Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 316 Jangan Menggodaku

Pria itu menurunkan Lucy Lu dari mobil, lalu meletakkan di atas batu di sebelahnya.

Lucy Lu ingat tangannya masih sakit, hatinya merasa tidak enak, matanya menyipit.

Angin laut meniup rambutnya sampai berantakan, rambutnya tertiup sampai ke mulutnya, dan dia menggunakan tangannya untuk merapikan. Sebelum dia melakukannya, tangan pria itu sudah terulur.

Ujung jarinya menelusuri sisinya, kulitnya yang putih disinari sinar matahari membuatnya begitu memerah. Bulu mata yang panjang dan hidungnya terlihat lebih halus dan indah.

Rambutnya digantung di belakang telinganya, tetapi tangannya tidak berpindah, menyentuh telinganya dan matanya begitu spesifik dan dalam, serasa melihat ke dalam hatinya.

“Jika hari itu dia benar-benar berada di hatiku, bagaimana denganmu? “ Pria itu berbicara dengan datar, tidak membawa emosi apa-apa. Tetapi jarinya tetap bergerak di sekitar telinganya, dan dapat terasa rasa kagum.

Lucy Lu terkejut. Dia tidak terpikirkan pertanyaan itu, hanya tahu bahwa dia tidak ingin merasakan momen itu lagi.

Mulutnya terbuka, tetapi tidak tahu harus berkata apa.

Pria itu terdiam, bibirnya sedikit miring, seperti berbicara kepada diri sendiri: “Tidak ada kemungkinan itu. Aku tidak akan membiarkanmu sendiri.”

Pupil mata Lucy Lu menyusut, berkidip. Bibirnya tertutup.

“Masih sakit?”

Lucy Lu mengulurkan tangan ke bahunya dan suaranya sangat lembut.

Mata pria itu bersinar, sambil tersenyum bercanda: “Sakit hati?”

Ekspresinya berubah dengan cepat, terlihat semakin banyak kesenangan.

Lucy Lu berkata: “Kamu bilang sakit juga aku tidak bisa apa-apa.”

Pria itu mengangkat alis, jarinya berpindah ke hidungnya dan menyentuh halus sambil berkata: “Katamu ini jujur?”

Mata Lucy Lu membesar. Dia menghadap dirinya sambil tersenyum dan berkata: “Aku benar-benar bisa berkata bohong padamu?”

Pria itu tertawa, lalu berdiri tegak.

“Tidak pernah aku mendengar kata-kata jujur ini.” Suara memikat itu begitu meyakinkan dan memandangnya dengan rendah hati.

Lucy Lu sedikit tidak suka dengan rasa tertindas dan tembus pandang ini. Kepalanya berputar ke samping, tetapi dia tidak tahan untuk terus memikirkan dirinya.

Apa benar tidak pernah berkata jujur kepadanya? Bagaimana mungkin?

Saat baru menikah, dia selalu berani untuk berbicara dengannya, tetapi selalu mendapat respon yang tidak berekspresi, atau hanya kalimat ‘jangan ribut’. Sudah begitu lama, orang yang memiliki semangat juga pasti kalah.

Ombak air meniup, keduanya berdiam di momen itu. Menikmati suara ombak yang menabrak batu. Batu yang ditabrak itu mungkin sudah ada sejak berpuluh ribu tahun. Mereka selalu ditemani oleh ombak iut.

Bagaimana dengan mereka berdua? Apa bisa selamanya seperti itu?

Saat kembali ke rumah sakit, Ayah dan Ibu Lu sudah menunggu lama. Begitu melihat Lucy Lu mereka langsung berlari dengan khawatir. Melihat Lu Shao memeluknya, dia semaking khawatir.

Ayah Lu kali ini benar-benar marah, mukanya begitu berat. Saat Ibu Lu sedang marah-marah, dia hanya diam saja.

Lucy Lu duduk di kasur sambil dihibur Ibu Lu. Lu Shao pergi mempersiapkan malam dan memberikan mereka waktu untuk mengobrol.

Sejak keci Lucy Lu tidak mudah membuat Ayah Lu takut. Tetapi begitu dia marah, dia lebih menyeramkan daripada Ibu Lu. Jadi tidak berani berbicara. “Sudah, kamu cemberut untuk siapa! Anak perempuan kita masih sakit, jangan beri dia tekanan lagi.” Kata Ibu Lu.

Lucy Lu ikut tertawa, matanya menyipit, sambil membawa sifat kekanak-kanakan: “Pa, aku tidak berkata kepada kalian bukan karena takut kalian khawatir, tetapi karena takut melihat mukamu sekarang ini. Aku sendiri yang salah, aku sudah pasti tahu.”

Ibu Lu tidak berdaya tersenyum sambil mengelus kepalanya, sambil mengangguk setuju.

Lucy Lu mengeluarkan lidahnya.

“Masih bisa tertawa, kamu tidak memikirkan akibatnya! Malam-malam masih keluar tanpa memberitahu aku dan ibumu, bawa dua suster keluar, masih harus menyetir sendiri! Kamu tanya orang hamil mana yang melakukan hal bodoh ini!”

Lucy Lu berpikir, dan merasa semua hal yang dia lakukan belakangan ini begitu bodoh, dia hanya bisa menunduk.

Meskipun perutnya sudah besar, tetapi kelakuannya masih seperti anak kecil.

Ayah Lu memarahinya dua kalimat, melihat dia seperti itu, tidak tahan untuk terus marah.

“Mulai dari sekarang kamu harus tahu bahwa kamu harus melahirkan anak, kamu tidak boleh lepas dari pengawasan ayah dan ibu. Masalahmu dan Shao, tunggu beberapa bulan baru dibicarakan.”

Ibu Lu tidak setuju dan juga tidak menolak, langsung membawa buah ke dapur.

“Aku dengarkan ayah. Kamu bilang apa kami lakukan. Jangan marah lagi.”

Ayah Lu menghela nafas pasrah dan memandangnya: “Dua hari aku sudah berpikir baik-baik, jika kamu dan Dean Shao bersama harus damai, tidak boleh dipisahkan. Meskipun ke depannya ada masalah tetapi itu akan membuat kalian lebih kuat lagi.”

Lucy Lu tidak berbicara lagi, hanya bisa mendengar Ayah Lu mengatakan masalah yang begitu serius ini.

Dia tidak berbicara padaku, tetapi masalah beberapa orang di keluarga dia kamu ada waktu untuk menyelesaikannya? Seharusnya dari awal sudah diselesaikan.”

Mulut Lucy Lu tertegun, alisnya menurun, dan pada akhirnya tidak bersuara.

Setelah beberapa saat baru berkata:” Ini telah saya pertimbangkan berkali-kali. Apa yang kamu katakan tidak salah, tetapi, “ Alisnya sangat ringan, seperti mengingat sesuatu, “kemarin saat dia terluka, aku tidak bisa membohongi diri sendiri. Aku juga tidak membohongi orang lain, aku tidak bisa melepaskannya begitu saja.

Ayah Lu duduk dengan tenang, melihat dia akhirnya mengerti tetapi sudah terjerumus terlalu lama, dia hanya bisa bernafas panjang, lalu berbalik keluar kamar.

Begitu pintu terbuka, Lu Shao sudah duduk diam di luar.

Ayah Lu melihatnya, lalu dia menganggukkan kepalanya dan berkata dengan halus: “Makanan sudah disiapkan. Anda dan ibu silahkan makan dulu. Makanan Lucy Lu akan segera diantarkan.”

Ayah Lu mengerutkan muka, hanya sedikit mengangguk lalu pergi begitu saja.

Begitu melihat dia langsung masuk, mengedip, namun tidak melihat perubahan apapun, lalu menutup pintu.

“Kamu daritadi ada di luar pintu?” Dia akhirnya bertanya.

Pria itu tidak menjawab, hanya datang ke kamar pasien lalu bersandar di sampingnya. Tangannya memegang kepala belakang. Tidak tahu berapa kali, detik berikutnya dia langsung menciumnya tanpa henti.

Mata Lucy Lu membesar, dia terkejut sampai tidak dapat bereaksi. Hanya bisa membiarkan dia melakukannya.

Saat ciuman itu selesai, pria itu baru pelan-pelan melepaskan dirinya, tetapi bibirnya masih belum menjauh, dan masih dekat dengan bibirnya, dan melepaskan nafas yang ringan.

Suaranya sedikit serak berkata: “Ya.”

Otak Lucy Lu berhenti bekerja, tidak mengerti apa maksud dia. Lalu dia langsung teringat, dia sedang menjawab pertanyaan tadi.

Mukanya memerah, dan kupingnyapun memerah juga, membuat pria itu menggigitnya dua kali.

“Jangan menggodaku.” Katanya.

Lucy Lu menggertak gigi, siapa yang menggoda dia…

Tetapi bibirnya tidak sadar mengeluarkan senyuman.

“Aku sudah lapar, kamu sudah pesan makanan.” Badannya bersandar ke belakang dan melihat matanya.

Bibir pria itu tersenyum, matanya memukau: “Aku bisa menyuapimu.”

Ekspresi Lucy Lu sedikit datar: “……”

Mata pria itu melihat sekilas, lalu datang atmosfir yang berbahaya dan romantis: “Tidak percaya?”

Lucy Lu sedikit takut, sifat agresif pria ini pernah dia temui, dia tidak mungkin ingin melakukan……

“Aku sungguh lapar, kamu cepat suruh dia kirim. “ Matanya menghindar.

Pria itu tersenyum lebar: “Baik.”

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu