Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 51 Aku Tidak Pernah Akan Melewatkan Cerita Pangeran Menyelamatkan Putri Tidur

Setelah keributan saat itu, Lucy Lu sampai setengah bulan tidak bertemu dengan Dean Shao, juga tidak ada kontak sama sekali.

Setiap hari hanya duduk di kantor, dia akan mengenang masa lalu tanpa sadar melihat sebentar gedung yang berada di sebrang, tetapi gorden jendelanya terus menutupi, di dalam hatinya berpikir, harusnya dia sudah kembali ke kota Jin.

Masalah pribadi dan masalah pekerjaan, dia begitu membaginya begitu baik, pemikiran seperti ini Lucy Lu tertawa seketika sampai kepala terdongkak ke belakang.

Siang hari, seharian berhadapan dengan computer, Setelah Lucy Lu selesai makan, dia pergi ke tempat gym kantor, di atas treadmill berjalan-jalan pelan.

Belakangan ini dia hampir lupa jika dirinya sedang mengandung, kandungan yang di dalam perutnya ada prioritas utamanya, harus dijaga dengan baik.

“Manajer Lu, kamu lagi ngapain kayak gini?” Teman kerja yang baru masuk ke gym melihat dia yang berjalan pelan di atas treadmill, tanpa sadar melihatnya dengan rasa aneh sampai mengedipkan mata.

Lucy Lu tersenyum, “Setelah makan, tidak boleh jalan-jalan santaikah?”

“Boleh! Perusahaan yang begitu besar, kamu jalan-jalan santai di atas treadmill, kak Lucy, aku salut padamu.” Seseorang mengacungkan jempol kepadanya, tapi kebanyakan menertawakannya.

Lucy Lu tidak mempedulikannya, dia langsung menggunakan headset, melanjutkan jalan santainya.

Sepuluh menit kemudian, treadmill pelan-pelan berhenti, dan dia pun berhenti berjalan, bersandar di treadmill pelan-pelan bernapas.

“Kak Lucy, nih!”

Tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara yang cepat dan jernih.

Lucy Lu tertegun, saat menoleh ke belakang dia melihat wajah muda yang putih bersih, seketika tersenyum, melepaskan headsetnya, dan mengambil botol yang diberikan olehnya. “Makasih.”

Theo Mu, dia setengah bulan yang lalu masuk ke departemennya untuk magang, lebih kecil dari Lucy Lu tiga tahun, kerjanya sangat bagus dan banyak perkembangan, orang yang juga aktif, dia senang dengan dia.

“Bagaimana pekerjaan belakangan ini? Ada yang kesusahan gak?”

Theo Mu, menuju treadmill yang berada disampingnya mulai jogging, dia tersenyum, giginya yang putih terlihat. “Apa yang bisa menyulitkan aku? Kesulitan terbesar yang mungkin bisa menyulitkan aku… Sangat ngantuk.”

“……”

Lucy Lu terdiam sejenak, belakang ini dia sangat sibuk sampai tidak dapat istirahat, sedangkan Theo Mu masih bisa merasa kantuk, dia ini tidak takut jika Lucy Lu naik pitam?

Theo Mu seperti dapat melihat kegundahan hatinya, dia tersenyum berkata,”Pekerjaan yang di tanganku lebih cepat, kak Lucy, jika pekerjaanmu tidak keburu, aku bisa membantumu untuk mengerjakannya, dijamin tugas pasti akan selesai.”

Lucy Lu mengangkat alisnya, menyandarkan diri di treadmill istirahat, melihatnya bercanda, “Apakah aku terlihat sudah akan mampu pekerjaanku ini? Apakah kamu yakin tidak bermaksud untuk merebut jabatan ini?”

“Gak berani, gak berani, aku gak sehebat kak Lucy, walaupun aku bekerja 1 tahun kemudian sampai mendapat jabatan anda saat ini, saat itu anda pasti atasan aku.” Dia tersenyum selepas-lepasnya, seperti ada semangat energi anak muda.

“Satu tahun?” Lucy Lu mencemberutkan bibirnya, “Anak ingusan, kakak ini bisa sampai jabatan sekarang karena selama tiga tahu tanpa mengenal siang dan malam bekerja terus menerus.”

Theo Mu hanya tertawa bodoh.

Lucy Lu menaruh botol minum, pergi dari treadmill, ke alat gym yang lain, dengan datar berkata, “Bukannya kamu sangat ngantuk? Sore ini aku ada pesta perkumpulan, Christopher ada urusan yang harus diurus, kamu ikut aku saja.”

Mata Theo Mu langsung berbinar. “Mau memintaku untuk mewakilimu untuk minum bir kah?”

“……”

Lucy Lu menatapnya dengan curiga, “Membantuku untuk minum bir? Kamu sangat senang? Apakah kamu sangat sulit dikalahkan atau kamu ini pemabuk?”

Theo Mu tersenyum, “Pahlawan menolong putri cantik, hal seperti ini aku tidak pernah melewatkannya, apalagi jika bantu mewakili minum bir, Kak Lucy, tahun akhir penilaian anda harus memberikannya kepada dengan baik.”

“……”

Lucy Lu sungguh tak dapat berkata-kata sampai memalingkan wajahnya, tidak habis pikir setelah melihat dia beberapa detik, dengan nada sedikit tertawa geli berkata, “Baru bekerja setengah bulan, kamu sudah tahu tata cara pengalaman kerja. Dek, sepertinya di dunia kerja kamu akan lebih kerja lebih baik dari kakakmu ini.”

Theo Mu, pura-pura polos, mengelus-elus belakang kepalanya. “Adakah? Kalau begitu aku harus pinjam kata-kata keberuntungan anda, kedepannya aku tidak akan pernah lupa dengan bimbingan anda.”

Lucy Lu tertawa karena dia.

Sore hari, Hotel Cambridge.

Lucy Lu berpakaian yang sangat resmi, mantel hitam yang longar, menutupi perutnya, rambut panjangnya disanggul kebelakang kepalanya, hak sepatu pendek, dia tanggan membawa tas kecil keluar bersama Theo Mu.

Anak ini berpakaian jas rapi, kemeja yang dipakaiannya membuatnya terlihat sangat tenang dan kalem, tapi ketika berbicara, hancur semuanya.

“Kak Lucy, dandan kita sepertinya sangat formal sekali, klien hari ini sepertinya sangat penting sekali ya?”

Lucy Lu melihat dia yang tingginya 180 cm, walaupun pakaian sangat formal dan serius, tapi tetap saja dia tidak dapat menahan tawanya. “Nanti kamu jangan terlalu banyak bicara, ikuti aku dari belakang saja, klien ini aku belum pernah ketemu, dengan dari CEO Lee, klien ini sangat mempunyai jabatan.”

Kemarin terdengar dari nada bicara CEO Lee, jika bukan karena harus dinas keluar negeri, diperkirakan dia akan menyambut secara pribadi.

“Oh…” Dia termanggut-manggut, tidak begitu tenang langsung menarik-narik dasinya.

Lucy Lu tidak tahan menahan tawanya lagi, menjulurkan tangannya, membantunya merapikan bajunya, berkata, “Tidak begitu kaku, jangan tegang. Aku kira kamu tidak takut pada apapun.”

Theo Mu tidak begitu santai mengelus hidung, tertawa kikuk, “Aku… aku kan takut memperlakukan kamu?”

“Gak sampai mempermalukan, hanya saja takut mereka tidak tertarik dengan kita, jika begitu, mau berkorban atau berusaha bagaimana pun juga percuma.” Dia sedikit cuek, sambil mengangkat bahu.

Tidak ada kehadiran CEO Lee, meminta dia seorang departemen manajer untuk melayaninya, jika memang pihak sebelah adalah jabatan yang sangat tinggi, ini akan menjadi hal sangat amat kikuk.

Pintu lift terbuka, berdua memasuki lift, Lucy Lu sekalian menekan tombol lantai 3.

Di lantai 3 menemukan ruang pribadi, Lucy Lu berhati-hati mengetuk pintu.

Beberapa detik kemudian pintu dibuka, berdua masuk ke dalam.

Ruang pribadi yang sangat besar, banyak orang, sampai saat ini, Lucy Lu baru sadar, memang bukan pertemuan secara pribadi, melainkan pesta.

Saat dia melihat-lihat, dia melihat beberapa orang industri yang dikenali, di kota Nan mereka adalah orang-orang yang penting di perusahaan dan bisnis.

“Kak Lucy.” Dia menundukan kepalanya melihat Lucy Lu.

Lucy Lu mengeluarkan tangannya, supaya membuatnya dapat sedikit tenang, dan mengeluarkan senyum bergabung ke dalam kerumunan.

Dipertengahan bertanya ke pelayan, “Di mana CEO Shang?”

“CEO Shang di sebela sana.”

Lucy Lu mengikuti arah yang ditunjuk orang itu sambil menganguk. “Terimakasih.”

Setelah itu, dia maju beberapa langkah, melihat seseorang yang ditengah kerumuni orang banyak, masuk ke dalam dan menyapa, “CEO Shang, apa kabar, saya dari Benefit Corp manajer bagian teknis, Lucy Lu.

Terlihat dia sangat tenang, tapi dalam hatinya sedikit takut.

Awalnya yang dipikirkan oleh Lucy Lu, CEO Shang adalah orang gendut, om-om berumur pertengahan, tapi apa yang terlihat di depan mata adalah orang yang tidak begitu beda seperti Dean Shao. Pria tampan ini sungguh CEO Shang?

Orang-orang ganteng yang berumur segini biasanya jika tidak berbakti pada negara ataupun sudah sering muncul di tv, ternyata masih ada orang bercape-cape untuk hidup berbisnis, ternyata yang kata-kata itu benar adanya, jelas-jelas hidup baik dengan wajah yang tampan, tapi tetap ingin menggunakan kemampuan untuk bisa hidup lebih baik.

Pria itu terdengar suaranya, perhatiannya langsung tertuju pada Lucy Lu, dia lihat dari atas ke bawah, tersenyum tipis dan menjulurkan tangannya. “Halo, saya Zayn Shang.”

Lucy Lu tertegun dia tadi hanya memperhatikan penampilannya saja, sampai lupa untuk berjabat tangan duluan, dia dengan cepat merasa tidak enak hati membalas jabatan tangannya. “Halo CEO.”

Zayn Shang melihat mata Lucy Lu sedikit mendalam, bibirnya tersenyum tipis. “Tidak perlu begitu kaku, hari saya mengundang kalian bukan untuk membahas bisnis, santai saja, tidak apa-apa.”

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu