Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 444 Hati Gadis Kecil

Hari ini setelah pulang kerja Lucy Lu langsung pulang, membawa satu plastik berisi buah-buahan segar dtaruh di atas meja teh, “Ma, mama ingin makan durian kan, aku sudah belikan.”

Ibu Lu duduk di sofa, matanya tidak geser sedikit pun dari televisi, pandangannya datar, dengan datar pula menjawab “Iya”.

Lucy Lu merasakan sesuatu, suasana rumah ini tidak beres.

Melihat sekitar, lantai pun bersih, mainan semua ada ditempatnya, ayah juga tidak di ruang keluarga menonton TV, Danson Shao juga tidak ada.

Rumah ini tidak pernah setenang ini sebelumnya,

“Danson sudah tidur? Aku lihat dulu...” Lucy Lu menaruh belanjaan diatas sofa, ia berjalan menuju kamar anak, “Aku masih ada urusan di kantor, nanti aku pergi dulu.”

Baru saja dia melangkah, tiba-tiba dibelakang ada suara.

“Lucy Lu, berhenti!” Ibu Lu menggebrak meja, pandangannya bergetar.

Dia berhenti lalu berbalik, melihat mata ibunya yang sembab. Saat ini tidak tahu acara apa yang sedang ditampilkan televisi, pembawa acara dan penonton sedang tertawa, suara tawa itu memenuhi ruangan, menusuk hingga ke hati.

“Ada apa, ma?” Bibir Lucy Lu menjadi kaku.

Ibu Lu menjaga pandangannya lurus, tapi tidak menatap Lucy Lu langsung, suaranya serak, terdapat sebuah sakit didalamnya, “3 hari 2 malam kau pergi dinas dan lembur, apa yang sebenarnya kau lakukan?”

“ Perusahaan ada proyek baru, aku terus mengikuti kelanjutannya, jadi...” Lucy Lu hampir kelepasan, ini adalah kehidupannya yang normal, sama sekali tidak disangka akan ada masalah begini.

Tapi jelas-jelas kali ini Ibu Lu tidak mau dengar satu kata pun, melihatnya langsung dia menggebrak meja, sekaligus dia membanting apa yang ada di tangannya, dengan sangat marah berteriak: “Kau masih mau bohong!”

Lucy Lu menunduk, melihat tumpukan foto mesra yang ada diatas meja, lalu berteriak kaget.

“Hari ini aku menelepon asistenmu, dia bilang beberapa hari ini kau pulang tepat waktu, sekarang demi seorang lelaki, kau bahkan berani menipu ibumu sendiri, iya kan?!”

Wanita paruh baya itu bicara sambil emosinya menggebu-gebu, membuat nafasnya menjadi sangat cepat.

Lucy Lu mengepalkan kedua tangannya, melihat ibunya yang kehilangan kendali ini, seketika dia susah menghadapinya.

“Ma...” Dia berdiri disana, merasa kakinya sangat berat ketimbang basanya, suaranya pelan, lalu mengulang lagi kata-katanya, “Ma, kau selalu mengerti aku, harusnya lebih mengerti isi hatiku kan?”

“Lalu apa?” Ibu Lu bersabar sebisa mungkin, air matanya masih saja mengalir dari sudut matanya, wajahnya panik sambil tangannya menghapus air mata, menjawabnya dengan suara sengau.

“Jika ibunya tidak setuju, kau mau begini terus dengan Dean Shao? Dengan temperamen nyonya tua itu, kalau dia tahu, dia akan menghadapimu dengan segala cara, cara pahit seperti ini apa kau belum cukup?!”

Di satu sisi dia kasihan dengan anaknya, satu sisi dia sangat marah, kekesalannya menjadi satu, menimbulkan rasa sakit.

“Aku tidak takut, ma.” Lucy Lu menggigit bibirnya, saat bicara suaranya stabil, “ Aku sudah memilih untuk memulai dari awal dengannya, sama dengan aku sudah membuat keputusan yang paling buruk.”

Dia berhenti-henti, pandangannya turun, sepasang tangannya yang dikepalkan tidak lagi dirasa berat, “Lagipula sikap mamanya kepadaku sudah lebih baik dibanding dulu.”

“Bagaimana mungkin....” Ibu Lu tidak percaya, hampir saja dia hendak melawan, di saat bersamaan dia mendongak melihat sepasang mata Lucy Lu yang stabil dan tenang, seakan sudah mengerti, jarinya menunjuk, dengan pandangan yang tidak dapat dikendalikan, “Lucy, katakan padaku dengan jujur, Danielle telah diculik, apa itu perbuatanmu?”

Sambil bertanya, sa,bil dia mengingat setiap detil kejadian, tanpa menunggu jawaban Lucy, harinya sudah menetapkan jawaban.

Lucy Lu menundukkan kepala tidak menjawab, hanya air matanya jatuh mengalir tanpa suara, lalu dengan cepat memenuhi wajahnya.

Ibu Lu membuka matanya lebar-lebar, pikirannya terus mencari jawaban dan emosinya terhadap Lucy Lu diredam oleh air matanya, matanya bergetar, bibirnya kaku, “Anakku, bagaimana kau bisa setega itu....”

“Tidak tega, ma, aku sangat tdak tega.”

Lucy Lu mendengar nada bicara ibunya melembut, tiba-tiba ia merasa bersalah.

Sejak ayahnya mengalami kecelakaan, dia mulai mengemban semua tanggung jawab rumah tangga sendirian, sejak saat itu hatinya yang masih sebagai wanita muda terkubur di hatinya terdalam, menghadapi ibunya yang membesarkannya, belum pernah ia menjadi anak kecil pemarah seperti ini.

Tapi saat ini, dia benar-benar tidak tahan, menghadapi air mata ibunya membuatnya membuka lengannya, ingatannya kembali ke masa-masa mudanya, seperti anak kecil ia mask kedalam pelukan ibunya, menangis tersedu-sedu.

“Ma, aku sangat sedih. Setiap kali teringat Danielle, aku selalu ingin mati saja. Aku bukan ibu yang baik, aku terlalu jahat...” dia membenamkan kepalanya di dada ibinya, dengan cepat menjadi basah oleh air mata.

Dihadapan ibu, dia melepaskan semua alat perangnya, mengeluarkan semua isi hatinya, “Tapi aku mencintai Dean Shao. Setelah menghindar stau tahun, aku kira aku juga bisa keluar, tapi kenyataannya aku hanya bersembunyi makin dalam. Dulu aku bukanlah istri yang baik, sekatang juga tidak bisa menjadi ibu yang baik...”

Kata-kata Lucy Lu seperti palu yang berat, memukul hati Ibu Lu dengan keras. Tidak bisa berkata apa-apa, karena tenggorokannya kering sekali, saat ini ia seperti seorang ibu, berkelakuan seperti sedang melindungi anaknya.

Dia hanya terdiam, telapak tangan yang lebar dan kasar itu mengelus rambut Lucy Lu dari kepala hingga punggung.

Tidak tahu setelah berapa lama, orang yang ada didalam pelukan baru dirasa membaik.

Suara sesenggukannya berhenti, hatinya pun tenang, ia pergi dari pelukan ibunya, berbalik mengambil tisu di meja. Matanya bengkak memerah, merasa matanya sedikit panas.

“Lucy...” Ibu Lu melihat anaknya yang kebingungan, hatinya tampak seperti ditekan. Walaupun dia tidak senang dengan keputusan ini, tapi hatinya menjadi berani, “Lakukan apa yang ingin kau lakukan, mama mendukungmu.”

Dia tersenyum dengan datar, senyumnya sedikit menyejukkan.

Sebenarnya ibunya adalah orang yang berkualitas, hanya saja katena usia, badan dan harinya telah mengemban banyak sekali beban berat.

Gerakan Lucy Lu yang sedang mengambil tisu terhenti sebentar, tidak siapa yang tidak percaya atau memang kata-kata ibunya membuatnya terharu.

Melihat pandangan mata ibu Lu sudah lega, bibirnya mulia menampakkan senyuman, “Kalau sampai ibu tua itu, kalau dia mau tertawa ya tertawa saja. Asal kau bahagia, mama sudah cukup.

Hati Ibu Lu tergerak, dari hatinya dia mengerti perasaan Lucy Lu terhadap Dean Shao, bahkan anak pun di korbankan, cinta yang seperti itu sangat dalam.

“Ma....”, kata Lucy Lu, tidak berani melihat ibunya.

Ibu Lu menoleh, mengelus lagi kepala Lucy Lu dengan lamban dan lembut, “Masih ada lagi, mama juga tidak ingin sembunyikan darimu. “

Dia berusaha untuk tenang, tapi setelah berusaha untuk tenang, suaranya masih bergetar.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu