Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 185 Kamu Sedikit Pun tidak Rindu Pada Ku

Dia baru ingin mundur, tiba-tiba ada sentuhan hangat di pinggang dengan lengan besar yang memeluknya.

Badan Lucy Lu menjadi kaku, tangannya pun tidak tahu harus letak dimana.

Pria tersebut tidak memakai atas apa-apa, dengan ukuran ketinggian ranjang, wajahnya pas di depan dada pria tersebut.

Terlihat sedikit erotis.

Wajah Lucy Lu menjadi merah dan mendorongnya, “Kamu jangan begitu…. cepat pakai baju.”

Siang masih terang seperti ini, kalau masih berlanjut, matanya benar-benar akan tumbuh bisul.

Pria tersenyum tersenyum, memeluk pinggangnya dengan kuat, Lucy Lu tidak sempat bereaksi langsung terduduk di kaki pria tersebut.

Dengan tidak sadar dia berdiri, namun tetap di tekan oleh pria tersebut dan terduduk kembali.

Dengan marah namun malu, “Dean Shao.”

“Jangan bergerak, beberapa hari ini tidak bertemu, apakah kamu sama sekali tidak ingin berjumpa dengan aku? “ tatapan pria melihat ke arahnya, tangannya dengan lembut menyentuh rambutnya yang halus, suaranya terdengar berat dan sedikit serak serak basah.

Lucy Lu memandang wajah tampan yang sangat dekat itu, matanya yang hitam seperti sedang berapi, membuatnya semakin deg-deg an.

“Kenapa aku harus kangen kepada mu? “ Perasaan yang tegang tersebut membuatnya sedikit tidak leluasa, nadanya pun terdengar sedikit nyolot.

Dari tadi sampai sekarang, badan dia tidak terkontrol, seperti diatur dan mengikutinya.

Dean Shao dengan lembut mengangkat dagunya agar dia melihat ke tatapanya, dengan suara lembut dan rendah berkata: “Aku tidak berhenti menyelesaikan semua pekerjaan tanpa mengenal waktu, setelah selesai langsung naik pesawat sampai ke sini. Untuk apa, Lucy, jangan bilang kamu tidak dapat melihatnya”

“……”

Mata Lucy Lu terpana, mengigit bibirnya dan tertawa dan berkata, “Sekarang aku bisa melihatnya, kamu hanya ingin berkata kalau kamu kangen pada aku, ingin bertemu dengan aku kan? Tapi itu kan masalah mu, aku kan tidak menyuruhnya untuk bertindak demikian, apakah aku harus berterima kasih?”

Pria tersebut sangat sabar, tidak terpancing emosi, seperti sudah terbiasa dengan perkataan sinis dia, hanya menundukkan kepalanya dan tersenyum, satu katapun ia tidak menyebutnya, dengan gerakan cepat langsung mencium bibirnya.

“Ummm....”

Lagi!

Lucy Lu sudah hampir murka.

Dean Shao sangat mengerti, tidak perlu banyak bercerita dengan wanita seperti dia, langsung bertindak akan lebih baik.

Wanita tersebut mencoba menolak dengan mendorongnya, namun hanya sia-sia, tenaga pria tersebut begitu kuat, dan dengan cerdik pria tersebut memegang erat lengan dia dengan satu tangan, satu tangannya lagi membuka baju wanita tersebut.

Lucy Lu melototinya, darahnya seperti mengalir dengan sangat cepat ke kepala.

Bajingan!

Dia, dia ingin melakukan apa?

“Dea, Dean.....” berteriak dengan suara yang terpotong-potong, Lucy Lu sudah panik.

Apa pria ini akan memaksanya.

Pria tersebut sambil mencoba memuka mulutnya, menjarah nafasnya, mengganggu semua indra perasanya, dan tidak berhenti membuka seluruh pakaiannya.

Badan Lucy Lu menjadi tegang, mengenggam tangannya dengan arat, menahan permintaannya, tetapi dia begitu takut dengan perlakukan kasar pria tersebut sehingga dia hampir ingin menangis, jelas dia sudah pernah melakukan hal seperti ini dahulu, namun selalu melakukannya dengan dingin seperti es, setelah selesai pun tidak pernah tertinggal jejak nostalgia.

Sekarang seperti api membara yang ingin membakarnya.

Apakah dia sudah berbulan-bulan tidak pernah bersentuhan dengan wanita, sehingga memendamnya?

Kalau dia tidak pergi mencari wanita lain....... uhm, seperti juga sudah beberapa bulan.

Beberapa menit kemudian, pikiran Lucy Lu yang sudah kemana-mana tersebut semakin kacau, tiba-tiba pria tersebut berhenti segara gerakannya, dengan jidat yang menempel di wajahnya dan berkata di samping telinganya, “Lucy.... bolehkah?”

“……”

Lucy Lu sudah di cium sampe bingung, tidak tahu sudah sampai dimana, dengan nafasnya yang cepat ia merangkul lehernya, setelah beberapa saat, ia mengikuti kata hatinya dan berbisikan kata iya.

Lucy Lu juga sudah hampir gila dibuatnya.

Seperti mendapatkan ijin spesial, tatapan berapi pria tersebut seperti semakin membara, memeluknya dan menekannya dengan badannya sendiri di atas ranjang, mengangkat kepalanya yang sudah terdapat beberapa tetes keringat, urat yang terlihat dari jidatnya, terlihat dengan jelas bahwa ia sudah memendamnya sampai di batas maksimal.

Tadi sebenarnya hanya ingin bermain dengannnya, tapi dia benar-benar meremehkan godaannya dan meremehkan hati dirinya, dan bermain dengan api.

Saat masuk kedalam, Lucy Lu memegang lengan pria itu dengan erat dan teriakan pendek terhembus dari tenggorokan dan dengan cepat terhalang oleh bibir pria itu.

Badan Lucy Lu sakit sampai berkeringat dingin, kehangatan yang baru nyalah langsung tertutup oleh rasa sakit, air matanya pun hampir keluar dari matanya.

Sudah lama tidak melakukannya, benar-benar sakit sekali!

Serangan itu belum dimulai, dan ciuman pria itu mengikuti mata, hidungnya, terus ke bawah, ciuman yang lembut dan memikat.

Nafas Lucy Lu yang mendesah-desah, memejamkan mata, sura serak basahnya berkata, “Pelan, pelan-pelan......bayi.”

Pria tersebut menggendong kakinya ke pinggang, dengan nafas yang berat mencium bibirnya, suara serak yang lembut tersebut berkata: “Aku kan berhati-hati.....teriaklah kalau merasa sakit.”

“……”

Dari siang sampai malam, mereka melewati masa tersebut di ranjang.

Saat sampai akhir, dia hanya memikirkan satu hal, sebelum anaknya lahir, dia tidak akan mengijinkan pria tersebutnya menyentuhnya lagi.

Dasar bajingan!

Dulu seminggu sekali, belum pernah melihatnya segila ini, orang yang tidak paham akan kira nafsu dia sudah terpendam bertahun-tahun.

Setelah selesai, Lucy Lu lelah sampai tidak sanggup bergerak, berbaring di dalam selimut, menatap langit-langit, meragukan kehidupan, meragukan diri sendiri, dan bahkan mulai meragukan anak dalam perut.

“Sedang memikirkan apa? “ Pria yang di sampingnya memeluknya ke dalam pelukan, dengan pelan mencium dahinya, walaupun wajah tampan tersebut tidak terlihat ada perbedaan dengan biasanya, namun dapat merasakan nadanya puas.

Lucy Lu mengerutkan kening, “Sakit.......”

Kaki dan pinggang, benar-benar sakit karena pegangan dia, seberapa kuat tenaga ia tadi, hanya tersentuh saja dia merasa seperti di giling mobil.

“Maaf.” Pria tersebut memeluknya dengan pelan, nadanya pun menjadi sangat lembut, “Mandi ? atau ingin aku yang mengendong mu ke kamar mandi?”

Lucy Lu memenjam mata, dan menyandar ke pelukannya, suaranya seperti kucing kecil, “Jangan.... biarkan aku tidur sebentar...”

Dean Shaoa membelai keringat yang ada di dahinya, dengan penuh kasih dengan suara lembut: “Kamu tidur saja, aku yang menggendong mu ke sana.”

Tidak ada jawaban, Lucy Lu benar-benar tidak ada tenaga lebih untuk menjawabnya.

Setelah membersihkannya, mereka tidur dengan saling berpelukkan.

……

Sudah lama tidak pernah selelah ini, Lucy Lu membuka matanya, sudah keesokkan harinya.

Dalam benaknya, dia mengingat kejadian semalam, kemudian ia memandang tirai yang bercahaya dengan beberapa saat, pandangannya terlihat bertaburan kemana-mana, sampai hp di atas meja berdering, dia baru tersadar.

Pria yang disampingnya tidak tahu pergi kemana.

Badannya tetap sakit-sakitan, dia menahan rasa sakit pada lengannya dan berusaha setengah mati baru berhasil mengambil hp yang terletak di atas meja, kemudian mengangkat telepon tersebut.

“Halo.“

Satu kata tersebut, membuat wajahnya berubah dengan perlahan.

“Kak Lucy? Apakah ini Kakak?”

Kemudian Lucy Lu berbatuk dua kali, baru menjawab: “Iya, aku.”

Suaranya terdengar sangat serak, tidak perlu dipikirkan juga tahu disebabkan oleh apa.

Wajahnya sebentar menghijau sebentar mengjadi merah, mengigit bibirnya dengan keras.

Pria sialan itu!

Dia sedang dinas, kenapa seperti sedang menjadi prostitusi.

“Kak Lucy, suara Kakak kenapa?”

Yang menelepon itu adalah Theo Mu, anak itu kenapa sangat pinter, kalau dia berbicara lagi pasti sudah ketebak olehnya, dengan terpaksa, dia hanya bisa berpura-pura, berbohong dan berkata: “Mungkin demam, jadi suara aku kurang enak.”

“Oh iya, Ada apa kamu mencari aku?”

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu