Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 217 Dia Lebih Mencintaimu

Menganggu mereka?

Wajah Lucy Lu menjadi lebih suram dan sekali lagi ragu apakah itu benar ibu kandungnya.

Ibu Lu melirik mantelnya lagi dan bertanya-tanya, "Kenapa dia tidak naik ke atas dan duduk di sini?"

Lucy Lu menarik bibir bawahnya, dan tidak tahan untuk mengatakan, "Ini bahkan sudah jam berapa, masih mau naik ke atas? Ibu kamu tidur saja."

Setelah berkata, Lucy Lu pergi ke kamar tidur.

Ibu Lu mengangguk dan menghentikannya tiba-tiba, Ia melihat kotak di tangan Lucy dan bertanya-tanya, "Ada apa? Kamu mengundurkan diri?"

Lucy Lu melihat kembali ke ekspresi ibunya yang samar-samar terlihat senang, bibirnya cemberut, dan dia tidak menjelaskan apa-apa lalu menurunkan kepalanya, "Iya, sekarang kamu bisa tenang Ibu. Tidurlah sekarang. Kamu tidak perlu memasak sarapan untukku besok."

"Kamu benar-benar mengundurkan diri?" Ibu Lu masih tidak percaya bahwa putrinya yang gila kerja tiba-tiba mengundurkan diri tanpa peringatan.

Lucy Lu mengosongkan tangannya dan memeluk ibunya, lalu tersenyum. "Yah, sudahlah jangan bingung. Tidurlah."

"Aku tidak sedang bermimpi, kan?" Ibu Lu sedikit terpana.

Lucy Lu menaikkan alisnya dan membiarkannya Ibunya sendiri tanpa penjelasan. Membiarkan Ibunya di sana, dan kembali ke kamarnya.

Setelah merapikan barang-barang dari dalam kotak, dia pergi ke ruang tamu untuk menuangkan segelas air. Kemudian dia pergi untuk melihat apakah ayahnya sudah tidur, membenarkan selimut dan mematikan lampu. Kemudian dia kembali lagi ke ruang tamu. Dia melihat Ibunya memakai kacamata tua dan membalik dengan cepat sebuah buku.

Dia terkejut dan pergi untuk memastikan. "Apa yang kamu lakukan, Bu?"

Lucy membuka sampul buku dan melihatnya, lalu menggerakkan bibirnya lagi, bertanya-tanya dan berkata, "Bu, kamu tidak sedang mempelajari resep apa pun, kan?"

Ibu Lu berkonsentrasi membuat tanda di buku, dan dia tidak mengangkat kepalanya: "Ini telahku siapkan untuk waktu yang lama, kelak sehari tiga kali Ibu akan menyiapkannya untukmu. Memastikan kamu memiliki kulit putih dan bertambah gemuk. Lalu kamu kelak akan berikan aku dua cucu yang gemuk nanti."

Dia sudah menyiapkan segalanya, dan tidak kekurangan apa pun selain berhenti dari pekerjaannya.

Biasa melihat Lucy bekerja keras demi keluarga, Ibu Lu juga tak berani memaksa Lucy untuk mengundurkan diri. Bahkan makanan tiga kali seharipun tidak dapat dibuat untuk anaknya. Melihat perut Lucy yang semakin besar namun tubuhnya yang semakin kurus, membuatnya jadi cemas.

Lucy Lu ingin mengatakan beberapa hal, namun tak berani diungkapkannya. Dia dengan cepat menutup buku di tangan ibunya, menarik ibunya berdiri dan mendesak, "Bu, aku ingin meminjam buku ini dulu, ini sudah terlalu malam jadi cepat tidurlah, jika ada yang ingin dibicarakan besok baru lanjut lagi.”

Ibu Lu yang didesak oleh anaknya hanya bisa menurut, lalu melihat buku yang dipegang Lucy sambil berkata:”Baiklah, dan ingat kamu jangan membacanya sampat larut malam, terlebih lagi jangan menghilangkan tanda yang sudah aku buat!”

Lucy Lu mendongakkan kepalanya ke langit-langit dan mengedipkan mata lalu berkata dengan tawa singkat, "Aku tahu, segeralah tidur. Besok kamu tidak perlu bangun pagi."

Sesampainya di kamar tidur, Lucy mengeluarkan sebuah buku tebal berisi resep-resep wanita hamil, menimbangnya, dan menggelengkan kepalanya tanpa daya, lalu menaruhnya di samping, dan memandangi perutnya yang membuncit, berkata, "Sayang, kamu lihat kan nenekmu begitu khawatir dengan kalian, kelak kalian jangan sampai menyusahkan Ibu ya."

Di ruangan yang tenang, bisikannya terdengar, dan ketika dia selesai, dia membelai perutnya dan berpikir bahwa anaknya juga tidak bisa mendengarnya, tanpa sadar dia tertawa pada kekonyolannya sendiri.

...

Pada pagi hari kedua, Dean Shao kembali ke tempat ibunya.

Wanita tua itu menyiram bunga di balkon. Dia menoleh dan melihat anaknya kembali. Namun ekspresinya acuh tak acuh. Dan dia kembali menyiram bunga-bunganya.

Pria itu melepas mantelnya dan memberikannya kepada Bibi Lin. Dia menggulung lengan kemejanya dan pergi ke sisi wanita itu. Dia memanggil dengan lembut, "Ibu."

Ibu Shao mengabaikannya dan terus menyirami bunga-bunganya dengan penyiram air. Ibunya merasa Dean Shao menghalangi, dan menyuruhnya pergi.

Dean Shao tidak tahan dengan situasi ini mengerutkan kening. "Jika Ibu tidak ingin melihatku, aku akan kembali lagi lain hari."

Ibu Shao mengubah wajahnya, dengan keras meletakan penyiram air dan berkata, "Jika kamu keluar dari pintu ini hari ini, kamu tidak perlu kembali lagi nanti."

Tubuh pria itu tetap tak bergerak dan nadanya tetap tidak berubah. "Apakah Ibu pikir metode kuno ini bisa menyelesaikan masalah?"

"Tidak bisa, kamu juga tidak perlu kembali." Ibu Shao bersenandung dengan dingin, pergi ke sofa di ruang tamu dan duduk dengan wajah yang serius. "Kamu kembali ke Kota Nan, tanpa bilang padaku, memindahkan pekerjaanmu kesini pun tak memberitahuku dan sekarang kamu ingin terus bersama dengan wanita itu setiap hari. Apakah kamu masih menganggap aku Ibumu? Bisakah kamu menuruti perkataan Ibu?”

Bibi Lin membawa dua gelas air, Dean Shao datang dan mengambilnya. Dia perlahan-lahan memutar sofa dan meletakkan segelas air di depan Ibunya. Dean berkata dengan suara rendah, "Aku sudah bilang aku akan menangani hal-hal ini dengan baik, aku tidak memberitahumu karena aku tak ingin mengganggu kamu. Tentang Lucy Lu, Ibu tidak perlu khawatir. Anak yang dikandungnya adalah anakku. Ibu percaya atau tidak, juga tidak akan merubah apapun.”

"Kamu!" Ibu Shao mengarahkan jarinya ke arah Dean dengan marah, "Jadi untuk apa kamu pulang?" Sekarang setelah kamu memperhitungkan segalanya, apakah kamu kembali untuk memastikan aku mati kesal?"

Pria itu menggelengkan kepalanya dan duduk di sebelah ibunya. Suaranya melambat. "Ibu lebih rasional dari orang lain. Apakah Ibu bahkan tidak bisa membedakan mana yang asli dan yang palsu?" Aku tahu Ibu tidak menyukainya, dan aku tidak memohon agar Ibu menyukainya. Bahkan dengan bersikap acuh tak acuh, itupun ibu tidak bersedia?”

Ibu Shao memejamkan matanya dan berkata dengan tenang, "Aku tidak peduli yang mana benar atau salah. Aku hanya tidak ingin dia kembali ke rumah ini atau dan menjadi menantuku. Jika kamu benar-benar ingin menikahinya, kelak jangan lagi pulang ke sini. "

Menghadapi sikap ibunya, Dean Shao mengalami sakit kepala. Ia memang sama persis seperti Ibunya, begitu sudah diputuskan maka tidak takkan mudah goyah.

"Jadi bagaimana pendapat Ibu?"

Ibunya bersikap tenang, menatapnya sebentar, dan berkata dengan suara dingin, "Kembalilah ke Kota Pu sekarang dan kelola perusahaanmu dengan baik, atau jalinlah hubungan yang baik dengan Stephanie Fu di Kota Nan."

Pria itu menahan sedikit amarah, namun nadanya masih tenang, "Apakah Ibu sangat menyukai Stephanie Fu?"

Ibu Shao mengangkat alisnya dan berkata, "Aku tidak bisa mengatakan betapa aku menyukainya, tapi dia yang terbaik untukmu."

Keluarga Fu, selain Ibu Stephanie Fu ada banyak pertimbangan, orang lain, hanya melihat sekilas pun bisa mengerti, meskipun pertimbangan Stephanie Fu banyak, tetapi itu karena sikap berhati-hatinya, orang yang berpikir dirinya sempurna akan lebih cocok dijadikan keluarga, lagipula Stephanie bisa disiplinkan.

Dean Shao menyipitkan mata dan berkata dengan suara dingin, "Dari mana Ibu melihat bahwa dia cocok untukku? Lucy Lu bukan menantu ideal Anda, tetapi Lucy mencintaiku. Menurut Ibu, Stephanie Fu mencintaiku sedikit lebih banyak atau lebih mencintaimu?”

Wanita itu membelanjakan lebih banyak untuk ibunya daripada untuknya.

Ibu Shao tersedak, ekspresinya menunjukkan sedikit berhati-hati, dan mengerutkan kening, "Stephanie baik kepadaku tidak ada alasan lain, ini pasti karena dirimu kan?"

"Mungkin bukan hanya karena Ibu dan aku, tapi karena seluruh Keluarga Shao?" Dean Shao menyeringai dan tatapannya tidak terlalu hangat.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu