Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 379 Cucu Keluarga Shao

Setelah menyelesaikan prosedur administrasi, Lucy menuju kantin rumah sakit dan membungkus makanan. Lalu kembali untuk menunggu bersama ibunya di depan klinik.

Saat keluar dari lift, sebelum berbelok ia mendengar suara yang familiar.

Hatinya mencelos. Ia mempercepat langkahnya. Setelah berbelok, ia melihat ibu Shao dengan marah menudingkan jarinya di depan wajah ibu Lu, "Kalian keluarga Lu benar-benar tega, melarangku bertemu cucuku selama setahun, dan hasilnya, ia harus dirawat di rumah sakit, hati kalian terbuat dari apa!"

Ibu Shao berpakaian elegan, rambutnya tertata rapi dan disanggul di belakang telinganya. Ia terlihat sangat anggun. Tangannya yang menuding ke wajah ibu Lu mengenakan gelang emerald dan cincin berlian. Di satu sisi, ibu Lu hanya mengenakan mantel abu-abu, yang sangat tua dan sederhana.

Mata ibu Lu berkaca-kaca, ia membalas dengan setengah hati, "Ia adalah cucu tercinta keluarga kami, aku tak mungkin menyakitinya. Tak perlu kamu marah-marah dan menudingku disini. Melihat apa yang kamu lakukan ke Lucy dulu, kamu masih bisa menyebut anak ini cucu keluarga Shao?"

"Bagaimana bisa bukan cucu kami?" Ibu Shao mencemooh dan meletakkan tangannya di depan dada, "Kecuali kau suruh Lucy keluarkan pernyataan dari rumah sakit kalau dua anak ini tidak ada hubungan darah dengan kami."

Kesabaran Lucy habis, akhirnya ia berjalan dan melempar bungkusan makanan yang ada di tangannya ke depan ibu Shao yang sedang melanjutkan omelannya.

Bungkusan itu jatuh di samping kaki ibu Shao, kuah supnya berhamburan dan cipratannya mengenai rok abu-abu muda yang dikenakannya.

Lucy tersenyum dingin dan berjalan menuju ibu Shao, matanya bersinar. Ibu Shao terkejut dan mengambil langkah mundur, "Lucy, apa yang akan kau lakukan? Ini di rumah sakit..."

Lucy tak mendengarkannya, mulutnya mencemooh, "Aku jelas-jelas memberitahumu ini adalah anak Dean Shao. Aku bisa meminta sertifikat konfirmasi rumah sakit. Tapi maaf, walaupun anak ini memiliki darah keluarga Shao, jangan berharap bisa memiliki mereka. Jika kamu berencana seperti itu, aku akan memanggil pengacara. Aku akan memastikan sampai detik kamu menutup mata, kamu tak akan pernah melihat cucumu."

Belum pernah Lucy mengatakan hal sekasar ini di depan ibu Shao.

Terkejut mendengar perkataan ini, ekspresi ibu Shao berubah. Ia hanya bisa terdiam dipenuhi rasa terkejut dan amarah. Ia menuding wajah Lucy dengan jarinya, "Oke, kau mengancamku..."

"Maaf, aku tidak ada waktu." Lucy tersenyum sinis, memandangnya dari ujung kepala ke ujung kaki, membuat kemarahan ibu Shao semakin memuncak.

"Kedua anak ini prematur, badan mereka lemah. Setahun ini ibuku lah yang dengan sepenuh hati dan tenaga merawat mereka, apa yang kalian lakukan? Masih punya muka menuding marah-marah. Aku menghormatimu sebagai orangtua maka sekali ini tak kupermasalahkan. Jika sampai terjadi lagi, tak akan kubiarkan lagi."

"Kau..." Badan ibu Shao gemetar karena amarah. Ia tak mengerti setahun ini apa yang dialami Lucy sehingga membuatnya sekeras ini. Perkataannya membuat kepalamya hampir meledak oleh amarah.

Lucy melihat ibu Shao tak bisa berkata-kata. Bagaimanapun, ia adalah ibu Dean Shao, tak bisa terlalu mengerasinya. Ia menoleh ke anak tangga di ujung koridor, "Tak usah sembunyi, keluarlah."

Setelah diam sejenak, tatapan mata Lucy semakin sinis, ia menoleh ke arah ibu Shao dan berkata, "Dari Stephanie Fu, Jessy Qi, lalu sekarang gadis ini. Kau sungguh giat mencari menantu untuk keluarga Shao. Tak usah pikirkan kedua anak ini, berusahalah lebih realistis. Pikirkan bagaimana agar Dean Shao bisa menerima perjodohanmu ini dan memiliki anak. Maka impianmu untuk menjadi nenek akan menjadi kenyataan."

Setelah ia selesai mengatakannya, sosok wanita yang bersembunyi di tangga akhrinya keluar. Wenny Tao memasukkan kedua tangannya di kantung jubah putihnya, dan berjalan ringan menuju ke sebelah ibu Shao. Ia memandang ke arah Lucy, dan di matanya tampak ekspresi terkejut.

Di kantor dokter Tao sebelumnya, Lucy telah menganalisa wanita ini. Usianya seperti belum lama lulus kuliah, kepribadiannya nampak lembut dan manis, dan bukan dari latar belakang keluarga dan strata sosial yang akan dipilih ibu Shao. Tak seperti dulu Stephanie Fu atau Jessy Qi, sekarang ia mencari seorang yang polos dan sederhana untuk menjadi pendamping Dean Shao.

Lucy menatapnya tanpa berkedip. Kemarahannya pada ibu Shao tak terkontrol lagi. Dengan acuh tak acuh ia berkata pada Wenny Tao, "Rupanya kamulah yang diam-diam memberitahukan pada ibu Shao. Tak heran ia tahu aku datang. Tapi kuingatkan, hal yang kau lakukan untuk menyenangkan calon ibu mertuamu ini bukanlah hal yang baik."

Sambil berbicara, dengan senyum tipis ia memandang Wenny Tao dari ujung kepala hingga ujung kaki dan berkata, "Tapi kamu terlihat jauh lebih baik dibandingkan dua wanita sebelumnya, semoga beruntung."

Wenny Tao tak mengerti apa maksud ucapan "semoga beruntung" itu. Ia takut salah berucap, maka ia hanya berdiri di sebelah ibu Shao tanpa mengucapkan apapun.

Ibu Shao menarik Wenny Tao ke belakangnya, saat ia akan berbicara, pintu di belakang mereka terbuka, dan dokter Tao keluar dari dalam ruangan. Ketika melihat kejadian di depannya, tanpa sadar ekspresinya menjadi dalam, melirik putrinya dengan sinis, lalu berkata, "Anak tersebut baik-baik saja."

Setelah mendengarnya, Lucy menghembuskan nafas lega. Ibu Lu yang tadinya merasa sangat tegang, tak dapat menahan perasaannya dan segera bangkit dan menggenggam tangan dokter sambil berulang kali mengucapkan terimakasih.

Wajah ibu Shao mengeluarkan senyum yang tak tulus. Ia menyapa dokter Tao yang sedang melepas maskernya, namun dokter Tao tak mengindahkannya. Ia menoleh pada Wenny Tao dan berkata dengan dingin, "Berkeliaran pada saat jam kerja, kamu siap-siap saja mendapat surat peringatan bulan ini."

Ia mengatakannya sambil berjalan pergi tanpa menoleh.

Setelah mendengarnya, dengan panik Wenny Tao berjalan mengejar ayahnya. Ibu Shao di belakangnya meneriakkan nama dokter Tao beberapa kali tanpa bermaksud mengejarnya. Matanya menoleh menatap Lucy di belakangnya.

Ibu Lu keluar dari klinik sambil memeluk cucunya. Ibu Shao memandangnya tanpa menunjukkan sedikitpun rasa kasih sayang.

Ia melangkah maju, namun dihadang oleh Lucy, "Maaf, anak ini takut pada orang asing."

Ekspresi wajah ibu Shao susah dijelaskan. Ia terbatuk dua kali untuk menutupi suasana canggung. Lalu ekspresinya melunak, saat memandang anak kecil dalam pelukan ibu Lu, hatinya pun luluh.

Memikirkan bahwa ia adalah anak Dean Shao, dan adalah cucunya sendiri, ia tak dapat menahan emosi yang mengalir deras.

"Bisakah kamu... ijinkan aku memeluknya?" Tanpa sadar ibu Shao mengulurkan tangannya ke arah anak itu, "Aku hanya ingin memeluk, tidak ada maksud lain."

Lucy terpaku, menoleh ke arah ibu Lu di belakangnya. Ibu Lu memindahkan posisi gendongan anak itu menghadap kesamping, gerakannya mengisyaratkan keengganan.

Namun di tengah kesunyian, Lucy tetap mengangkat sang anak dari gendongan ibunya dan memberikannya kepada ibu Shao. "Ini demi anak ini, bukan demi engkau."

Kata-katanya masih dingin, tapi ibu Shao seolah tak mendengarkannya, ia meraih anak itu ke pelukannya dan suatu ekspresi yang tak biasa mengalirinya, "Nak, ini aku nenek..."

Danson tak mengenalnya, namun saat dipeluk oleh ibu Shao, air mata di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi gelak tawa sumringah, menghancurkan lapisan tembok terakhir dalam hati ibu Shao.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu