Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 222 Sepertinya Ada Banyak Cara Untuk Memikat

"Hal ini masih harus berterimakasih padamu CEO Shao.” Harry Xiang dengan wajah serius menatap Dean Shao.

Tidak peduli apapun niatnya, Dean adalah keinginan terbesarnya.

Dia menarik bibirnya dan tertawa. "Makan malam hari ini aku yang bayar, CEO Shao jangan sungkan padaku.”

Dean Shao, dengan senyum di wajahnya, berkata, "Kamu bisa mentraktir lain kali. Hari ini anggap saja sebagai acara penyambutanmu dariku dan Lucy.”

Wajah Lucy Lu berubah dan menatap Dean dengan tatapan berbahaya.

Apa yang dia lakukan?

Apa dia ingin menunjukan kekuasaannya disini? Bagaimana dia akan menghadapi senior nanti?

Dean Shao secara alami merasakan tatapan Lucy, Ia menunduk lalu dan tersenyum. "Hal ini layak untuk dirayakan. Apakah kamu tidak bahagia untuknya?"

Harry Xiang tertawa ringan,”Iya ini layak untuk dirayakan, jika nanti aku mabuk. Aku harap CEO Shao bisa meminta seseorang untuk mengantarku pulang.”

Lucy Lu memalingkan matanya, menunjukkan sedikit rasa malu danrasa bersalah pada Harry.

Dean Shao, melihat sekilas matanya. Sebenarnya, dia benar-benar tidak suka perasaan Lucy Lu yang merasa bersalah kepada Harry Xiang. Jika bukan karena ada masalah akhir-akhir ini, Lucy Lu pasti akan pergi dan tinggal bersama Harry.

Perasaan ini seperti duri yang ada di hati. Ini tidak terlalu menyakitkan, tetapi selalu ada.

Dean dengan lembut mengaitkan bibirnya, "Tuan Xiang kamu tak perlu khawatir, tidak perlu mabuk, minum sedikit juga cukup.”

Setelah berkata, Dean mengangkat tangannya dan meminta pelayan menyiapkan hidangan.

Dengan cepat, hidangan disajikan satu per satu.

Lucy Lu menahan amarahnya, karena tidak tahan, tangan yang ada di bawah meja dengan kejam mencubit pinggang Dean.

Pria itu hanya menyingkirkan sedikit badannya, tidak ada perubahan di wajahnya, lalu melihatnya sedikit ke samping. Tampak senyum di mata pria itu.

Ketika pelayan satu per satu pergi, Dean Shao merasa kekuatan dari Lucy semakin lama semakin besar, hatinya tampak tak berdaya. Tapi jika diteruskan bagian merah yang dicubit akan menjadi biru kehijauan.

Di bawah meja, telapak tangan besar dengan lembut menutupi tangan kecil Lucy, dengan lembut membungkus tangan itu dan dengan lembut meremasnya.

Wajah Lucy Lu panas. Dia menarik kembali tangannya, menggigit bibirnya dan menatapnya sedikit.

Harry Xiang yang duduk di hadapan mereka pura-pura tidak menyadari gerak gerik aneh dari kedua orang itu. Dia sibuk memasangkan serbet untuknya dan Fanny.

Lucy Lu memiliki api di dalam hatinya dan tidak ingin memperdulikan pria itu. Dia menarik kursi di sebelahnya dan duduk di tengah-tengah mereka. Lalu dia tertawa dan menunjuk ke arah Fanny. "Fanny, ayo sini, bibi suapi kamu."

Harry Xiang menyentuh kepala gadis itu dan berkata dengan lembut, "Silakan, tapi jangan menabrak bibimu."

Fanny mengangguk, turun dari kursi, berlari ke Lucy, Ia tersenyum malu-malu, dan memanjat kursi di samping Lucy Lu.

Serangkaian gerakan lucu Fanny membuat Lucy menjadi gemas, kemarahan yang ada di hatinya pun hilang seketika. Kursi itu ditarik dan membawa Fanny ke dalam pelukannya. Dia berkata, "Kalian berdua minum saja dulu, jangan pikirkan kami. Aku sudah lapar, jadi aku akan makan terlebih dahulu.”

Dean Shao menatapnya dan tidak mengatakan apa-apa. Dia mengangkat gelas dan mengarahkan ke Harry Xiang.”Jangan dipaksakan, pelan-pelan saja.”

Harry Xiang sambil tersenyum sopan ke Dean Shao, dan menempelkan gelasnya,”Gelas ini, adalah tanda terimakasih kepada dirimu yang telah mencarikanku dokter.”

Dia meminum dengan cepat, pelayan yang ada di samping menuangkan kembali gelas mereka.

Gelas kedua, Harry tersenyum dan berkata:”Gelas ini, sebagai tanda terimakasihku karena CEO Shao sudah menjemputku.”

Ketika cangkir ketiga disajikan, Lucy mengerutkan kening, tidak tahan dan sambil bercanda berkata:”Senior, walaupun bir ini enak diminum, tapi jangan dianggap sebagai air, jika nanti kau mabuk, tidak akan ada yang bisa menjaga Fanny.”

Setelah itu, dia menatap Dean Shao dengan tatap kosong, menuyuruhnya agar sedkit menahan diri.

Pria ini sudah kelewatan.

Harry Xiang berkata lembut kepadanya,”Bisa minum bir bersama dengan CEO Shao adalah momen yang langka, lagipula tiga gelas tidak akan membuatku mabuk.”

"CEO Shao, bersulang!"

Dean Shao mengangkat alisnya, menyentuh gelasnya dengan ringan, dan berbisik, "Gelas ini adalah milikku."

Dia tidak menjelaskan, tetapi memandang Lucy Lu dan meneguknya.

Mata Harry Xiang berbinar dan meletakkan gelasnya ke bawah, sekaligus memutarkan badannya ke Lucy,”Kamu ini di kantor mengalami masalah atau apa, kenapa bisa tiba-tiba mengundurkan diri? Apa kau butuh bantuanku?”

"Tidak ada masalah yang besar, hanya beristirahat sebentar." Lucy Lu menundukkan kepalanya dan memberi makan Fanny. Dia tersenyum santai. "Aku sedang mengurusnya. Jika aku tidak bisa menyelesaikannya, aku akan meminta bantuanmu. Lagipula, kamu tahu lebih banyak tahu tentang hukum daripada aku."

Harry Xiang,”Boleh juga.”

Dean Shao meletakkan cangkirnya tertawa dalam suaranya. "Dia sangat sibuk dan perlu merawat anaknya. Kamu jangan menyusahkannya dengan hal sepele ini, di rumah bukannya ada ayahmu? Masalah hukum harusnya dia lebih paham.”

"..."

Lucy Lu menatapnya, dimatanya tampak ada bunga api dan menekan sebuah kalimat, "Ya, maksudmu aku hampir saja melupakan ayahku yang ternyata seorang hakim.”

Dasar brengsek! Dia selalu menghancurkan suasananya.

Menjadikan suasana ini menjadi canggung.

"Setelah hamil tampaknya ingatanmu menjadi kurang, bukan hanya sedikit. Rasanya kelak ketika kau berpergian perlu orang yang menjagamu." Pria itu tersenyum rendah dan memandangnya dengan lembut, nada suaranya tampak serius.

Harry Xiang yang ada di depan mereka tampak biasa saja.

"Masih belum perlu.” Lucy Lu mengerutkan bibirnya, dengan santai menyuap Fanny.

Makan siang itu, tidak berlalu dengan cepat dan lambat, tapi sangat tenang. Walaupun Lucy tampak canggung, tapi dia tak tahu harus bagaimana. Dia hanya bisa merasa bersalah terhadap perlakuan baik Harry Xiang.

Setelah makan malam, karena minum bir, wajah mereka pun diwarnai dengan sedikit merah, dan baju mereka dipenuhi dengan aroma alkohol, tetapi masih bisa terdengar jelas perkataan dari mereka dan sepertinya mereka tidak terlalu mabuk.

Malam sudah gelap. Dean Shao meminta Grey Lin untuk membawa pulang Harry Xiang dan putrinya.

Di bawah lampu jalan, terlihat beberapa orang berlalu-lalang, karena suhu yang agak dingin, angin malam membawa hawa dingin.

Mereka berdua berdiri di depan pintu hotel, Dean Shao melepaskan jaket panjang dan menaruhnya dipundak Lucy Lu. “Aku pergi memanggil taksi”

Tiba-tiba Lucy Lu menoleh dan menatap Dean tanpa ekspresi di wajahnya. "Dean Shao kamu keterlaluan malam ini. Senior, dia tidak melakukan apa-apa. Mengapa kamu mempermalukannya?"

Ah ya, ini penghinaan. Jelas-jelas Ia sudah tahu wanita itu takkan memihak dirinya. Tapi dia malah bertingkah konyol seperti tadi.

Lelaki itu menatapnya, bibirnya yang tipis agak melengkung, dan suaranya dingin. "Kamu takut menyakitinya dan tidak berkata jujur padanya, tapi dia sudah lama menjadi pengacara, dia tidak seperti yang kamu pikirkan, dia tidak memiliki hati yang rapuh. Aku hanya ingin membuatnya melihat dengan jelas, setidaknya membuat dia berpikir sejenak.”

"Kamu." Lucy Lu kehabisan nafas.

Pria itu mengelus rambutnya, dengan senyum tipis,”Aku tahu perasaanmu sangat lembut, tapi untuk hal mengejar, setidaknya dibandingkan dengan dirimu, aku lebih berpengalaman.

"..."

Wajah Lucy Lu menjadi suram. Dia bertepuk tangan dan mencibir. "Kamu memang memiliki lebih banyak pengalaman daripada aku, tidak hanya menolak, tetapi juga memikat."

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu