Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 467 Mesin Pencuci Piring Seharga Enam Puluh Juta

Ketika pesta jamuan makan Keluarga Song berlangsung meriah, CEO Shao yang mengenakan baju rumah longgar, sedang menemani istrinya berbelanja untuk tahun baru.

Melepaskan pakaian kerjanya dan berjalan di jalanan, lebih menarik perhatian daripada sebelumnya.

Rambutnya tidak dirapihkan, dengan natural jatuh ke alisnya, janggut halusnya dibawah dagu, jelas-jelas membuat penampilannya lebih santai, namun malah membuatnya terlihat semakin menawan, membuat sekelompok wanita yang lewat tak berani melihatnya.

Bahkan seorang wanita yang sedang hamil tua tak tahan untuk tak berkomentar menarik lengan suaminya dan berkata, “Wah, ganteng sekali, andai saja kamu ganteng seperti itu, aku tidak akan kuatir anak kita setelah besar nanti apakah akan dapat mencari istri.”

Raut wajah suami di sampingnya langsung berubah ketika mendengar perkataan itu, sambil menoleh ke belakang, lalu bergumam marah menjawab, “Penampilan seperti dia, lalu memberikan tas kepada istri? Sekali lihat saja sudah tahu, pasti ada sesuatu dibaliknya, wanita disampingnya pasti sangat kaya.”

Lucy Lu yang sedang berjalan digandeng Dean Shao, mendengar hal itu tiba-tiba berhenti, hatinya merasa tersinggung.

Dia memang tidak sebanding dengan Dean Shao dalam penampilan dan kualitas, namun ketika membahas penampilan dan perawakannya, ia juga dapat dikatakan “menarik,” mengapa harus orang yang kaya raya, baru pantas menjadi pasangan Dean Shao.

Dia sama sekali tidak senang, tapi ia hanya bisa memasang wajah tenang, tidak menunjukkan apa-apa.

Tapi Dean Shao yang mengikuti langkahnya, dengan tidak jelas menoleh ke sekeliling, bertanya: “Kenapa?”

Saat itu pepohonan di kedua sisi jalan telah dipenuhi lampu strip berwarna kuning, sepanjang jalanan tidak hanya diterangi cahaya terang, tetapi juga telah terlihat suasana tahun baru, Lucy Lu berada di bawah salah satu pohon besar itu, lalu dagunya dipegang oleh satu tangan lelaki itu, dengan lembut ia mencubitnya, lalu mendengar kata-kata lelaki itu, “Ayo kita pergi, sayang.”

Keluhan di hatinya langsung lenyap dalam sekejap, senyum di wajahnya mulai mengembang, amarahnya telah hilang sebagian, dan kini ia mengikuti langkah lelaki itu berjalan ke depan, sambil berjalan ia menyandarkan dirinya pada lengan lelaki itu, lalu mulutnya bersenandung.

Saat-saat nyaman seperti ini, ia memicingkan matanya sambil menengadah ke atas melihat lampu kelap kelip pada pohon, ia merasa seperti sedang bermimpi.

“Pemandangan seperti ini, aku sudah sering memimpikannya.” Ia yang sedang bersenandung, tiba-tiba berbicara dengan lembut.

Kedua tangan pria itu berada dalam saku pakaian hangatnya, lengannya menjepit tangan yang memegang lengannya, sengaja melindungi tangan wanita itu, mendengar perkataan itu tiba-tiba bibirnya terangkat.

Dia sebenarnya malah tidak pernah membayangkan, juga tidak pernah memimpikannya, namun ia tiba-tiba merasa kehidupannya pada saat ini benar-benar membuat orang sangat menginginkannya.

Kedua orang itu berjalan, sambil membicarakan hal-hal rumah tangga.

Taplak meja dan gorden di rumah perlu diganti warna apa, harus membeli berapa set pakaian untuk Danielle dan Danson, dan sebagainya, mereka dengan pasangan suami istri biasa lain tidak ada bedanya.

Setelah berjalan beberapa waktu, ketika menyebrang jalan raya terlihat di depan pintu pusat perbelanjaan seberang jalan sangat ramai, orang-orang tidak berhenti berkerumun, Lucy Lu dan Dean Shao yang terpancing kerumunan orang di depan itu, tanpa sadar mempercepat langkah mereka.

Setelah melintasi jalan raya, ketika mendekati pusat perbelanjaan itu baru dapat melihat dengan jelas, di depan pusat perbelanjaan itu sedang berlangsung sebuah acara promosi dari sebuah merk tertentu, yang mengambil kesempatan dari keramaian sebelum tahun baru, metode promosi seperti ini sudah tidak jarang ditemukan.

MC di panggung mempromosikan dengan keras, menarik gelombang pengunjung.

“Ayo pergi.” Orang-orang di sekitar semakin berisik dan penuh sesak, Dean Shao tanpa sadar menggandeng tangan Lucy Lu, menariknya pergi menjauh dari situ.

Dia tidak tertarik dengan acara seperti ini, terlebih dengan diskon besar-besaran juga tidak tertarik.

Lucy Lu berjalan keluar mengikuti langkah kaki lelaki itu, setelah mendengar MC mempromosikan, ia malah membuka matanya lebar-lebar, menghentikan langkahnya, sehingga menghalangi orang.

“Selanjutnya, adalah kontes pengetahuan. Untuk naik ke panggung pada putaran kali ini sangat membutuhkan keberanian, karena saya telah menyiapkan lembar soal berisi 20 pertanyaan yang paling sulit, siapa partisipan yang mendapatkan jumlah jawaban benar terbanyak, akan dapat membawa pulang hadiah terbesar kami pada hari ini, sebuah mesin pencuci piring seharga 60 juta...”

Wanita itu ketika mendengar “mesin pencuci piring” tiga kata ini, matanya langsung memancarkan sinar yang tak bisa dijelaskan, ia menngadah dan berkata kepada lelaki itu, “Dean, mesin pencuci piring...”

Sepasang mata cerah itu berkedip dua kali, dengan sedikit memohon manja.

Raut wajah lelaki itu malah tetap datar, sambil menarik wanita itu untuk terus berjalan, dengan tegas ia melontarkan satu kata: “Beli!”

Baru berjalan dua langkah, dengan susah payah menarik diri dari kerumunan orang, malah ditarik kembali.

“Lucy Lu, hanya sebuah mesing pencuci piring, suamimu masih sanggup membelinya.” Raut wajahnya tampak muram, sangat berbeda dengan raut wajah cerah wanita di sebelahnya.

“Cepat, cepat, cepat...” Lucy Lu malah tidak mendengarnya, sekuat tenaga ia menepuk bahu Dean Shao, dengan wajah bersemangat, sampai wajahnya menjadi merah, “Hemat enam puluh juta, bisa untuk mendaftarkan Danielle di kelas pre-school yang kamu suka itu.”

Dean Shao menatapnya, akhirnya mau tidak mau, ketika MC menghitung count down, Lucy Lu mendorongnya naik ke panggung.

Dia pada dasarnya tidak peduli dengan enam puluh juta itu, tapi tak dapat dijelaskan, dia malah menyukai Lucy Lu yang memperhitungkan hal-hal detail dalam kehidupan, yang membuatnya ingin memanjakannya.

Begitu Dean Shao naik ke panggung, di antara kerumunan pengunjung terdengar suara desahan yang tak besar namun tak kecil.

Ada orang-orang yang tanpa sadar meragukan, apakah lelaki yang memakai pakaian hangat hitam itu adalah orang yang mereka undang.

Lucy Lu menoleh ke kiri dan kanan, mengikuti beberapa yang menunjuk-nunjuk, lalu ia menyadari bahwa suaminya yang tampan itu berada diantara sekerumunan orang biasa, dengan jelas membuatnya tambah menarik.

Dua orang kakak beradik perempuan yang sedang bergandengan sambil tertawa kecil berkata, “Sekarang sangat populer mencari aktor dengan tampang seperti paman tampan itu kan, sudah berikan dia juara satu, kita melihatnya saja sudah cukup.”

Ketika Lucy Lu mendengar kata-kata itu, mau tak mau menoleh ke samping, lalu ia melihat dua perempuan yang cantik, tampaknya masih muda, tampangnya seperti mahasiswi.

Ia berdeham dengan canggung, lalu ia mendengar lagi tawa yang renyah, “Kalau aku tidak salah ingat, bukankah kamu suka model yang seperti itu? Aku lihat dia lumayan juga, mau tidak nanti setelah ia turun panggung aku minta nomor Hpnya, siapa tahu kalau beruntung bisa mengajak dia ke rumah saat tahun baru...”

“Kamu juga tidak tahu apa dia sudah menikah atau belum, tampaknya umurnya tidak muda lagi.” Perempuan muda dengan sepasang mata yang indah itu dengan semangat bergumam, “Tapi aku tebak rasanya belum menikah, coba kamu lihat tangannya bersih, tidak memakai apa-apa ‘kan?”

Mengikuti arah pembicaraan perempuan muda itu, Lucy Lu tanpa sadar mengarahkan pandangannya pada tangan Dean Shao, ruas-ruas jarinya yang panjang dan bersih, yang sekarang sedang memegang lembar soal yang diterima dari MC acara.

Memang benar tidak ada apa-apa.

Dalam hatinya mengerang, dengan terpaksa ia mengeluarkan tangannya dari dalam saku, lalu mengelus cincin berlian besar di jari manisnya.

Pria di atas panggung yang terlihat elegan dan pintar itu sudah menyelesaikan setengah dari seluruh pertanyaannya, dia menjawab benar setengahnya, pada saat itu suasana menjadi lebih ramai, sorak-sorai dari penonton terus berlanjut.

Lucy Lu membuka matanya, melihat dua perepuan muda itu meletakkan tangannya di mulut membentuk terompet, dengan semangat berteriak gembira, saat itu Lucy Lu sudah tidak peduli dengan mesin pencuci piring seharga 60 juta itu.

Ia mengepalkan tangannya, Dean Shao jauh lebih berharga daripada mesin pencuci piring itu.

Waktu terus berjalan, setelah sepuluh menit lebih kemudian, awalnya di panggung masih ramai, namun saat itu tinggal tersisa tiga orang, masih ada pertanyaan terakhir, siapa bisa menjawab benar, siapa yang akan membawa pulang mesin pencuci piring.

Saat MC sudah cukup banyak menjual, setelah perlahan mengumumkan pertanyaan terakhir, penonton terdiam sejenak.

Tiga orang di atas panggung juga memiliki ekspresi yang sama, Lucy Lu menoleh, melihat di sebelahnya sudah ada orang yang melakukan pencarian di HP.

“Tidak boleh memberi bocoran ya...” MC meletakkan jari telunjuknnya di bibir, sambil tersenyum ia berkeliling memperhatikan penonton.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu