Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 145 Teman Lama Ayah

“Oh, sebentar lagi tidur.” Ayah Lu berbisik kepadanya. Kemudian kembali sunyi lagi. Tidak tahu apa yang perlu ditanyakan. Lucy Lu tidak bertanya dan juga tidak berdiri.

30 detik kemudian, ayahnya membuka mulut. Dia melihatnya sambil berharap, “Lucy Lu…… apa kamu bisa membantu ayah melakukan satu hal.”

Lucy Lu merasa berat. Di mukanya tidak ada ekspresi tambahan, hanya menaikkan alis. “Kamu masih ada apa lagi yang belum dijelaskan ke pengadilan? Sampai harus aku membantumu?”

“.…..”

Ayah Lu merasa malu, menjilat bibirnya dan berkata: “Bukan seperti yang kamu bayangkan…….”

Lucy Lu mengedipkan mata, “Kalau begitu kenapa tidak beritahu mama, sampai harus menungguku pulang untuk membantumu?”

“Aku tidak ingin mamamu khawatir. Lagipula, aku beritahu pun tidak ada gunanya, kakinya tidak baik. Aku tidak ingin merepotkannya.”

Lucy Lu cemberut, “Tapi aku masih hamil.”

Ayah Lu seketika berhenti bicara.

Sebenarnya sekarang di rumah orang yang paling mengkhawatirkan adalah Lucy Lu. Dengan perutnya yang besar dia pergi kesana kemari, mereka bagaimana bisa tenang.

Ada sedikit rasa malu terlihat di mukanya, dia pun tidak bicara lebih banyak lagi.

Lucy Lu melihatnya begitu, hatinya pun tidak tega dan dengan tak berdaya berkata. “Sudah sudah, aku barusan hanya bercanda. Aku berkata begini bukan untuk membuatmu khawatir, hanya ingin memberitahumu saja. Jangan semuanya diasumsi lalu disimpan sendiri dalam hati. Mamaku sudah melihat dengan jelas, kamu tidak bicara pun dia juga dapat merasakannya.”

“Bilang saja, kamu ingin aku melakukan apa?”

“Lucy Lu……” Hati Ayah Lu tersentuh, tangannya yang kurus dan hanya tersisa tulang ingin mengelus kepalanya, tetapi di tengah jalan ia menyerah. Dengan suara serak dia berkata, “Aku ada satu teman lama, besok ulang tahun. Aku ingin kamu bantu aku mengunjungi dia.”

Lucy Lu terkejut, “Temanmu? Teman apa, kamu ada masalah dia tidak datang. Dia ulang tahun kamu malah ingat.”

Meskipun dipojokkan banyak orang, bagaimanapun dia masih seorang koruptor. Sebelumnya dia punya banyak teman. Setelah terjadi masalah, satu pun tidak datang melihatnya. Kali ini penyakitnya parah. Meskipun berita ini dirahasiakan, tetapi siaran berita juga segera menyiarkannya, tetapi tetap saja tidak ada yang datang.

Saat meminjam uang dia sudah tahu hal ini. Sekarang setelah mendengar dia membahas satu teman lagi, siapa yang tidak kaget.

Mata Ayah Lu yang kotor memandang jauh keluar dan tidak tahu sedang berpikir apa. Dengan bergumam menjawab: “Dia sudah meninggal……”

Ekspresi Ayah Lu semakin padat, bibirnya bergerak beberapa kali dan suasana hatinya memburuk.

Ulang Tahun, bukan hari yang baik. Dia ingin aku pergi mengunjungi kuburan?

Pantas saja hari ini semangatnya tidak bagus.

Lucy Lu diam sebentar, tidak banyak bertanya. Lalu berkata dengan pelan, “Besok aku akan ke sana untuk melihatnya. Beri aku nama dan alamatnya.”

Ayah Lu terlihat bahagia dan langsung memegang tangannya. Dia terlihat lega. Setelah beberapa detik, dia berkata: “Namanya Shirley Mu. Kamu sebaiknya memanggil dia Tante…..”

“Tunggu!” Ekspresi Lucy Lu berubah, tiba-tiba menyela perkataannya. Dia pun terkejut, “Shirley Mu……tante? Perempuan?”

Dia setengah berkata itu teman lamanya. Dia kira temannya adalah seorang pria.

“Pantas kamu tidak berani bilang mama. Ternyata kamu masih berhutang cinta di luar. Sudah meninggal pun kamu masih mengingatnya.”

Ekspresinya mukanya pelan-pelan menjadi tenang.

Pejabat dengan wanita simpanan, masalah ini bukanlah hal baru. Dia berani korupsi tanpa sepengetahuan mama, apalagi melakukan hal semacam ini di belakangnya?

Ekspresi Ayah Lu berubah, panik, kemudian memegang kasur. Setengah badannya ingin berdiri, dan dengan batuk yang panik berkata, “Lucy, bukan, uhuk uhuk. Bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku berjanji kepada surga kalau aku tidak selingkuh dari mamamu….. Dia hanya teman lama yang kukenal dari dulu. Sebelum masuk penjara, dia meninggal……”

Dia mengatakan ini sambil matanya berangsur-angsur turun, kata-katanya pun berhenti. Matanya terlihat pergumulan dan ada suatu jejak, seperti ada sesuatu yang tidak bisa dikatakan. Akhirnya dia hanya bisa menghela nafas dan tidak berkata apa-apa lagi. Bibirnya pun terdiam lagi.

Lucy Lu melihat dia dengan tenang, sudah jelas ini kurang ajar, tetapi masih saja mengejeknya dan tersenyum, “Teman lamamu yang lawan jenis ini…… Mamaku masi belum tahu. Apa mungkin….. teman intim? Ulang tahun dia saja kamu ingat hari ini. Jika dia masih hidup, jika kamu masih menjadi pejabat yang hebat, kami hari ini berani merayakan ulang tahunnya dan memberinya hadiah tanpa sepengetahuan ibu?”

Pernikahan, teman intim itu suka berbohong seperti ini kah? Sudah selamanya berbohong, semuanya pura-pura kaget don bodoh. Sudah bertemu masih saja tersenyum untuk pura-pura menghormati.

Dia awalnya tidak ingin membohongi diri sendiri, karena itu dia mengakhiri kesalahannya menikah dengan Dean Shao. Jika terus seperti ini, maka dia akan menjadi seperti mamanya.

“Lucy……” Ayah Lu tampak suram dan wajahnya yang kurus kering kewalahan. Dia ingin menjelaskan tetapi tidak tahu mulai dari mana. Setelah beberapa lama, baru mulai menjelaskan perlahan dengan berharap: “Dia bukan seorang mata duitan. Hubungan aku dan dia bukan seperti yang kamu bayangkan…… Masalah ini jangan beritahu mamamu. Aku tidak ingin dia terlalu khawatir.”

Muka cantik Lucy Lu berubah menjadi datar, “Anggap saja kamu memiliki banyak kekasih gelap, kamu tidak bilang juga aku tidak akan beritahu mama. Masalahmu aku tidak peduli, tetapi aku tidak bisa membiarkan mamaku disakiti. Selain semua orang, kamu tidak boleh menyakiti dia.

“Aku tahu……” Ayah Lu terlihat sedih.

“Sudahlah, beri aku alamatnya. Besok aku akan ke sana.” Lucy Lu berkata sambil berdiri.

“Kota Lin, Distrik Hongxing…… Pemakaman Baimu.”

Alis Lucy Lu naik sedikit, ada yang aneh, “Kota Lin?”

Kota Lin. Tempat ini belakangang ini sering terdengar di telinganya, terasa akrab.

Di pikirannya terlintas, dia teringat Theo Mu sepertinya tinggal di Kota Lin.

Ayah Lu tidak mengerti, “Ada apa?”

Lucy Lu menggelengkan kepala dengan penuh pikiran, “Tidak, tidak apa-apa…… aku sudah tahu. Besok pagi aku ke sana.”

“Baik, baik baik……” Alis mata Ayah Lu pun turun, seperti permintaannya sudah terkabulkan, dengan puas tersenyum dan menutup matanya.

Tatapan Lucy Lu begitu dalam, dia membungkuk untuk melihatnya. Dari samping kasur berdiri sebentar, kemudian mematikan lampu dan pergi.

…...

Keesokan harinya, karena dia harus mendadak pergi ke Kota Lin, dia tidak ada persiapan. Jadi dia berencana untuk ke kantor dahulu untuk mengurus beberapa hal, lalu kembali untuk pergi ke sana.

Begitu mau keluar rumah, Ayah Lu dan Fanny masih belum bangun. Dia berkata kepada Ibu Lu yang sedang membersihkan meja makan, “Ma, Ayah mungkin merasa jengkel di kamar, apa ada kursi roda? Kamu bisa mendorongnya untuk pergi keliling di sekitar komunitas. Tapi hati-hati ketika turun lantai.”

“Jengkel?” Ibu Lu mendengus dengan nafas yang tidak baik. Sambil mengelap meja berkata, “Aku setiap hari di rumah melihat dia tidak ada merasa jengkel. Mungkin dia masih sakit, sekarang masih berada di dekat pintu sana, tidak tahu apa yang berubah.”

“.…..”

Lucy Lu lagi-lagi tidak bisa berkata jujur, hanya bisa mengusap-usap hidung, mengganti sepatu dan memegang rambut panjanganya. Dia tertawa dan berkata, “Ma, demi Fanny hari ini ibu akan sedikit lebih kerja keras. Dia sangat penurut, tidak akan lari kemana-mana. Jangan lupa untuk memberi dia makan dan minum.”

Jika tidak ke Kota Lin, dia pasti bisa membawa anak itu ke Kota Lin.

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu