Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 57 Kenapa Dean Juga Ada di Sini

Ia mengerutkan keningnya, wajahnya agak sedikit ragu, beberapa detik kemudian, ia berkata, “Maaf…… Aku masih belum bisa memutuskannya.”

Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana, saat bersama Harry, ia tak bisa menemukan perasaan yang ia rasakan saat bersama dengan Dean.

Realitanya, ia memang ingin berhubungan serius dengan Harry, namun setelah selama ini, ia tak dapat menemukan motivasi lain selain menjadi teman.

Harry menengok ke arahnya, lalu membalikkan pandangannya ke depan, pandangannya gelap, tapi ia tetap tersenyum hangat, “Tidak apa-apa, aku akan menunggumu, selama kau tidak menghindariku, aku masih tetap percaya diri.”

Lucy memandanginya dengan terharu, namun hatinya juga dipenuhi perasaan bersalah, sepertinya ia harus segera mengambil keputusan, jangan sampai membuang-buang waktu orang lain.

Setelah menyelesaikan seluruh prosedur rumah sakit, Harry pergi untuk membeli makanan, Lucy dan Fanny menjaga Ibu Lu dalam ruang rawatnya, tiba-tiba CEO Lee menelepon.

“CEO Lee.”

“Manager Lu, beberapa hari yang lalu, apa kau berkenalan dengan CEO Shang?”

“Iya, kami bercakap sebentar, tapi sayang, saya tidak sempat memperkenalkan perusahaan kita padanya, CEO Lee.”

Nomor telepon yang ia dapatkan dengan susah payah, juga sudah dihilangkannya.

Namun CEO Lee sama sekali tidak peduli, ia bahkan tertawa, “Tidak apa-apa, kebetulan sekretarisnya mengirimkan sebuah undangan, ingin bertemu sore ini, katanya aku harus membawamu juga. Jika kau tidak sibuk, bisakah kau datang kemari?”

“……”

Sekarang?

Lucy menoleh ke arah ibunya yang masih dipasang selang infus, “Apa dia menyebutkan agar aku ikut datang ke sana?”

“Iya benar.” CEO Lee sebenarnya juga sedikit heran waktu itu, mengapa CEO Shang bisa ingat pada Lucy.

Lucy pun menghela napas.

CEO Lee sepertinya merasakan sesuatu, “Kau tidak bisa datang? Kalau begitu biar aku saja yang menjelaskan pada mereka?”

Bagaimanapun, ini adalah keputusan yang mendadak, sebagai atasannya ia juga tidak dapat memaksakannya.

“Tidak usah, tolong Anda kirimkan tempat dan waktunya padaku, sebentar lagi aku akan ke sana.” kata Lucy tidak menolak.

Sebagai manager, ia harus mengutamakan kepentingan perusahaan, apalagi CEO Lee adalah seorang atasan yang selalu baik pada bawahannya, ia tak boleh membuatnya repot.

“Baik, baik, waktu kau berangkat beritahu aku. Tenang, pembagian dividen di akhir tahun pasti akan kuberikan padamu.”

Lucy pun tersenyum, “Terima kasih banyak, CEO Lee.”

Sial, kalau soal uang, dia sama sekali tidak bisa menolak.

Setelah menutup teleponnya, ia mencari dan memberitahu perawat yang merawat ibunya, begitu kembali ke ruang rawat, Harry sudah kembali.

“Lucy, sini makan.”

Lucy berjalan ke sana, dengan perasaan sungkan ia berkata, “Maaf, Kak, aku baru saja menerima telepon dari kantor, CEO Lee menyuruhku untuk ke sana, ada masalah mendadak yang harus diselesaikan.”

Selain kaget, tidak ada perubahan lain pada wajah Harry, dia hanya berkata, “Apa kau harus pergi sekarang? Dari pagi kau sibuk terus, kau belum makan. Sesibuk apapun pekerjaanmu, kau juga harus jaga diri.”

Ibu Lu menyahut dengan nada kesal, “Apa bosmu tidak tahu hari ini hari libur? Kenapa kau harus lembur tiap hari, meskipun hari ini merupakan hari liburmu, kamu masih saja harus lembur, apakah kamu tidak memberitahunya bahwa kakiku terluka dan membutuhkan perhatian darimu?”

Lucy dan Harry bertatapan sesaat, dengan sedikit tertawa ia berkata, “Ibu, di hatiku kau selalu nomor satu, aku sudah memberitahu perawat, kau istirahat saja dengan tenang, aku akan segera pulang.”

Harry pun tertawa, ia mengelus kepala Fanny yang ada dalam pelukannya dan berkata, “Aku tidak sibuk sore ini, aku dan Fanny akan menemanimu di sini.”

Lucy tertegun dan menatapnya, “Kak, tak usah repot-repot, lakukan saja apa yang seharusnya kau lakukan, aku sudah memberitahu perawat, tidak usah ditemani.”

“Apanya yang tidak perlu ditemani? Memangnya kenapa kalau aku berbincang-bincang dengan Harry? Dia saja lebih berbakti daripada kamu.” kata Ibu Lu yang sedikit kesal, “Cepat sana, segera pergi setelah makan…… Jangan biarkan bosmu menunggumu.”

Lucy, “……”

Setelah makan sedikit, Lucy pun diusir dari rumah sakit oleh Ibu Lu.

Ia pulang untuk mengganti pakaiannya, lalu menuju ke hotel tempat perjanjian mereka.

Sekitar jam tiga, Lucy bertemu dengan CEO Lee dan Zayn Shang.

Di dalam ruangan yang kuno nan berkelas itu, mereka berdua sedang duduk sambil minum teh, pembakar dupa yang ada di sebelah sedang berasap-asap.

Selain CEO Lee dan Zayn Shang yang ada di ruangan itu, ada lagi seorang wanita, dia terlihat seperti sekretaris Zayn yang duduk di belakangnya.

Melihat kedatangannya, CEO Lee berkata, “Lucy, sini.”

Lucy menegakkan tubuhnya dan berjalan ke depan, lalu membungkukkan badannya sedikit, “CEO Lee, CEO Shang.”

Pria yang tampan itu meletakkan cawannya, lalu mendongakkan kepala untuk melihat Lucy, sambil tersenyum ia berkata, “Nona Lucy, saya kira setelah pesta itu kau akan menelepon saya, tidak disangka, sepertinya saya terlalu percaya diri.”

Lucy tercengang dan tersenyum paksa, “Saya takut Anda sangat sibuk, bagaimanapun saya harus mempersiapkan diri untuk mengundang Anda.”

Nomor teleponnya sudah hilang, bagaimana caranya dia mengundang?

“Duduklah,” Zayn menatapnya dengan wajah hangat.

Sekretaris itu memberinya bantal duduk dari sebelahnya.

“Terima kasih.”

Lucy duduk berlutut perlahan-lahan, dia tidak terbiasa dengan posisi duduk seperti ini, ditambah lagi dia sedang hamil beberapa bulan, perutnya juga terasa tidak nyaman, sampai-sampai baru saja duduk ia langsung terguling.

Tangan gesit Zayn menangkap pundaknya dan memeganginya, “Hati-hati, kalau tidak ambilkan kursi saja untukmu.”

Lucy segera membenarkan posisinya, lalu menggeleng-gelengkan kepala, “Tidak, tidak usah, begini saja, tidak apa-apa.”

“Tak usah gugup.” Zayn mengisi cawan teh Lucy, “Sama seperti waktu itu, Nona Lucy boleh menyelesaikan perbincangan yang belum selesai.”

Wajah Lucy memerah, ia menundukkan kepala, “Waktu saya sudah sok-sok bergaya di depan para ahlinya, kali ini di hadapan Anda dan CEO Lee, aku lebih baik tutup mulut saja. Hari ini aku datang untuk belajar, cukup mendengar dengan seksama saja.”

“Benar, hari ini ada tiga bos mall besar di sini, menyuruhmu untuk datang ke sini memang agak menyulitkanmu.”

Lucy tersenyum kaku, lalu tersadar, “Tiga?”

Ia menoleh ke arah sekretaris CEO Shang, wanita yang muda dan cantik.

Zayn pun tersenyum, mengangkat cawan teh ke depan hidungnya dan menikmati aroma teh yang ada di cawan itu, “Masih ada satu orang yang belum sampai, dia terlambat, nanti harus kita hukum minum wine.”

Lucy mengangguk-anggukkan kepalanya, ia merasa ada seseorang yang datang di belakangnya, ia pun menengok ke belakang, tatapannya membeku.

Tubuh yang besar nan tinggi, wajah yang tampan nan elok, kalau bukan Dan Shao, siapa lagi.

Hatinya terdiam, wajah Lucy agak sedikit memucat.

Kenapa dia di sini?

Dia kenal dengan CEO Shang?

Benar juga, orang-orang di belakangnya ini adalah pengusaha-pengusaha besar, keduanya bahkan sangat legendaris, kalaupun mereka kenal juga tidak heran.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu