Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 438 Alat

Di dalam ruangan teh yang hening, Rainie Song menatap dengan dalam ke bunga teh muda yang mengapung di teko sambil menunjukkan ekspresi yang dingin.

Dia masih mengingat apa yang dia dengarkan dari kantor dan tiba-tiba sedikit tersenyum.

“Kenapa kamu tersenyum?” Alex Mu mengambil ketel teh dan menuangkan secangkir teh yang berisikan beberapa helai daun hijau yang mengeluarkan gumpalan aroma yang menyegarkan pikiran.

Jari ramping Rainie Song yang memegang gagang cangkir dengan wajah yang sedikit pucat, “Tidak apa-apa.”

Ketel itu dengan lembutnya mengetuk meja kayu dan menimbulkan sebuah suara lalu Alex Mu berdehem dan berpikir kemudian berkata: “Dalam beberapa tahun ini kamu sudah berubah banyak.”

“Ya?” Terlihat Rainie Song tidak mengerti, mengambil cangkir teh sambil meneguknya sekali lalu melihat ke sekeliling, “Berubah dari mana?”

Alex Mu mengerutkan bibirnya, setelah sedikit tersenyum dia tidak berkata apa-apa dan hanya membujuk: “Zayn Shang tidak pantas.”

“Aku tahu.” Rainie Song meletakkan cangkir tehnya, duduk di sebelah sana dengan tegap bahkan tidak berkata apa-apa seolah juga terlihat gerak gerik yang begitu penolakan. Jadi dalam beberapa tahun pernikahannya dengan Zayn Shang, ada banyak pria yang diam-diam menyatakan cinta semua itu terlihat cukup menyedihkan.

Yang bisa berada di sisinya hanyalah pria yang sederajat dengannya itu pun harus berpikir ulang apalagi mereka harus jujur selamanya jika ingin menikah dengan wanita ini, jika tidak baik maka pada akhirnya mungkin akan dicampakkan, apalgi terhadap umur yang lebih kecil dia bahkan tidak meliriknya.

Dia tersenyum dengan ringan menatap bunga teh yang terapung di dasar cangkir, “Aku sekarang ragu apa yang kamu katakan tidak sama itu, apa yang ditanyai bukan tentang masalah IQ ku, tetapi dia pantas atau tidak, bahkan perlu orang luar seperti kamu untuk mengingatkan.”

Perkataannya membuat Alex Mu terdiam.

Segala sesuatu yang diketahui oleh Alex Mu itu tidak pantas, hanya karena dirinya menilai dari sikapnya saja, tetapi sekarang menurut pengalaman yang benar-benar dialami oleh Rainie, dia itu tidaklah tahu apa-apa.

Tentu saja Rainie Song sengaja menyembunyikannya karena ini hanya lelucon semata.

Untuk saat ini ekspresinya terlihat sangat serius, “Seseorang sudah menyentuh titik dasarnya dan harus membayarnya, dengan tanganku sendiri akan mendorongnya ke jurang dan itu akan membuat dia mengerti betapa hina dan konyol, semua ini lucu. Dia mengira semua barang berharga itu, hanya menguntungkannya saja kemudian semua ini menjadi alat... alat.”

Perkataan Rainie Song itu tiba-tiba membuat sekujur tubuhnya kedinginan.

Tubuhnya bergemetaran, pada saat yang bersamaan panas yang ada di cangkir mengalir ke tangannya, sehingga membuat seluruh badannya menjadi panas dingin hal ini membuat badannya terasa bimbang.

“Apa kamu baik-baik saja?” Alex yang merasakan ini, tanpa sadar bangkit kemudian mengulurkan tangannya dan memeriksa dahinya, “Apakah racunnya belum dibersihkan?”

Kedua tangan Rainie Song memegang meja, selang beberapa saat wajahnya kelihatan pucat, perlahan-lahan menutup dirinya dengan kacamata. Ekspresi Alex Mu terlihat serius, dengan segera melepas tuxedonya dan menutupi pundaknya kemudian pada saat ingin mengecek dahinya, dia menolaknya.

“Tidak usah memperhatikanku.”

Suaranya terlihat dingin dan bergemetar.

ALex Mu menghentikan gerakan tangannya, menatap wanita yang terlihat begitu lemah didepannya tetapi bersikeras untuk menahan dan dengan mengeretakkan giginya, diantara bibir dan giginya itu mulai mengalir darah merah yang terlihat tidak melemas.

Pada saat ini Alex Mu berusaha tenang.

Pada saat ini dia mengerti tentang Rainie Song yang dari awalnya dia sama sekali tidak pernah berubah , emampuan dan ketahanan tubuhnya yang membuat orang tidak akan berani mempercayainya.

Waktu berlalu menunggu nafas dari Rainie Song perlahan-lahan menghilang, mukanya yang terlihat sangat pucat serta keringat yang keluar dari dahinya menyebar sampai leher hingga ke seluruh tubuhnya.

Ujung rambut yang menyentuh dahinya, bibirnya pucat serta wajah yang segar menjadi tidak terkontrol.

Dengan tenang mengambil nafas sejenak kemudian dia perlahan-lahan mengambil cangkir teh lalu meninumnya sekali kemudian mengambil tisu di sampingnya dan memuntahkan darah bersamaan dengan air teh keluar dari mulutnya.

“Tidak apa-apa, sekarang tidak bergantung pada obat lagi, sangat cepat untuk sembuh.” Tunggu sampai bercak darah yang ada di rongga mulut dibersihkan, dia mengatakannyaa dengan tenang seolah-olah menganggap ini hanyalah masalah kecil.

Alex Mu diam-diam mengepalkan tangannya dengan tidak tahu harus berkata apa.

“Apakah itu dia?” Akhirnya wajah itu perlahan pulih dan tidak bisa menahan untuk mengeraskan giginya dan bertanya.

Rainie Song seolah-olah tidak mendengarnya, hanya berkonsentrasi pada tehnya sambil memalingkan pandangannya ke sebuah jendela kecil yang berada di samping sambil melihat daun yang bertiup dari pohon yang berada di trotoar lalu tiba-tiba hatinya merasa hampa.

Tiba-tiba dia teringat tentang tentang Lucy Lu dan dengan perasaan yang sangat kagum, “Dengar-dengar dia dan Dean Shao akan berbaikan?”

Alex Mu tidak menyangka bahwa dia tiba-tiba mengalihkan topiknya, tidak dapat menahan diri untuk menatapnya balik dan menunggu sebentar lalu berkata: “Tidak begitu jelas tuan Shang juga berkata seperti itu.”

Rainie Song juga tidak ragu lalu tiba-tiba tersenyum, “Kami juga belum bertemu dengannya dan mungkin bisa bertemu dalam beberapa saat ini.”

Dia jarang tertawa begitu bahagianya, bersih dan tidak ternoda oleh kotoran.

——

Lucy Lu pada saat ini terbilang kurang baik diperusahaan, contohnya dengan Angel Tang, beberapa orang yang meremehkan mulai berada di sisinya, juga mereka yang berada di sisi Miyagi, juga diam-diam menciptakan suatu hambatan pada pekerjaannya.

Yang bisa dilakukan Lucy Lu adalah menahan semua ini, dan paling banyak hanya bisa mengkritik mereka satu dua kalimat, hal ini terlihat seperti tidak bisa apa-apa dan membuat orang-orang tersebut merasa puas.

Pada akhir bulan, Christopher telah dipindahkan oleh Lucy Lu ke departemen pemasaran, belum dua hari datang dia telah melihat kondisi kantor yang tidak bisa tenang, “Direktur, sifat kamu dulu bukan begini, apakah mereka yang membuat kamu tampak kacau seperti ini?”

Lucy Lu bersandar di kursi kantor dengan wajah yang terlihat sangat lesu, sambil memegang perutnya yang rata sambil duduk melihat dokumen, “Lagipula aku juga tidak akan lama bekerja lagi, biarkan kacau saja, lagipula direktur Gong yang memegang kendali jadi apa yang harus ditakutkan?”

Christopher memegang dahinya, hatinya merasa begitu pahit.

“Direktur, bukankah kamu bodoh.” Dia mengatakannya keluar dan merasa perkataannya itu tidak benar lalu dengan kagetnya menutup mulutnya kemudian tidak bisa menahan diri untuk melanjutkan perkataannya, “Kamu ini sedang hamil dan bahkan jika setelah selesai cuti hamil, CEO Lee tidak akan memperlakukanmu dengan buruk lalu kamu harus mengatasi kekeacauan seperti ini, ini bakalan menjadi masalah yang sulit dibicarakan.”

Lucy Lu mengalihkan pandangannya dari dokumen lalu melihat ke arah Christopher sambil kelihatan sangat senang dan tidak bisa menahan tawanya untuk mengelitik jarinya.

Christopher mengedipkan matanya dua kali dan melangkah mendekatinya lalu dengan satu telinganya untuk mendengarkannya.

“Apakah kamu tidak tahu siapa suamiku, setelah beristirahat lalu menjadi nyonya besar, apakah tidak menyenangkan?” Dia mengangkat alisnya lalu mendorong dokumennya ke samping dan suaranya tiba-tiba berubah menjadi dingin, “Bukankah ini mengikuti keinginan dari sebagian orang?”

“Tidak mungkin?” Christopher membuka mulutnya dan sangat menyesalinya, “Aku datang ke departemen

Dia memutarkan kepalanya, tanpa dipungkiri menjadi anggota yang di pilih oleh Lucy, namun situasi akan berubah lebih sulit bila Lucy Lu pergi.

Lucy Lu yang menatapnya dan ingin berbicara lagi lalu ketukan pintu kantor berbunyi “Tok tok”, dirinya dan Christopher seketika mengarahkan pandangan mereka melihat ke arah ekspresi Bobby Song yang terlihat kebingungan yang sedang bersandar di depan pintu.

“Direktur, wakil direktur marah-marah di ruangan kantor besar, apakah kamu ingin datang untuk melihatnya?”

Setelah Lucy Lu mendengarkannya kemudian mengangkat sedkit alisnya lalu memalingkan tatapannya ke wajah Christopher lalu mengangkat dagunya lalu memegang meja dengan kedua tanganya, “Apakah kalian pikir menjilat orang itu baik?”

Selesai berkata membawa Christopher meninggalkan kantor dan melewati Bobby Song, melihatnya yang sedikit terengah-engah itu kemudian tidak bisa menahan diri untuk menepuk pundaknya, “Pelan-pelan, jangan sampai terjatuh itu akan membuatku membayar biaya pengobatanmu”

Christopher mengikuti Lucy Lu dari belakangnya lalu berpikir dia akan pergi untuk menenangkannya tetapi setelah mengikutinya beberapa saat dia mendapati sesuatu yang tidak beres, Lucy Lu memalingkan pandangannya dari arah kamar mandi cewek dan sedikit kebinggungan melihatnya, “Kenapa kamu mengikutiku?”

“Bukankah kamu ingin pergi melihat keadaan direktur Gong?” Muka Christopher menjadi merah lalu mengulurkan jarinya menunjuk ke samping.

“Aku pergi buat apa?” Lucy Lu menolak sambil mencuci tangannya, “Direktur Gong memiliki sistem kerjanya sendiri, aku tidak akan merepotkannya.”

Setelah selesai berkata dia melambaikan tangannya yang basah, “Kamu pergi memeriksanya saja, ada informasi apa kabari aku.”

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu