Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 12 Pernikahan Mereka Selama Ini Bukannya Baik-Baik Saja?

Memikirkan ini semua membuat Lucy Lu merasa bodoh. Seorang pria yang tidak mencintainya, bagaimana mungkin mau punya anak dengannya. Walaupun ia telah merencanakan rencana berbahaya agar bisa mempunyai anak dengannya, tetapi ia selalu gagal. Kalau pun ia berhasil mempunyai anak, anak itu tidak akan memiliki keluarga yang utuh.

“Aku khawatir tidak cukup, jadi Aku tulis 2.5M,” Harry Xiang memberikan ceknya ke Lucy Lu.

Lucy Lu tanpa ragu mengambil cek itu. Setelah mengeceknya, ia mengambil selembar kertas dari dompetnya, menulis nota piutang, lalu memberikannya pada Harry Xiang. Ia berujar, “Senior, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembalikannya dalam satu tahun.”

“Ini bukan jumlah yang besar bagiku.” Harry Xiang mengembalikan nota itu, tertawa: “Lagipula dia guruku, kalau kamu bisa kembalikan barulah kembalikan, tidak buru-buru kok.”

“Tidak bisa begitu. Kalau kamu tidak menerima nota ini, Aku tidak bersedia menerima uangmu.” Melihat Harry Xiang berperilaku seperti ini, Lucy Lu memberikan lagi nota itu padanya.

Harry Xiang terpaksa melipat nota itu, memasukannya ke dalam kantong: “Baik, Aku terima, bunganya tidak perlu dikembalikan lagi ya.”

Lucy Lu baru mau menjawab, Harry Xiang langsung kembali membuka mulutnya dan dengan setengah bercanda berujar: “Kamu orangnya sungguh tidak enak hati ya. Jika tidak, sewaktu kamu memiliki waktu luang, ajarkanlah Fanny membaca, aku anggap bungamu lunas. Ia agak takut pergi ke sekolah.”

Lucy Lu berpikir sejenak, lalu mengiyakan: "Baik, untungnya aku dulu sangat pintar di sekolah."

"Iya lah, kamu peringkat pertama se-provinsi dan diterima di Beijing University!" Harry Xiang menimpali sambil tertawa.

Lucy Lu sangat bersyukur bisa mendapat pinjaman dari Harry Xiang. Ia awalnya berniat mentraktir pria itu, tetapi ketika mereka bersiap berangkat, Harry Xiang mendapat telepon dari kantor, diperintah untuk segera kembali. "Traktirnya lain kali ya, Aku berhalangan hari ini."

"Tidak apa-apa, utamakan dulu urusanmu, senior," Lucy Lu menunjukkan rasa pengertiannya.

Selepas mengantar Harry Xiang dan Fanny pulang, Lucy Lu juga pulang. Ia pergi ke supermarket membeli sayur, lalu pulang ke rumahnya. Sesampainya di kompleks ruamhnya, ia terkejut melihat mobil Dean Shao. Pria itu bersandar di samping mobilnya, wajahnya agak muram.

"Kamu bagaimana bisa datang ke sini?" Lucy Lu berdiri dengan jarak satu meter lebih darinya. Saat menanyakan ini, hatinya agak sedikit gundah. Ketika menyewakan rumah untuk ibunya, ia harusnya sadar untuk tidak memberikan alamatnya pada Dean Shao.

Dean Shao menengok, wajahnya menjadi semakin muram. Ia berjalan mendekat dengan langkah cepat, nada bicaranya agak menyelidik: "Bagaimana bisa kamu membereskan seluruh pakaianmu dan tidak tinggal di sana lagi?"

"Itu rumahmu, Aku tidak punya keperluan lagi di sana." Lucy Lu mencoba mengelak: "Lagipula mama aku sering insomnia, aku datang kemari untuk merawatnya."

"Dan bagaimana drngan ini, apakah ini?" Dean Shao menunjukkan berkas yang ia pegang, halaman depannya bertuliskan beberapa huruf yang sangat mencolok: "Surat Perceraian". Hati pria itu sangat marah.

Urusan kantor sangat banyak. Ketika Dean Shao akhirnya selesai mengurusinya, hari sudah sore.

Ia mengira Lucy Lu sudah pulang sendiri dari rumah sakit, tetapi sesampainya di rumah ternyata rumahnya sangat hening, tidak ada suara sama sekali.

Ia masuk ke kamar tidur dan meja di dalammnya sudah kosong-melompong. Ia baru sadar Lucy Lu sudah membawa pergi semua barang pribadinya. Lemari baju juga hanya menyisakan dua buah mantel, dan di meja samping tempat tidur ada surat perceraian yang sudah ditandatangani Lucy Lu.

Ia panik, tidak mengerti mengapa wanita itu bisa berlaku demikian.

Pernikahan mereka selama tiga tahun ini bukannya baik-baik saja?

Ia buru-buru menelepon Lucy Lu. Ia tidak tahu apakah wanita itu sudah memblokir nomornya atau belum, tetapi teleponnya beberapa kali tidak diangkat sama sekali. Nafasnya sangat pendek, ia menendang lemari pakaian itu. Hatinya semakin gundah.

Setelah menenangkan diri, ia teringat Lucy Lu sebelumnya, pernah memberikannya selembar kertas bertuliskan alamat rumah sewa ibunya. Ia langsung membuka laci dan mengacak-acak segala isinya, berusaha mencari kertas itu. Setelah menemukannya, ia langsung mengemudikan mobilnya ke arah kompleks rumah ibu Lucy Lu. Karena ia tidak tahu ibu Lucy Lu tinggal di lantai berapa, ia memutuskan menunggu di bawah.

"Melihatmu tingkahmu yang selalu seperti ini." Lucy Lu menatap surat perceraian, lalu melanjutkan kalimatnya dengan datar: "Aku ingin bercerai denganmu."

"Lucy Lu, kamu!" Wajah tenang wanita itu membuatnya semakin terpancing emosi. Ia langsung menggenggam erat pergelangan tangan Lucy Lu, plastik yang dipegang Lucy Lu jatuh dan sayur yang dibelinya berhamburan di tanah. Dean Shao bertanya: "Pernikahan kita bahkan belum sampai empat tahun, atas dasar apa kamu ingin bercerai?"

"Aku sudah lelah, sah-sah saja kan kalau Aku tidak ingin melanjutkannya lagi!" Setelah menahan diri seharian, Lucy Lu akhirnya melampiaskan kemarahannya, ia melotot ke arah Dean Shao: "Apa hubungannya dengan empat tahun? Kita tidak saling mencintai, apakah salah jika bercerai?"

Pria di hadapannya belum menjawab, Lucy Lu kembali berkata: "Dean Shao, apakah kamu pernah mencintaiku?"

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu