Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 254 Tetapi Aku Tidak Baik

Lucy Lu membantu Harry Xiang berjalan menuju kompleks seberang.

“Kamu tunggu sebentar di sini, aku pergi beli obat memar, nanti setelah kamu pulang, coba kamu periksa lukamu, jika sangat parah kamu harus pergi ke rumah sakit.” Lucy Lu membantunya duduk di lantai bawah dan selesai berbicara, dia langsung pergi.

Harry Xiang menghirup udara dingin, kehangatan dan kelembutannya yang biasa terhapus oleh darah di tubuh dan wajahnya, akan tetapi senyumannya masih terlihat menarik.

“Hanya luka luar, aku ada obat di rumahku, kita pulang saja dulu.” Selesai berkata, dia dengan setengah bercanda mengatakan, “Segera urus luka di tubuhku ini. Jika tidak, setiap kamu melihatku, kamu seakan melihat hantu, hatiku sedikit tidak bisa menerima.”

Lucy Lu terdiam sesaat, lalu tidak bisa menahan senyumnya: “Kelihatannya lukamu tidak begitu parah, kamu masih bisa bercanda.”

Dia menyimpan senyumannya, ekspresinya tenang dan sedikit terkulai, “Ambil sayuran saja juga bisa membuatmu dipukul, aku minta maaf.”

Senyuman Harry Xiang tidak berubah, dia merentangkan kakinya dan menyentuh sudut bibirnya lalu menyeringai kesakitan.

Nadanya sangat santai: “Ini tidak berhubungan denganmu, tidak perlu merasa bersalah, Glen Lin mungkin melihat aku membuka pintu mobil CEO Shao dan merasa curiga jika aku mempunyai tujuan lain. Kita tidak berkomunikasi dengan baik sehingga berkelahi, ini juga tidak berbahaya, berkelahi dan bergerak juga baik untuk otot dan sendi.”

Lucy Lu tidak berbicara, ekspresinya membeku.

Harry Xiang melembutkan alisnya dan merendahkan nadanya: “Apakah kamu sangat mengkhawatirkanku tadi? Kamu bahkan hampir menangis.”

Tangan Lucy Lu melambat, matanya bergerak sedikit, dia menghindari tatapan langsung darinya, lalu mengedipkan matanya, tersenyum dan berkata: “Siapapun pasti akan terkejut, apalagi aku tidak pernah melihat perkelahian seperti ini, hari ini kamu telah mengambil inisiatif mengorbankan diri untuk membiarkanku melihat sekali, aku sangat terharu.”

Bibir pria itu menahan tawa, tatapannya mendalam. Setelah mendengar perkataannya, dia tertawa untuk menutupi perasaan tertentu.

“Fanny tidak melihat kita berdua di rumahku pasti akan merasa cemas, setelah aku membantumu naik ke atas dan mengobatimu, aku akan segera kembali.”

Dia menjulurkan tangannya ingin mengangkat lengan pria itu, tetapi tangannya malah ditangkap, dia terhenti sesaat. Tetapi, melihat ekspresi pria itu yang tidak terkejut, seakan tidak memperhatikan, dia tidak mengatakan apa-apa.

Sesampainya di rumah, dia mencari kotak obat dan menunggu di ruang tamu, pria itu membersihkan lukanya sendiri.

Ketika Harry Xiang keluar, dia melihat Lucy Lu menyilangkan kakinya duduk termenung di atas karpet lantai, wajah kecilnya tenang seakan tenggelam dalam dunianya sendiri.

“Apa yang kamu pikirkan?”

Selesai keramas dan mengganti baju, luka di wajahnya tampak lebih mengejutkan.

Lucy Lu tersadar dari lamunannya, dia menatapnya lalu menunduk untuk mengambil barang dari kotak obat, dia lupa menjawabnya.

“Aku telah melihat, kamu memiliki banyak obat dan itu cukup untuk luka luar. Oh ya, apakah ada luka berat di tubuhmu?” Dia mengangkat kepalanya bertanya.

Harry Xiang menatapnya dari atas, Lucy Lu yang berpostur mungil kelihatan semakin lemah.

Dia dengan lembut menjawab: “Tidak ada.”

“Baik, duduklah, aku akan mengobatimu.” Selesai berbicara, dia menunduk menatap buku instruksi.

Harry Xiang duduk di depannya, ekspresi Lucy Lu sangat serius, ketika dia menunduk, Harry Xiang membantunya merapikan rambut di dekat telinganya.

Tubuh Lucy Lu menegang, dia tidak mengangkat kepalanya, ekspresinya berubah dan dengan suara yang masih jelas mengatakan: “Ini ada obat semprot, akan lebih praktis jika memakai ini, kamu coba saja.”

Kemudian, dia meletakkannya di depan Harry Xiang.

“Bukannya kamu ingin membantuku mengolesi lukaku? Begitu akan lebih cepat sembuh.”

Ekspresi Lucy Lu sedikit jelek, dia mendongak dan bertatapan dengannya lalu dengan tenang berkata: “Senior, kita semua sudah dewasa, tidak ada hal yang tidak mengerti, jika kamu terus begini, aku tidak bisa menutup mata,” selesai berbicara, dia merapikan lengan bajunya dan berkata, “Aku akan menjemput dan mengantar Fanny ke sekolah beberapa hari ini. Kamu sebaiknya mengambil cuti beberapa hari dan istirahat di rumah, aku duluan.”

Harry Xiang menatap obat di depannya dan tidak bergerak, matanya semakin gelap.

“Aku mengerti,” suaranya masih lembut, “Hati-hati di jalan.”

Lucy Lu yang memiliki banyak pikiran dengan lambat berjalan keluar.

Ketika dia menggesek kartu di lift lantai bawah, dia terkejut, dia menoleh dan melihat Dean Shao berjalan keluar dari sudut yang gelap.

Lucy Lu mengelus dadanya dan melototinya berkata: “Malam-malam begini, kamu berdiri di sana sengaja menakuti orang?!”

Pria itu tidak berekspresi, tatapannya sedikit gelap dan bibirnya terukir sebuah senyum dingin.

“Orang yang normal bisa melihatku sekilas, kamu sendiri yang ada pikiran sampai tidak mengedipkan mata, dan kamu masih menyalahkanku?”

Lucy Lu memejamkan matanya, terjadi banyak hal dalam satu malam, dia bahkan belum makan malam, dia sungguh tidak memiliki energi untuk terus berdebat dengannya, dia membuka pintu dan memasuki lift.

Kartu di tangannya tiba-tiba diambil dari belakang, dia belum sempat berteriak karena terkejut, dia langsung didorong oleh pria itu ke sudut tadi, kedua hidung mereka saling berhadapan dan mereka berdua bernapas menghirup udara yang sama di ruang kecil itu, semuanya adalah rasa satu sama lain.

Mata pria itu sangat gelap, tiba-tiba dia tersenyum dan dengan pelan bertanya: “Apakah Tuan Xiang baik-baik saja?”

Lucy Lu yang ditindas malah terlihat sangat tenang, dia juga tersenyum dan ekspresinya terlihat normal: “Lukanya telah dibersihkan dan diolesi, dia lumayan baik.”

Bibir pria itu semakin dingin, sesaat kemudian dia berkata: “Tetapi aku tidak baik.”

Sedetik kemudian, sebuah bibir tipis menutupinya dan seperti badai menginvasi dan berputar seolah-olah ingin memakannya.

Lucy Lu dipaksa untuk menerima, gigi mereka saling bertabrakan, bau darah menyebar dan dia mengerutkan keningnya.

Pria itu berhenti sebentar, lalu gerakannya jauh lebih lembut, lidahnya menutupi lukanya dengan sangat lembut dan Lucy Lu tidak bisa menahan dirinya untuk gemetaran.

Semakin ke belakang, wajahnya semakin merona dan dia dicium sampai sekujur tubuhnya meleleh, pinggangnya didukung oleh Dean Shao sehingga dia bisa berdiri tegak.

Mata pria itu sangat memikat, tatapannya ketika melihatnya membawa gairah yang tidak diragukan lagi.

Lucy Lu menahan dirinya dan mendorongnya terus menerus: “Jangan berbuat onar lagi.”

Siapa sangka dia berbisik di telinganya dan merayunya: “Ayo naik ke atas.”

Suaranya serak dengan pengendalian diri, Lucy Lu belum sempat bereaksi, dia telah dipeluk memasuki lift.

“Kamu…Aku ingin pulang!” Dia dengan sekuat tenaga melawan, jika seperti ini, pasti akan lepas kendali.

Pria itu tersenyum tipis, lalu menarik tangan Lucy Lu untuk menyentuh tempat tertentu: “Aku sudah begini, bagaimana kamu pulang?”

Sekujur tubuh Lucy Lu seakan terbakar, dia menggertakkan giginya dan berkata: “Dasar kamu bajingan!”

Dean Shao menatapnya dalam dua detik penuh dan dengan senyum licik mengakui: “Apapun yang kamu katakan itu benar,” lalu dia membungkuk dan menciumnya.

Keduanya sambil tejerat dan memasuki kamar tidur, karena Lucy Lu mengkhawatirkan anak, dia terus mendorongnya. Dean Shao juga takut menyakitinya, sehingga dia terus menenangkannya dengan suara rendah dan penuh kasih sayang di telinganya.

“Aku…Apa aku bisa sekarang?” Lucy Lu telah digoda sampai tatapannya melemah, dia menggunakan akal sehatnya yang terakhir untuk bertanya padanya.

Suara pria itu sabar, gerakannya sangat lembut dan berhati-hati: “Bisa, aku akan berhati-hati.”

Selesai berbicara, dia mendorong naik bajunya dari pinggang, lalu menunduk dan mencium.

Setiap tempat yang diciumnya seakan terbakar, pria itu bernapas dengan terengah-engah, sesaat kemudian, dia mencondongkan tubuhnya untuk masuk.

Lucy Lu masih merasa khawatir dalam keadaan berkabut itu, dia terus mengingatkannya untuk berhati-hati.

Pria itu mendukung dirinya di atas tubuh Lucy Lu, gerakannya sangat lembut dan terus menenangkannya.

Setelah selesai, Lucy Lu membuka matanya yang jernih untuk menatap plafon.

“Maukah aku menggendongmu pergi mandi?” Dia mencium-cium sudut bibirnya.

Lucy Lu berkedip lalu membalikkan badannya membelakanginya: “Tidak perlu, aku akan pergi sendiri.”

Segera terdengar suara Dean Shao turun dari tempat tidur dan terdengar suara air dari dalam kamar mandi.

Dia memejamkan matanya yang letih, sudut bibirnya terasa sedikit pahit.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu