Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 252 Bukannya Kamu Paling Suka Dengan Makanan Ini?

Hari sudah menjelang malam saat keluar dari studio foto dan panas terik akhirnya telah menghilang.

Sebelum naik ke mobil, Lucy Lu menjulurkan tangannya yang memegang flash disk, dia tersenyum dengan senang dan berkata: “Sudah merepotkanmu.”

Pria itu menerima dan memasukkannya ke dalam kantong setelannya, dia bahkan tidak menggerakkan alisnya.

“Telepon ibu dan beri mereka kabar, mereka sangat mengkhawatirkanmu beberapa hari ini,” dia mengendarai mobilnya setelah selesai berbicara, “Kita pergi ke supermarket dahulu.”

Lucy Lu mengangguk dan mengeluarkan ponselnya, dalam sekejap dia teringat ketika di menghilang tiga hari itu, panggilan tidak terjawab paling banyak adalah dari dia.

Sebelum dia menekan tombol telepon, dia tidak menahan untuk menoleh dan bertanya: “Apakah kamu juga sangat mengkhawatirkanku?”

Mobil berjalan melalui jalan lalu lintas dan kebetulan adalah jam sibuk, pria itu tidak mendengar dengan jelas dan memintanya untuk mengatakannya lagi.

Kadang keberanian hanya muncul secara mendadak, Lucy Lu merasa sedikit menyesal setelah bertanya, sekarang dia semakin tidak bersedia mengulang pertanyaannya lagi.

“Tidak masalah, hanya ingin memberitahumu untuk berhati-hati menyetir mobil.” Dia dengan samar memindah pandangannya melihat luar jendela, lampu neon yang menyala membuat orang pusing melihatnya.

Dean Shao mengerem mobil dan meluangkan waktu menoleh melihatnya, dia sedang menelepon Ibu Lu, dari samping kelihatan sudut bibirnya sedikit terangkat dan sikapnya sangat lembut.

Di pintu masuk supermarket, Dean Shao hampir mengisi penuh bagasi belakang.

Jarang melihatnya begitu aktif dan sopan, Lucy Lu tidak menahan dan dengan sarkastik berkata: “Kamu bukan bertemu mertuamu, untuk apa membeli sebanyak ini?”

Dean Shao membayar uang kepada dua porter lalu menutup pintu mobil dan tersenyum berkata: “Ketika baru menikah, aku tidak melakukan hal ini dengan baik. Sementara orang tuamu masih bersedia menemuiku, aku harus tampil dengan baik.”

Lucy Lu memutar matanya dalam hati, perkataan seperti ini memang enak didengar.

Dulu, dia memang tidak melakukannya dengan baik, pertama kali dia bertemu orang tuanya adalah setelah tiga bulan menikah, dan saat itu baru saja makan setengah dia menerima telepon dari perusahaan bahwa ada masalah mendesak, lalu dia dengan terburu-buru pergi meninggalkan meja. Ketika itu, dia masih dengan bodoh membantunya mengatakan hal baik tentangnya dan mencari alasan.

Hatinya mendadak terasa sakit.

“Orang tuaku paling tidak suka menyia-nyiakan barang, jika mereka mengomel, mohon jangan katakan aku yang membelinya.” Usai berbicara, dia duduk di kursi mobil dan menutup matanya.

Dean Shao merasa sedikit tak berdaya, dia juga merasa suhu mobil sedikit rendah dan mengambil selimut dari kursi belakang untuk menyelimutinya.

Sesampainya di rumah, Lucy Lu turun dari mobil dan tersenyum: “Kamu harus membawa barang-barang tersebut sendiri, aku tidak bisa membantu,” dia berhenti sebentar lalu matanya menyapu bagasi lalu memperkirakan, “Kira-kira tiga kali pulang balik, aku akan menunggumu di atas.”

Baru saja dia ingin menyelinap, dia ditarik oleh pria itu kembali dan menabrak dadanya yang keras, Lucy Lu tidak bisa menahan untuk mengusap mukanya.

Dia dengan segera mendengar sebuah tawa yang rendah dari atas, dia pun mengangkat kepalanya dan menatap mata Dean Shao yang tersenyum dan dalam.

“Sungguh mengecewakanmu, aku belum jatuh ke titik di mana aku harus bekerja keras secara pribadi, Glen Lin akan segera tiba.”

Lucy Lu hampir melemparkan tinjuan ke wajah tenang tidak tergoyahkan yang dekat itu.

Dia menarik napas dalam-dalam dan memperbaiki suasana hatinya, lalu mengeluarkan sebuah senyuman palsu.

“Memang aku yang tidak berpikir jernih, CEO Shao memiliki usaha yang besar, mana mungkin kekurangan orang untuk membantu anda?” Lalu dia mengedipkan mata, “Aku yang hanya merupakan seorang penganggur yang cuman tahu makan dan kenyang, bisakah membiarkan aku makan dulu?”

Pria itu mencium pipinya yang semakin tembem itu, tersenyum dan berkata: “Kamu cukup memiliki aku.”

Lucy Lu tersedak, dia merasa sebuah pukulan besar telah jatuh ke dalam spons, sia-sia.

Lucy Lu dipeluk menuju lantai atas, setelah membuka pintu, ada sebuah benda kecil datang menujunya, Lucy Lu mundur beberapa langkah, Dean Shao bergegas menjulurkan tangannya melindungi sisi depannya.

“Fanny!” Harry Xiang yang jarang emosi memarahinya.

Fanny terkejut, dia berdiri di samping pintu menggerak-gerakkan bibirnya dan menundukkan kepalanya tanpa berbicara sepatah kata pun.

Lucy Lu menarik lepas genggaman tangan Dean Shao, dengan segera memeluk Fanny dan berkata kepada Harry Xiang: “Anak kecil yang berkelakuan lincah itu sangat normal, dia juga tidak tahu bahwa aku yang berada di depan pintu, jangan marah padanya. Tidak gampang baginya untuk sembuh, kamu akan mengagetinya lagi sampai sakit.”

Harry Xiang merilekskan ekspresinya dan dengan tidak berdaya tersenyum: “Setiap kali mengatakannya, dia tidak pernah mendengar, jika menabrakmu, itu bukanlah hal kecil.”

Selesai berbicara, dia berjalan dan menggendong Fanny, lalu menyapa dengan mengangguk terhadap Dean Shao.

“Awalnya aku datang mencari bibi, kebetulan sekali kalian juga pulang, aku akan tinggal di sini lebih lama.” Harry Xiang tersenyum menjelaskan.

Dean Shao merangkul Lucy Lu memasuki pintu, wajahnya terukir senyuman kecil dan tidak terlihat emosi, dia dengan samar menjawab: “Telah merepotkan Tuan Xiang.”

Lucy Lu menggoda Fanny dan sambil tersenyum berkata: “Aku dengar ibuku berkata, kamu sering datang membantu beberapa hari ini dan masih menjaga Fanny, sudah merepotkanmu.”

Ibu Lu telah keluar dari dapur, menjawabnya dan mulai menyalahkannya: “Bukan hanya merepotkan Harry, kamu sendiri hanya peduli bermain, Dean yang harus menjagamu, jika kamu tidak peduli dengan dirimu, kamu juga harus memikirkan anakmu!”

Ayah Lu keluar dari ruang belajar dan melihat Ibu Lu yang marah-marah, dia diam-diam menyapa anak-anak dan kembali ke kamar, mereka telah hidup bersama selama berpuluh-puluh tahun dan pengalamannya memberitahunya bagaimana untuk melindungi diri ketika pasangannya sedang marah.

Lucy Lu terdiam dan hanya mendengar.

Tadi ketika bertelepon, ibu tidak berkata apapun, sekarang ketika bertemu pasti akan mengkritiknya sekali.

“Kami masih berharap kamu menjadi tulang punggung keluarga kami, kamu sangat baik, begitu ada sedikit masalah kamu tidak bersuara dan langsung pergi, apakah aku dan ayahmu mengajarimu seperti ini dari kecil?”

Ibu Lu hidup dalam lingkungan yang sangat baik seumur hidupnya, dia mendapatkan pendidikan yang tinggi dan mendidik Lucy Lu dengan ketat, dia tidak dapat menahan diri untuk tidak mengatakan apa-apa.

Lucy Lu merasa sedih, dia memegang pinggangnya dan diam berdiri.

Tangan Dean Shao melingkari pinggangnya untuk membantunya menopang sebagian berat badannya.

“Ibu, aku yang kurang berpikir sebelum melakukan hal, Lucy Lu marah juga normal.”

Selesai berbicara, Ibu Lu hanya membuang sebuah kalimat ‘Bersiap-siap untuk makan’, lalu kembali ke dapur.

Lucy Lu merasa lega lalu dengan pelan menoleh dan berkata kepada Fanny: “Tante dimarah, suasana tante tidak baik dan harus makan lebih banyak, Fanny harus temani tante untuk makan lebih banyak.”

Rasa simpati anak kecil sangat mudah terpancing, Fanny mengangguk dengan keras.

Harry Xiang tersenyum kecil, seluruh tubuhnya terpancar kehangatan, dia menghiburnya dengan suara rendah: “Bibi tadi masih mengatakan apa yang kamu makan di luar pasti berbeda dengan makanan rumah dan menambahkan dua hidangan lagi untukmu.”

Lucy Lu tertawa kecil.

Dia menoleh dan melihat Dean Shao yang telah melepasakan jaketnya dan sedang melipat lengan bajunya, dia dengan terkejut bertanya: “Apakah kamu ingin memasak?”

Pria itu dengan samar tersenyum dan mengangguk: “Ibu sendiri akan sangat sibuk, aku pergi membantunya, kalian berbincanglah.”

Lucy Lu tercengang dan mengangguk, dia merasa sedikit aneh, dia tidak pernah melihatnya begitu inisiatif dari dulu.

“Oh ya, kita tadi membeli banyak sayur-sayuran di bagasi mobil, tadinya berencana untuk memindahnya selesai makan, sekarang banyak orang, mungkin perlu untuk menambah sedikit sayuran, bisakah merepotkan Tuan Xiang untuk mengambilnya di bawah, kunci mobil ada di Lucy,” nada bicaranya yang hangat dan sopan, ekspresinya yang tulus membuat orang tidak bisa menolaknya.

Harry Xiang berhenti sejenak, menatap Lucy Lu, lalu menyetujuinya.

Ketika kaki depannya melangkah keluar dari pintu, Dean Shao keluar dari dapur dan tersenyum kepada Lucy Lu: “Ibu mengatakan kaki dan tanganku payah, dia menyuruhku menunggu makan saja di luar.”

Lucy Lu merasa depresi, rubah tua ini……

Dia dengan muka polos mendesak dirinya di sampingnya di atas sofa, Lucy Lu menatapnya sekilas: “Bukannya kamu bilang Glen Lin akan membawanya ke atas?”

“Dia belum sampai, ada barang yang mendesak diperlukan.”

“Barang apa yang kamu perlukan?” Lucy Lu tertawa dingin.

Pria itu dengan serius berkata: “Udang karang, mereka masih hidup ketika aku membelinya, aku takut jika tidak dimakan hari ini, mereka akan mati,” lalu dia menatapnya, “Bukannya kamu paling suka makanan ini?”

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu