Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 579 Daddy Yang hebat.

Keesokan harinya, sebelum fajar, Lucy Lu dalam tidurnya samar-samar merasakan pergerakan di samping ranjangnya, ketika dia mencoba membuka matanya, dia menyadari bahwa sekitarnya sudah kosong.

Dia tanpa sadar berteriak "Dean", suaranya terdengar sedikit serak.

Kemudian, yang menjawab dirinya hanyalah lampu mobil yang bersinar melalui jendela balkon dan deru mesin mobil menjulang dari luar pintu halaman.

Dia terduduk di tepi tempat tidur dan menatap cahaya dari jendela itu sampai perlahan-lahan menghilang di iringi dengan suara mesin mobil, ia mengulurkan tangannya untuk menyalakan lampu dinding di samping ranjang.

Dia mengambil ponsel di sebelahnya dan melirik jam, pada saat itu tepat jam tiga subuh, dia menyipitkan matanya, mencari nama Dean Shao di daftar kontaknya, kemudian mengirimkannya pesan.

Dean Shao yang duduk di kursi belakang mobil menggunakan komputer untuk mengerjakan beberapa dokumen, ketika ponselnya berdering, alisnya yang selalu berkerut sedikit tanpa disadari, penampilannya yang serius dan dingin dengan penampilan Dean Shao yang biasanya dilihat oleh Lucy Lu di kehidupan sehari-hari, ada beberapa perbedaan.

Mendengar nada pesan masuk, dia meraih ponsel dari kantong dadanya, membuka layar dan meliriknya, lalu alisnya perlahan-lahan menjadi santai.

—— "Kamu pergi begitu pagi?"

Ketika membacanya, ia merasa kata-kata itu membawa penekanan.

Dia mengetuk layarnya dua kali, membalasnya dengan kata "Iya", wetelah beberapa saat ketika telepon dimasukan, dia merasa ada sesuatu yang salah dan bertanya lagi padanya: "Apakah aku membangunkanmu?"

"Tidak."

Sambil menjawab pesan itu, Lucy Lu membuka selimut dan turun dari tempat tidur, berjalan tanpa alas kaki ke balkon, membuka tirai, melihat ke bawah dan melihat ke atas lagi.

Rumah ini berdiri dengan satu gedung, ada pemandangan yang luas, di atas kepalanya ada bulan yang berbentuk setengah lingkaran, terlihat cerah.

Dia menghela nafas dengan lembut, tangannya di pagar balkon, kemudian membuka layar ponselnya lagi untuk membalas pesan: "Suamiku, kamu telah bekerja keras."

Kemudian mengambil foto pemandangan malam hari di depannya, dikirimkan bersamaan.

Awalnya berpikir bahwa kata-kata penuh cinta dan lembut ini bisa membuat lelaki itu sedikit tersentuh, tidak perlu menunggu lama, sudah ada pesan balasan, tapi tidak seperti pikirannya balasannya hanyalah sebuah pertanyaan menunjukkan bahwa pria itu tidak senang.

—— "Kenapa kamu bangun dari tempat tidur?"

Dia juga berkata, "Sana tidur lagi, malam hari akan terasa dingin."

Lucy Lu tersenyum, merasakan sedikit kesejukan menyebar di telapak kakinya, dia dengan patuh mendengarkan kata-kata pria itu, kembali ke kamar tidur, terus berbaring.

Akhirnya, ia tertidur hingga jam sepuluh pagi.

Terbangun oleh karena pergerakan yang berisik di ruang tamu, matanya terbuka, setelah melihat jam, dia terkejut dan dengan cepat mengganti pakaiannya, ka melihat dua orang tua di ruang tamu melihat kotak besar di depan mereka.

Melihat Lucy Lu keluar, Ibu Shao mengulurkan jarinya, "Apakah kamu membeli ini?"

Lucy Lu teringat sesuatu, ia melirik Danson yang duduk di karpet di sebelahnya, sambil bermain-main dengan balok bangunan, ia menjelaskan sambil tersenyum: "Ini barang yang dibeli Dean Shao untuk Danson."

Pria kecil itu tampaknya tidak peduli dengan pergerakan di sini, tetapi begitu dia mendengar kata-kata Mommynya, kedua telinga kecil itu berdiri seketika, kemudian dia bangkit dari karpet, kemudain kerangka di karpet dengan pantat yang goyang-goyang ke arah sini.

Dia sepertinya tidak mempercayainya, menatap kotak besar di depannya, matanya yang bulat besar berkedip, dia mendongak dan bertanya pada Lucy Lu: "Daddy membelikan ini untuk Danson?"

Diluar kedua bocah kecil itu, bahkan Ibu Shao dan Ibu Lu merasa terkejut, pada saat ini, bibi telah mengambil gunting dari dapur dan hendak membuka kotak itu untuk di lihat.

Danson memeluk paha Lucy Lu, menjinjit, memanjangkan lehernya.

Dia biasanya berpura-pura tidak ingin tahu, lagipula dia masih anak-anak di bawah umur dua tahun, menghadapi kejutan seperti ini, ia tidak bisa menutupi rasa penasarannya.

Lucy Lu Yao berpikir sejenak, mengangkat bocah kecil itu, kemudian memeluknya di dadanya, membuatnya dapat melihat dengan jelas.

Setelah kotak terbuka, ada mainan beraneka ragam dari besar hingga kecil, semua yang di sukai bocah ini.

Mata bulatnya berkedip, Lucy Lu bertanya padanya apakah dia menyukainya, tetapi dia mengerutkan kening merasa ragu untuk beberapa saat sebelum dia mengangguk.

Kemudian, Ibu Shao mengeluarkan sebuah mobil mainan dari dalam, membungkuk dan menggoyangkannya dua kali di depannya, bertanya apakah dia ingin bermain dengan nenek.

Bocah kecil itu mengerutkan kening lebih dalam, menoleh dan memandang Lucy Lu dengan cemas, kemudian berbisik di telinganya, "Ada apa dengan Daddy?"

Lucy Lu yang ditanya, merasa sedikit dengan tidak memahami arti dari kalimat itu,.dia mengangkat alis dan menjawab, "Daddy baik-baik saja."

"Apakah Daddy, tidak menginginkanku lagi..." Bocah kecil itu menggelengkan kepalanya dengan ekspresi serius,terlihat jelas tidak percaya.

Setelah melihat ke bawah, mengorek kuku jarinya yang kecil, terlihat sedikit tidak tenang.

Ketika Lucy Lu melihat itu, dia merasakan tenggorokan kering dalam sekejap, dia mengelus-elus kepala kecil itu, menghiburnya: "Daddy sangat menyayangimu, tidak mungkin dia mau membuang Danson."

Terlihat jelas bahwa ada cahaya yang berkedip di mata bocah kecil itu, pada saat ini, ada sedikit tekanan di pahanya, dia melihat ke bawah dan melihat Danielle melihat ke atas dengan dagu di kakinya, "Mommy, sebenarnya kakak sangat sayang pada Daddy."

Setelah berbicara seperti itu, wajahnya yang kecil terlihat seperti orang dewasa berkata, "Kakak, Mommy sedang menjaga adik kecil, kamu jangan membuatnya terlalu lelah...."

Bocah kecil itu hari ini mengenakan gaun putri berwarna merah muda, wajahnya ada rona, kata-katanya terdengar tidak begitu jelas, tetapi semua orang yang hadir disana bisa mengerti.

Ibu Shao dan Ibu Lu tanpa sadar saling memandang, masing-masing merasa terkejut dan terharu.

Lagipula selama beberapa waktu ini kedua bocah kecil ini selalu bersamanya, perasaan tidak senang Ibu Shao terhadap Lucy Lu, sampai hari ini sudah dihilangkan semua.

Ibu Lu pertama kali yang menjawabnya, mengambil Danson dari tangan Lucy Lu, mencubit hidung kecilnya dan memberitahunya: "Daddy terlalu sibuk bekerja, dia sangat menyayangi Danson, setiap kali dia menelepon pulang, dia selalu bertanya kepada kami apakah Danson baik-baik saja ... "

Lucy Lu menatap anaknya yang di bawah ke taman bermain di halaman belakang, kemudian Ibu Shao dengan terburu-buru mengikutinya dari belakang, Danielle berjalan dengan terhuyung-huyung di belakang mereka, seketika suasana hatinya susah untuk di gambarkan. Setelah makan siang hari itu, Lucy Lu dan Dean Shao melakukan panggilan video, ketika mengobrol, ia sengaja keluar dari kamar dan menujukkan layarnya kearah dua anak yang sedang ribut itu.

Dia dengan santai menceritakan apa yang terjadi pagi ini.

Lelaki itu menyipit, di video menatap pria kecil yang bersenang-senang dengan mainan mobilnya, lama tidak berbicara.

Kemudian, ketika panggilan video ditutup, Lucy Lu memanggil dua anak itu, kedua bocah kecil itu membawa bangku plastik kecilnya dan berjalan ke arahnya dalam tiga langkah.

"Mommy, ada apa?"

Danielle mengambil bangku kecil terlebih dahulu untuk duduk, setelah beberapa saat, Danson juga terduduk dengan bokongnya, matanya yang besar berkedip dan menatapnya dengan serius.

Lucy Lu mengerutkan bibirnya, berlutut dan menyentuh kepala kedua bocah kecil itu, "Mommy ingin memberitahumu seberapa hebatnya Daddymu."

Kemudian, Lucy Lu mengatakan sesuatu tentang Dean Shao saat dia masih muda, berusaha menggunakan kata-kata yang berlebihan untuk menceritakannya, setelah mendengar itu kedua bocah itu tertegun.

"Daddy hebat!"

Ketika Lucy Lu menyelesaikan kisah Dean Shao tentang pria itu menyelamatkan orang di laut, mata Danielle seakan-akan berkedip seperti bintang-bintang, dia menepuk kedua telapak tangannya di sertai ekspresi sukacita di wajahnya, tanpa berusaha di sembunyikan ia menunjukkan perasaan penuh kagumnya.

Secara otomatis, untuk anak berusia dua tahun, cerita Lucy Lu sengaja ditambahkan kesan-kesan sihir seperti di dongeng, kedua bocah kecil itu mendengarnya seperti sebuah cerita, tetapi setelah mengingat tokoh dalam cerita adalah Daddynya, merasa sedikit gugup saat ada kondisi bahaya di dalam ceritanya.

Setelah ceritanya selesai, ekspresi di wajah kedua bocah.kecil itu masih susah untuk dijelaskan.

Lucy Lu menahan napas, kemudian menghela napas lega, memanfaatkan celah ini untuk perlahan-lahan tersenyum, "Daddy kalian sangat hebat, dia sangat menyayangimu, tidak peduli itu Danson atau Danielle, dia menyayangi mereka berdua."

Karena cerita Lucy Lu, gambaran Dean Shao tercetak dengan jelas di hati si kecil Danson. Melihatnya mengedipkan matanya, dia tidak lagi dengan sengaja memajukan mulut seperti dulu, tetapi memandang Lucy Lu dengan tertegun, seolah-olah dia saat ini masih belum keluar dari ceritanya.

Setelah itu, Dean Shao kembali ke Kota Jin, bocah kecil itu tidak lagi dengan sengaja menghindari dan bersembunyi, tetapi menarik celana panjang nenek-neneknya, dengan hati-hati dan kagum menatap pria tinggi di depannya.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu