Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 463 Aku Akan Toast Untuk Mewakilinya

Pada hari pesta ulang tahun Nenek Qi, rupanya undangan yang datang lebih banyak dari yang diperkirakan. Alasannya karena sehari sebelumnya tersebar kabar, bahwa CEO Shang dari Bright Corp di Kyoto juga akan datang.

Dan dalam waktu sehari, berita itu tersebar dengan cepat, dan mereka-mereka yang telah menghempaskan undangan itu ke bagian dasar laci mereka, membongkar seluruh laci mereka untuk berusaha menemukannya.

Dalam dunia bisnis, sebuah perjamuan makan di mata mereka adalah kesempatan bagus untuk memperluas jaringan dan menambah peluang bisnis, dan tentu saja suatu hal bagus jika mereka bisa lebih mengenal seseorang dengan reputasi seperti Zayn Shang.

Maka malam itu, di depan gerbang kediaman keluarga Qi dan juga di sepanjang jalan raya itu, banyak mobil mewah terparkir berderet-deret. Meskipun keluarga Qi hampir berada di ambang kehancuran, tapi entah dengan tulus atau berpura-pura, mereka semua datang sambil membawa hadiah dan sambil tersenyum memberi ucapan selamat pada Nenek Qi.

Satu-satunya pengecualian adalah Miyagi Gong, karena ia tak ingin merepotkan Bobby Song untuk mengantarnya, maka ia datang naik taksi, dan hadiah yang dibawanya juga untuk mewakili CEO Lee, dan begitu tiba, ia langsung meletakkan hadiah itu di antara tumpukan hadiah yang lain, tanpa melewati Nenek Qi untuk memberinya ucapan selamat.

Ia telah lama berada di luar negeri, maka sikapnya sangat lepas, ia tak mementingkan adat istiadat.

Dan yang terpenting, ia tak tertarik pada Nenek Qi dan perjamuan makan itu, satu-satunya hal yang membuatnya penasaran adalah nona kedua keluarga Qi yang dibicarakan oleh Lucy Lu, dan juga Zayn Shang yang datang dari Kyoto itu.

Ia tertarik pada Zayn Shang karena naluri bisnisnya. Ia adalah seorang yang ambisius. Maka meski ia tak mengenalnya, bertemu dengannya juga adalah suatu hal yang bagus.

Sementara Gina Qi...

Sambil berdiri di hadapan meja bar di tengah ruang tamu, Miyagi Gong menopangkan sikunya di atas meja, tangannya memegang segelas wine, ia menyapukan pandangannya ke seluruh tamu yang hadir, mengamati mereka dengan tenang.

Keluarga Qi telah mempersiapkan perjamuan ini sejak sebulan yang lalu, begitu memasuki halaman, terdapat sebuah ruangan kaca yang menghubungkan gerbang dengan pintu rumah utama, dan ruangan itu telah dipenuhi dekorasi dan lelampuan, tampak sangat meriah.

Dan Nenek Qi yang memegang sebuah tongkat di salah satu tangannya, berdiri di depan pintu untuk menyambut para tamu.

Wajahnya tersenyum berseri-seri, ia mengenakan sebuah sweater berwarna biru keabuan, ia tak berdandan berlebihan, tapi ia tampak sangat gembira dan bersemangat.

Dari arah Miyagi Gong berdiri, ia bisa melihat sosok nenek itu yang terus menganggukkan kepalanya, ia tersenyum, tapi tatapannya sebenarnya terarah ke seorang gadis yang berada di samping nenek itu, yang mengenakan sebuah gaun one-shoulder.

Satu tangan Gina Qi memegangi nenek itu, dan satunya lagi memegang segelas wine, maka setiap kali para tamu datang untuk memberikan hadiah dan mengucapkan selamat, ia yang melayani mereka untuk toast.

“Nenekku kurang enak badan 2 hari terakhir ini, dan sedang minum obat, maka aku mewakili nenek untuk toast dengan Tuan.”

Ia tersenyum dengan ramah, dan matanya selalu berseri-seri setiap kali mengobrol dengan orang lain, bahkan meskipun ia bersikap formal, Miyagi Gong masih bisa melihat sosoknya yang polos dan sederhana.

Ia tak mengira Grey Gu, yang telah memiliki banyak pengalaman cinta, bisa menyukai seseorang seperti ini.

Ia tersenyum dan memalingkan pandangannya, memutar-mutar gelas wine nya dan menyisipnya.

Ia bersandar dengan santai sambil menatap para tamu.

Ketika rasa pahit wine itu memasuki tenggorokannya, ia mengerutkan keningnya dengan tidak senang, wine ini tidak cocok dengan seleranya.

Mempertimbangkan resistensi alkoholnya, ia kembali menyisip dua teguk, lalu menatap ke kiri dan ke kanan, dan saat tak ada lagi yang menarik baginya, ia meletakkan gelasnya dan berencana pergi.

Ia meraih tas yang diletakkannya di belakangnya dan berencana pergi dari pintu belakang, tapi saat ia hendak melangkahkan kaki, ia melihat seorang pria berjas memasuki pintu.

Ia melangkah dengan ringan, dan wajahnya terus tersenyum, tatapan matanya tampak tenang dan kalem, seolah sudah biasa menjadi pusat perhatian orang-orang.

Miyagi Gong menoleh, dan ia perlahan memicingkan mata dan tersenyum, ia menjadi bersemangat.

Ia meraih gelas wine di sebelahnya dan memasuki kerumunan, menuju ke arah pintu masuk.

Grey Gu membawa dua buah hadiah yang dibungkus dengan mewah, dan meletakkannya di atas meja panjang tempat tumpukan hadiah, lalu ia tersenyum dan memberi ucapan selamat pada nenek itu, “Ayahku masih rapat di Shanghai, ia tidak sempat menghadiri perayaan ulangtahun anda, maka ia menyuruhku datang mewakili, dan berharap anda tidak merasa tersinggung. Kami berharap anda berumur panjang.”

Katanya sambil tersenyum, sepasang mata di bawah alisnya yang tebal juga tersenyum, seolah menunjukkan ketulusan yang luar biasa.

Miyagi Gong sangat jarang melihat Grey Gu tersenyum, saat ini tiba-tiba ia mengerti, apa yang membuatnya bisa merayu begitu banyak wanita.

Rupanya sepasang mata itu.

Tapi ini bukan pertama kalinya Gina Qi melihat Grey Gu tersenyum seperti ini.

Pada masa sekolah dulu, saat anak-anak laki-laki yang lain masih belum bisa tebar pesona, saat ia mengikutinya dari belakang dan berseru, “Kak Grey Gu!”, ia akan berbalik dan mengacak-acak rambutnya, sambil tersenyum seperti ini.

Ia akan tersenyum dan bertanya padanya, “Ada apa lagi, adik gila?”

Tiba-tiba suatu kejadian di masa lalu muncul dalam pikiran Gina Qi, tiba-tiba ia merasa seolah ada angin dingin berhembus memasuki tubuhnya, dan punggungnya mengeluarkan keringat dingin.

Ia bergidik, dan ia hampir tak bisa memegang gelas wine di tangannya dengan stabil, bagaimana bisa ia masih ingat percakapan formalitas itu?

Atau mungkin karena ia telah minum terlalu banyak wine saat toast dengan para tamu, saat Grey Gu memasuki pintu, kepalanya sangat pusing, ia hendak bersembunyi, tapi sol sepatunya terasa sangat berat, membuatnya tak bisa bergerak.

Nenek itu menjawab dengan tenang, tapi saat ia tak mendengar respon dari cucunya saat Grey Gu menyodorkan gelas wine nya untuk toast, barulah ia menoleh menatapnya.

Dan ia melihat cucunya yang menatap Grey Gu dengan penuh kebencian.

“Uhuk uhuk...” wanita tua itu berdeham, dan mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke lantai marmer, menimbulkan suara berdentum. Lalu akhirnya ia berkata, “Maaf, nenek tua ini sudah 2 hari kurang enak badan, maka tidak perlu toast.”

Ia menatap wajah Gina Qi yang memerah, dan ia menyadari bahwa ia telah terlalu banyak minum untuknya malam ini, ada beberapa orang yang ia harus toast untuk mereka, tapi bagi seorang anak muda seperti Grey Gu, yang baginya tak terlalu penting, jika ia tidak toast juga tidak masalah.

Tapi Gina Qi sangat terkejut mendengar perkataan barusan, dan karena tak mendengar apa yang dikatakan Nenek Qi sebelumnya, ia bergegas meraih botol wine di sebelahnya dan mengisi gelasnya, lalu memberikan toast ke gelas yang diulurkan Grey Gu.

“Nenekku kurang enak badan 2 hari terakhir ini, dan sedang minum obat, maka aku mewakili nenek untuk toast dengan Tuan.”

Ia mengatakan percakapan formalitas itu, bahkan ia sama sekali tak mengubah gelar terakhirnya.

Setelah mengatakannya, ia memaksakan diri meminum wine itu.

Wine itu mengalir dengan deras, ia minum terlalu cepat, dan saat rasa pahitnya mencapai tenggorokannya, ia tersedak dan hampir saja muntah di tempat.

“Tidak perlu...” Grey Gu mengerutkan keningnya, matanya yang mulanya tersenyum menjadi kaku saat melihatnya meminum segelas penuh wine itu, dan ia hendak menghentikannya.

Tapi saat tangannya terulur, ia terhalang oleh suatu tangan lain.

Saat Gina Qi kembali membuka matanya, ia melihat gelas wine di tangannya telah beralih ke tangan Zayn Shang.

Pria itu menatapnya lekat-lekat sambil memegang gelas wine itu dengan erat, dan tanpa menyembunyikan ekspresi cemasnya, ia bertanya, “Kau tak apa?”

Gina Qi menutupi mulutnya dengan satu tangan, dan tangan satunya melambai-lambai, ia tampak sangat malu.

Ia tak berani menatap Grey Gu.

Dan seorang wanita yang berdiri tak jauh dari sana, memicingkan mata menatap pria itu.

Tangannya terjulur kaku di udara, dengan kelima jari tertekuk, akhirnya ia tersenyum dan kembali menarik tangannya.

Bibirnya terus tersenyum, tapi matanya menunjukkan ekspresi sedih dan kesepian.

Gina Qi sebenarnya ingin menarik Zayn Shang pergi, tapi setelah memastikan ia baik-baik saja, Zayn Shang memalingkan pandangannya ke arah Grey Gu dan mengangkat gelas wine nya, “Kondisi Gina Qi kurang baik, maka aku akan mewakilinya untuk toast.”

Setelah mengatakannya, pria itu mengangguk dengan sopan dan menghabiskan sisa wine di gelas itu.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu