Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 250 Membawamu Ke Suatu Tempat

Simon Liu menghela nafas, melihat Dean Shao mencibir, segera berkata: "Masih terlalu dini untuk mengatakannya, jika sudah punya anak pasti akan ada perubahan, kamu bekerjalah dengan baik, aku percaya CEO Lee tidak akan memperlakukan kamu dengan buruk. "

Lucy Lu meliriknya, sambil tertawa berkata kepada Theo Mu: "Saat kamu sudah mendapat kenaikan gaji, jikalau aku kembali bekerja, aku mungkin ada dibawahmu."

Theo Mu dengan malu mengelus rambutnya.

CEO Liu tetap mengawasi dan akhirnya mengerti akan situasinya, mengambil cangkir, bersulang kepada Dean Shao: "CEO Shao, terima kasih sudah memperhatikan perusahaan kami yang baru memulai bisnis, secangkir teh sebagai pengganti anggur, aku mewakili perusahaan mengucapkan terima kasih.”

Dean Shao mengangguk kepala sebagai jawaban, mengangkat cangkir teh dan meminumnya.

Lucy Lu membolik-balik menu, berkata "Saat yang begitu bahagia, kita bisa memesan alkohol."

Dean Shao memegang tangan Lucy Lu yang sedang membalik menu, berkata: “Kamu mana boleh minum alkohol?”

Theo Mu juga mengerutkan keningnya.

Mengangkat kelopak mata: "Kalian minum, aku hanya menonton."

CEO Liu melihat mimik wajah Dean Shao tidak terlalu baik, dengan cepat segera berkata: "Lucy Lu, tidak perlu memesan alkohol, kami melakukan pekerjaan seperti ini, setiap hari minum alkohol, sulit untuk makan makanan yang menyegarkan seperti ini. Lagi pula, anak di dalam kandungan juga dapat merasakan dunia yang ada diluar, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu, lebih baik memberi lingkungan yang baik untuk anak."

Lucy Lu menatapnya, bicara di depan bos besar, sungguh berbeda.”

Keluar dari restoran Lotus, Theo Mu dan CEO Liu masing-masing pulang sendiri-sendiri, Dean Shao membawa

Lucy Lu duduk di sebelah mobil pengemudi.

Dean Shao tidak segera menyalakan mobil, tetapi bertanya apa rencana Lucy Lu pada Sore hari.

Lucy Lu menolehkan kepala, sikunya ada di jendela, dan jarinya memegang dagunya, dengan malas berkata: "Antar aku pulang dahulu, Sore hari aku akan menemani ayah ibu."

Melihatnya masih tidak bergerak, mengedipkan mata dan menatapnya.

"Apakah kamu masih mengkhawatirkan masalah Theo Mu Aku akan mengaturnya.” Satu tangan pria itu memegang kemudi dan satu tangan lainnya membelai rambut Lucy Lu, dan merapikan rambutnya.

Lucy Lu terkesan, menatapnya dengan seksama.

“Dia belum mempunyai tempat tinggal, perlu mencari rumah yang dekat perusahaan,”

Ekspresi pria itu terlihat datar: "Apa ada lagi?"

Lucy Lu benar-benar dibuat pusing olehnya, tidak mengerti apa yang ada dipikirannya, berbalik bertanya: "Kamu kenapa?"

“Jika kamu mau menemuinya, aku akan menemanimu, atau aku tidak akan tenang.”

Nada suaranya datar, tapi dia sedikit lebih serius dari biasanya.

Lucy Lu mengingat kembali hubungannya dengan Theo Mu, dia melihat Theo Mu hanya sebagai pemuda yang baru lulus kuliah, senang bekerja, ramah, pandai, berantusias, dan memiliki hati yang positif.

Tetapi Lucy Lu juga tahu bahwa Dean Shao bukanlah orang yang mudah menggunakan perasaan.

Selanjutnya dia tidak bekerja, kesempatan bertemu dengan Theo Mu juga berkurang, jika dia sungguh sangat khawatir, tidak ada alasan untuk bertemu.

“Iya."

Wajah pria itu menjadi tenang, tersenyum memegang tangan Lucy dan menciumnya: "Malam baru pulang, sore ini aku membawamu pergi ke suatu tempat.”

......

Lucy Lu tidak pernah berpikir suatu hari akan pergi ke studio foto bersama dengan Dean Shao.

Studio foto ini bergaya retro, pintunya terbuat dari kayu, di dalamnya ada sebuah teras yang cukup besar, dikelilingi oleh rumput hijau. Berjalan di satu sisi pintu melewati koridor yang berukir elegan, lalu tiba di halaman belakang yang luas dan indah.

Mata Lucy Lu menjadi cerah bercahaya, dari luar terkesan biasa, tidak disangka didalamnya begitu megah.

"Kemari harus membawa kamera," Alisnya terangkat.

Dean Shao berdiri di sisinya, dan tidak bisa menahan senyum: "Disini adalah studio foto, apa masih kekurangan kamera?"

Jauh dari koridor datanglah seorang perempuan yang memakai pakaian tradisional, dengan senyuman dan riasan wajah sangat cantik.

Dalam waktu kurang dari setengah menit, tiba dihadapan mereka berdua, mengangguk kepala kepada Lucy Lu, lalu mengangkat kepala terpesona melihat Dean Shao, wajahnya memerah dan menundukkan kepala, bertanya kepada Lucy Lu.

“Apa sudah ada janji?” Sikapnya sehangat perempuan pada zaman kuno.

Lucy Lu mengangkat kepala, melihat Dean Shao.

“Belum.”

Perempuan itu ragu-ragu: "Jika belum ..."

Lucy Lu terkagum, studio foto kelas atas tentu bukan sembarang orang yang bisa datang kemari untuk berfoto.

Tangan Lucy Lu menyentuh bahu pria itu dan merendahkan suaranya, "Lain waktu kita kemari lagi?”

Pria itu tidak melepaskan tangan yang ada di bahunya, dan memeluk Lucy Lu.

Berkata kepada perempuan itu: “Apa ada Gina Qi ?

Perempuan itu terkejut Dean Shao menyebut nama bosnya, tetapi dia dengan cepat melihat kembali kedua orang yang ada dihadapannya, sungguh sangat berwibawa dan berkharisma, tentu bukan orang biasa.

Mulai tertawa:“Ternyata teman bos, silahkan masuk kedalam,”

Perempuan itu berjalan memimpin di depan, Lucy Lu menggerakkan jari-jemarinya, dan Dean Shao mengangkat alis menatapnya.

Lucy Lu tersenyum: "Kamu punya banyak teman."

Saat belum bercerai, Lucy Lu merasa Dean Shao hanyalah orang biasa yang memiliki kharisma, setelah bercerai baru mengetahui ternyata dia memiliki banyak bisnis dan kolega, sungguh tidak menyangka dirinya bisa bersamanya sekian lama.

Dean Shao mengenggam erat tangannya dan tersenyum berbisik: “Tidak banyak, aku akan membawamu mengenal mereka.”

Lucy Lu menjadi malu: “Aku tidak bilang mau berkenalan, temanmu semuanya berkedudukan tinggi, aku hanya seorang karyawan kecil.”

Dean Shao menjawab datar:“Kamu lupa? Sudah bukan karyawan perusahaan.”

Lucy Lu tidak dapat menguasai tubuhnya, melangkah turun, tubuh bagian atas condong ke depan, seluruh tubuhnya kehilangan keseimbangan, dan hampir terjatuh ke lantai.

Dean Shao menjulurkan tangan menahan perutnya, agar tidak menyentuh lantai.

Tubuhnya tertahan tidak jatuh, Dean Shao menatapnya dengan marah, membuat Lucy merasa takut.

"Jalan tidak lihat kaki? Masih ada empat bulan sebelum melahirkan, bagaimana kamu bisa melindungi mereka?”Dia terlihat sangat marah.

Lucy Lu terdiam, dia tidak tahu bahwa Dean Shao sangat memperhatikan anaknya.

Matanya muran, dan tiba-tiba mendengus, "Bukankah ada kamu?"

Bibir tipis pria itu terbuka, amarahnya pecah dengan lembut, dan mengerutkan kening.

Lucy Lu ingin melepaskan pelukkannya, tetapi Dean Shao semakin erat memeluknya.

"Begini tidak nyaman, kamu izinkan aku..." Lucy Lu belum selesai berbicara, disela oleh serangkaian tawa.

Lucy Lu mendongakan kepala, tidak jauh dari koridor, melihat perempuan yang dikenalinya, dan tidak mungkin melupakannya.

Gina Qi memegang kamera, tersenyum memfoto mereka berdua, lalu merapikan kameranya dan menghampiri mereka.

Dean Shao tidak sabar melihatnya.

“Nanti akan ku berikan foto kalian, tentu harus mengundangku makan sebagai ucapan terima kasih.”Kata Gina Qi dengan ekspresinya yang cerah.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu