Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 551 Moments

Setelah dua bayi kecil kembali kerumah Keluarga Song, Rainie Song pun mnejual rumahnya di Kyoto, dan langsung pindah ke kediaman rumah Keluarga Song.

Selain bertambahnya kehidupan dua bayi kecil, hidup Rainie Song seeprti kembali ke 10 tahun yang lalu.

Hari ini dia menyelesaikan pekerjaan, sebelum pulang, asistennya membawa sebuah kotak paket, ekspresinya sedang ragu, dia mengatakan paket ini di kirim oleh Tuan Dan.

Rainie Song sedang mengetik di keyboard, setelah mendengar perkataan asistennya, dia melihat kotak itu, kemudian memerintahkan: “Bukan dan lihatlah.”

Setelah di buka, asisten menghela nafas, kemudian mengeluarkan selembar kartu dan memegang bunga kering yang dibungkus, “Tuan Dan sungguh menarik, menganggap dan menggoda Nona Song kami sebagai wanita biasa.”

Kemudian, mengeluarkan styrofoam dari kotak itu, setelah melihat dengan teliti, memastikan didalamnya tidak ada barang berharga seperti berlian, mutiara dan lainnya.

Rainie Song tidak peduli, jika dia memang memberikan barang berharga, maka dirinya akan langsung mengembalikan pada orangnya, tapi bunga keirng yang tidak bisa ditebak apa maksudnya, membuat Rainie Song sedikit bingung.

Dia menghentikan pekerjaannya, melihat asisten itu sedang membuka plastik yang membungkus bunga itu, kemudian memberikan bungan dan kartu ucapan pada Rainie Song, bertanya dengan sulit: “Mau di apakan ini?”

Tatapan Rainie Song menjadi dalam, dia mengambil kartu ucapan, membukanya, dan melihat dua kalimat yang tertulis disana.

“3 tahun yang lalu, aku pernah pergi ke Provence, 3 hari yang lalu aku baru mengerti, arti dari aku pergi ketempat itu adalah, untuk membawakanmu bunga ini.

Kemudian ada kalimat dalam kurung, “Bunga ini sangat cocok dengan vas bunga di ruang kantormu.”

Saat menutup kartu, dirinya pun tidak tahan untuk menyentuh dimana keberadaan vas bunga itu, saat melihat di seluruh ruangan tidak ada vas bunga itu, dia bertanya pada asisten, “Vas bunga yang aku bawa dari Jepang dimana?”

“Umm?” Asisten yang berdiri hormat sedikit terkejut, kemudian dia menunjuk lemari di belakangnya, “Anda bilang tidak suka aroma bunga, jadi aku menyimpannya.”

Melihat asisten berbicara dan sudah ingin pegi mengambil, Rainie Song sesaat tersadar, kemudian mengangkat tangan dan menghentikan langkah kaki asistennya, “Lupakan, simpan semua barang ini.”

Dia membuang kartu keatas bunga, berdiri dan mengambil mantel di sandaran kursi, kemudian mengambil tas di lemari baju, “Besok keluar kota bersama ku, malam ini pergilah bersiap-siap.”

Selesai bicara dia sudah ingin pergi, asisten langsung membereskan barang di meja dengan panik, melihat Rainie Song tidak ada maksud untuk tinggal dia pun bertanya: “Tuan Dan sana apakah harus memberikan balasan?”

Rainie Song sudah berada di luar pintu, tiba-tiba dia menghentikan langkah kaki, setelah berpikir sejenak dia menoleh, “Besok pagi jam 7 datang ke kediaman rumah Keluarga Song, ayahku menyuruh orang membawa pulang black tea dari luar negeri masih ada, kamu kirimlah sebagian untuk Tuan Besar Dan, atas nama CEO Dan, mempersilahkan Tuan besar Dan mencicipi teh itu.”

Selesai bicara, dia langsung pergi.

Asisten melihat Rainie Song yang sudah hilang dari pandangannya, walaupun tidak mengerti apa maksudnya, tapi juga tidak melawan, dan setelah berkata “umm”, langsung membereskan barang.

——

Keesokan harinya, asisten Rainie Song mendengar perintah, setelah mengantar barang , kembali ke kediaman rumah Keluarga Song, kemudian menjemput Rainie Song dan bersama-sama kebandara.

Tiket di pesan di sebuah Kota Bin Jiang di sebelah selatan, dia sudah menemai Rainie Song kebanyak tempat, tapi kota ini, adalah pertama kalinya dia pergi setelah mulai bekerja.

“Katanya disana ada kota kuno Feng Huang, pohon flamboyan di atas gunung sudah berumur tua, sekarang bunganya sedang bermerkaran, seluruh gunung berwarna merah, pasti sangat indah.

Saat perjalanan menuju bandara, asisten itu terus bicara dengan berhati-hati, sambil berbicara sambil mengamati raut wajah Rainie Song dari kaca spion.

Rainie Song melihat kearah luar jendela, tatapannya datar, tapi mengenai perkataan asistennya dia masih mendengar, kemudian menjawab: “Besok sore bisa memberimu libur setengah hari, pergilah melihatnya.”

Asisten itu mengigir bibir, sedikit tidak menduga, kemudian bertanya dengan ragu-ragu: “Mau tidak Anda juga pergi melihat?”

Dalam beberapa waktu ini, saat bekerja Rainie Song akan bekerja, saat istirahat akan beristirahat, sepertinya masalah perceraian ini, tidak berpengaruh padanya.

Orang lain melihatnya dalam keadaan seperti ini, akan menganggap dirinya berpura-pura kuat.

Jadi akhir-akhir ini, sikap asisten padanya, lebih berhati-hati dibanding sebelumnya.

“Tidak usah.”

Rainie Song memejamkan mata, setelah mengucapkan dua kata tadi, dia segera menambahkan, “Aku akan beristirahat di hotel.”

Perjalanan dari Kyoto menuju Kota Feng Huang cukup lama, setelah pesawat turun sudah sore hari, mereka menaiki taksi dari bandara, langsung menuju hotel yang telah di pesan untuk mengurus izin tinggal.

Dan tepat sekali, hotel bintang lima satu-satunya di kota ini berada dibawah gunung Fenghuang, bangunannya snagta istimewa, untuk alasan tertentu, mereka menamakan semua hotel disini dengan nama “hostel”.

Hostel lantai satu ada bangunan dengan kayu merah daerah setempat, tapi setelah naik kelantai atas, desain kamar ini sama dengan hotel bintang 5. Kamar yang ditempati Rainie Song ada di lantai teratas, sedangkan kamar asistennya ada di lantai bawah.

Makan malam tidak ingin pergi keluar jadi mereka memesan makanan pesan antar, kemudian membuka komputer dan duudk di depan meja kerja, saat sedang sibuk mengurus emal masuk, dia melihat asisten yang masih sibuk memberesi koper, dia pun berkata: “Disini kamu tidak perlu membantu lagi, kembalilah beristirahat.”

助理应声站起来,抬脚要往屋外去的时候又听见身后清冷的声音响起,“机票存根拿着,去发一条朋友圈。”

Asisten menjawab dan berdiri, saat ingin melangkahkan kaki berjalan keluar, ia mendengar suara Rainie Song, “”

“Umm?” dia menghentikan langkah kaki, menoleh dengan tidak mengerti, “Bukankah Anda mengatakan, kegiatan bekerja di luar kota tidak boleh di....”

Saat berbicara sampai sini, tiba-tiba dia menutup mulut, kemudian berkata lagi: “Aku paham.”

Hal yang mau di kerjakan Nona Song, tidak perlu banyak menanyakan alasannya.

Sedangkan wanita yang sibuk menunduk dan bekerja, seperti tidak merasakan keraguan asistennya, tidak ada maksud untuk menjelaskan.

Sekitar 10 menit kemudian, moment WeChat yang berisikan foto hotel dan bandara sudah muncul, asisten mengambil screenshoot dan bertanya: “Apa seperti ini boleh?”

Rainie Song tersenyum, kemudian membalas “Boleh”.

Sedangkan sisten yang memakai sandal jepit dan akan pergi keluar, sedang menggunakan Baidu untuk mencari tempat makan di sekitar sini, setelah mendapat balasan semakin tenang untuk turun mencari makan.

Karena sepanjang jalan terus menunduk, juga tidak memperhatikan saat lift terbuka, orang yang keluar dari dalamnya, saat bersebelahan dengannya, pria itu menghentikan langkah kaki, kemudian menatapnya dengan lama dnegan tatapan tidak percaya.

Sampai saat asisten itu menaruh handphone di kantong, pria itu baru membalikkan badan, dan pergi.

Setelah berbelok di koridor kemudian berjalan menuju tangga, pria itu langsung berjalan menuju lantai atas, “boom boom”, dia mengetuk pintu kamar seseorang.

Pria di dalam kamar itu baru selesai mandi, dia menggunakan handuk membungkus tubuh bagian bawah dan bersiap memakai baju, saat mendengar suara ketukan pintu yang panik, dia mengerutkan alis, kemudian membuang baju dan berjalan keluar.

Membuka pintu, satu tangan bersandar di pintu, kemudian menatap orang yang datang dengan tidak senang: “Kamu kenapa lagi?”

Yang terlihat adalah, dada pria yang tegap, kemudian mengarahkan tatapan kebawah, adalah otot perut yang terlihat jelas, Hery Yan menelan air ludah, kemudian menunjuk kearah belakang, “Ini, tadi aku baru saja melihat Jeane....”

Dia berbicara sedikit terbatah-batah, tatapannya tidak tahu harus melihat kemana.

Karena dulu sempat ada orang yang mencurigai dirinya dan Tuan Muda rumahnya ada hubungan sesama jenis, jadi dalam hal ini dia sedikit peka, selesai bicara, telinganya memerah.

Alvin Dan tidak tahu, dia menarik handuk di bahunya, kemudian mengelap air yang menetes dari rambut menuju dadanya, bertanya: “Jeane siapa?”

“Itu, asisten Nona Song!”

Selesai bicara, handuk yang berada di hadapan matanya pun terjatuh, dan tatapannya tepat sekali melihat bagian yang tidak harus terlihat, jantungnya berdetak dengan kencang “deg deg deg”.

“Tuan, Tuan muda.....”

Tenggorokan Hery Yan terasa terikat, dia mengeluarkan jari dan menunjuk, menunjuk kebagian tertentu pria itu, “Handukmu, jatuh......”

Sedetik kemudian, terdengar suara “booom”, tiba-tiba hidungnya terkena pukulan dari pintu yang tertutup, sangat sakit hingga membuat tatapannya menjadi hitam, dan hampir saja pingsan.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu