, dia selalu maju untuk melindunginya. Tidak tahu sudah merepotkan dia berapa kali.

Di depan pintu terlihat gerakan, Davin Yan telah kembali. Tepat sekali menyela pembicaraan kedua orang itu.

Lucy Lu tersenyum dan berkata: “Tuan Yan, aku membuat mie yang banyak. Kamu makan sedikit, sebentar lagi masih harus buru-buru pergi.”

Davin Yan terkejut. Awalnya ingin menolak tetapi begiut melihat tatapannya yang tulus, dia akhirnya duduk. “Terima kasih.”

Setelah makan dengan sederhana, Lucy Lu takut pulang terlalu malam. Setelah menjaga Theo Mu dan memastikan dia tidak ada masalah, baru dia membawa Davin Yan pergi.

Langit semakin gelap. Mobil dengan stabil melaju di jalan tol. Saat Lucy Lu begitu lelah dan hampir tertidur di belakang mobil, satu telepon tiba-tiba membangunkan dia.

Dia menguap dan dengan mata yang berlinang air mata melihat telepon, kemudian mengangkat telepon.

Suara hidung yang begitu keras dan serak terdengar, “Hey.”

“Lelah sekali?” Suara pria dengan nada rendah mempedulikannya.

Lucy Lu dengan malas duduk dan menyandarkan badannya di pintu mobil. Lagi-lagi menguap dan menjawab tanpa niat, “Lumayan, ada masalah apa?”

Setelah pergi seharian, meskipun dia sesehat dulu, dia juga pasti lelah. Apalagi sekarang perutnya sudah besar, lalu hari ini muncul begitu banyak masalah. Dia pasti lelah secara fisik dan mental, tetapi memberitahu dia juga tidak ada gunanya.

“Davin Yan sudah memberitahukan semuanya kepadaku.” Kata pria itu dengan nada datar.

Lucy Lu terkejut selama beberapa detik dan melihat Davin Yang di depan yang sedang menyetir dengan serius. Kemudian dia pun cemberut, “Kelihatannya kamu bukan mau melindungiku, tetapi mengawasiku ya?”

“Lucy Lu, ini bukan masalah sepele. Kamu harus berhati-hati. “Dean Shao benar-benar menunjukkan keprihatinannya kepada dirinya, “Tetapi kamu tidak perlu khawatir. Aku akan segera memeriksanya.”

Lucy Lu menutup mata, dan berbalik ke arah luar jendela yang gelap, lalu tersenyum dan berkata, “Presiden Shao, masalahku pasti bisa kuperhatikan. Tidak ada hubungannya denganmu. Tidak perlu membuang waktumu. Dan besok kamu suruh Davin Yan untuk kembali. Aku bisa menjaga diriku dengan hati-hati.”

“Tidak boleh. Masalah ini tidak perlu diperdebatkan. Aku tidak bisa berjanji kepadamu.” Pria itu dengan jelas menolak, tetapi nadanya masih datar. “Seseorang menginginkan kamu mati. Ini semua pasti ada hubungannya dengan ayahmu. Mereka tidak mungkin menyerah begitu saja.

Ekspresi Lucy Lu menjadi dingin dan matanya terlihat gelap.

Dengan pikiran lick dan menyeringai dia sengaja berkata, “Mungkin juga ada hubungannya denganmu. Yang mengetahui hubungan kita berdua hanya beberapa orang. Semuanya pun melihatku dengan tidak senang. Anggap saja mereka mau hidupku, terluka dan tinggal di rumah sakit sudah cukup untuk membalas rasa kebencian mereka. Jadi kamu menjauh sedikit dariku. Jangan ganggu aku.”

Meskipun dia tahu Stephanie Fu tidak seberani itu, tetapi dia tidak berani jamin kalau musuh ayahnya mengetahui hubungannya dengan Dean Shao, bisa saja dia mengancamnya.

Pria itu dengan tenang berkata, “ Aku tidak takut kamu lelah meladeniku. Kamu masih saja menyalahkanku. Lucy Lu, kamu masih bisa begitu egois?”

“.…..”

Lucy Lu cemberut, “Biarkan aku mati sendiri.”

“Kamu begitu menyakiti hatiku, sampai tidak takut mati sendiri.” Pria itu tertawa kecil.

“.…..”

Lucy Lu terkejut, kenapa terdengar seperti dia menggoda dia?

Hatinya sedikit gugup. Dia mengelus mukanya yang panas dan mengejeknya, “Sungguh kulit mukamu lebih tebal daripada tembok. Orang seperti yang begitu dingin dan tidak punya ekspresi apakah punya hati?”

“Kamu lebih punya hati daripada aku. Bawahanmu sudah begitu mabuk, kamu masih pergi sendiri untuk melihatnya.”

Tidak ada arti apa-apa di balik nada suaranya, tetapi Lucy Lu begitu mendengarnya merasa ada yang aneh.

Alis matanya terangkat tinggi, memiringkan bibirnya sambil tertawa, “Iya, aku ingin menjadi pemimpin yang begitu peduli dengan bawahanku. Kalau di rumah tidak ada masalah, aku pasti sudah tinggal semalaman di rumahnya untuk menjaga dia.”

“Orang bernama Theo Mu itu kan?”

Lucy Lu terkejut lalu mendengus dengan cepat, “Benar.”

Dengan nada meremehkan dia menjawab, “Orang muda seperti itu kemungkinan tidak akan mencari wanita hamil sepertimu. Semakin kamu melanjutkannya, dia akan menjadikanmu sebagai mamanya.”

“.…..”

Ekspresi Lucy Lu berubah menjadi hijau, denga marah menggertak gigi, duduk tegak dan dengan marah berkata: “Menjadi ibunya aku juga senang mendapat anak begitu besar. Kalau kamu masih belum peduli, aku tutup telepon!”

Setelah selesai berbicara, dia ragu untuk menutup telepon. Dia menjilat bibirnya dan mukanya terlihat suram.

Bodoh! Memangnya dia begitu tua? Meskipun sekarang sedang hamil, dia sekarang juga masih terlihat cantik dengan kehamilannya.

Ternyata masih belum bisa untuk mempedulikan dia.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu