Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 378 Sini Kuperiksa

Anderson Xun siuman di rumah sakit. Amy membuka pintu, dan melihatnya duduk di ranjang pasien dengan ekspresi marah, ia pun mengurungkan diri.

Anderson mengangkat alis dan berkata dengan dingin padanya, "Katakan apa yang terjadi."

Amy menggigit bibirnya dan menyerahkan sebuah USB padanya, "Ini ditemukan di sebelahmu kemarin."

Anderson menatap barang putih kecil yang ada di tangannya. Ia mengambil komputer di meja. Sambil menyalakannya ia bertanya, "Bagaimana hasil pemeriksaan kemarin?"

Mata Amy menatap jauh ke depan, dan ekspresinya semakin serius. "Kamera CCTV telah dihancurkan dan tidak ada satupun yang bisa ditemukan. Tapi pengawas mengatakan bahwa Dean Shao ditemukan berada di sebuah ruangan pribadi bersama seorang wanita. Wanita itu mengenakan seragam bar."

Perkataan itu membangkitkan memori samar hari kemarin, mengingat kembali sosok yang cepat-cepat memasuki toilet wanita, ia pun perlahan mulai mengerti. Sambil memegang bagian kepalanya yang terluka, menahan rasa sakit, ia menggertakkan gigi, "Sini kuperiksa!"

"Baik." Amy mengangguk dan setelah itu bersiap untuk pergi, lalu melihat mata Anderson diseliputi kemarahan.

Jarinya sedikit gemetar, membuka satu demi satu data yang ada di dalam USB. Akhirnya, ia dipenuhi kemarahan yang tak bisa ditahan lagi.

Amy menyadari pasti ada sesuatu yang salah. Ekspresinya suram dan ia bertanya dengan panik, "CEO Xun, ada masalah apa?"

Pria itu menjawab pertanyaan itu dengan gerakan fisik.

Sebelum ia sempat bereaksi, Anderson melibaskan tangannya, membanting komputer yang ada di depannya ke arah Amy, menabrak lututnya dengan kencang hingga mengucurkan darah.

Wanita itu mengerutkan kening, rasa sakit yang menyapunya membuatnya menjadi pucat, tapi ia berhasil menahannya, hanya sedikit mengaduh secara spontan. Lalu ia diam dan tak berani mencoba keluar lagi.

"Keluar!" Jari Anderson mengarah ke pintu. "Keluar, biarkan aku memeriksa hal ini dengan seksama!"

Amy mengikuti perintahnya dan keluar dari kamar rumah sakit dengan panik, menutup pintu, dan mendengar suara barang-barang pecah di dalam. Wajahnya menjadi pucat.

Di tengah pecahan dan reruntuhan, Anderson mengepalkan tangan dan berteriak, "Dean Shao!"

--

Di sisi lain, sepulang dari Kyoto, Lucy dan Dean Shao sama sekali tidak saling menghubungi satu sama lain. Yang satu kembali ke kota Jin, yang lain kembali ke kota Nan, sibuk dengan hidupnya masing-masing, berpura-pura tak pernah terjadi apa-apa.

Begitu pesawat Lucy mendarat, ibu Lu menelepon. Suaranya penuh rasa cemas, "Lucy, kamu sudah sampai mana? Danson sedang sakit..."

Sebelum ia sempat bertanya dengan jelas, ia menyodorkan kopernya pada Bobby Song, dan menyetop taksi untuk pergi ke rumah sakit, "Kamu pergilah dulu ke kantor, aku yang akan menjelaskan ke CEO Li."

Bobby mengangguk, dan sebelum ia sempat menjawab, Lucy telah masuk ke taksi dan melaju lenyap dari pandangan.

Lucy bergegas berjalan di rumah sakit. Tepat ketika ia menemukan ibunya yang sedang berlinang air mata di depan pintu departemen, pintu terbuka dan seorang dokter yang mengenakan masker bertanya, "Yang manakah orangtua dari Danson?"

Ibu Lu bergegas mengusap air matanya. Saat ia berdiri, ia melihat Lucy yang berjalan dengan langkah-langkah lebar dan berkata, "Saya ibunya." Ibu Lu bergegas menimpali, "Saya neneknya."

Lalu keduanya berjalan beriringan, dan dokter memandang kertas yang ada di tangannya, "Diagnosanya adalah usus buntu."

Lucy terduduk, kedua tangannya mengepal dan keringat mengucur dari dahinya, namun ia tetap berusaha tenang, "Parahkah? Bagaimana cara menanganinya?"

Dokter membetulkan kacamatanya, berpikir, lalu berkata dengan suara dalam, "Karena terlambat mendapat perawatan medis, sekarang kondisinya sudah parah. Kami hanya dapat melakukan operasi, tetapi pencernaan anak ini lemah. Proses pemulihannya akan berdampak pada pertumbuhannya..."

Belum selesai dokter berbicara, ibu Lu mengeluarkan suara terisak, menutup mulutnya dengan tangan, ia tahu ini bukan saat yang tepat untuk menangis tapi ia tak dapat menahannya. Ia berbisik, "Ini kesalahanku, kukira ia hanya kedinginan dan tidak enak badan, saat tadi pagi ia menangis hebat baru aku merasa ada sesuatu yang salah..."

Mendengar ini, hati Lucy teriris. Ia menggenggam tangan ibu Lu dan menenangkannya, "Tidak ada yang menyalahkanmu, akulah yang bekerja terlalu keras sampai tak dapat merawat mereka."

Setelah sedikit jeda, dokter mengangkat tangannya dan mengetuk kertas yang ada di tangannya, "Aku belum selesai, nenek, jangan khawatir."

Dokter mengarahkan pandangan pada Lucy, "Ada jalan lain selain operasi. Rumah Sakit Duta Harapan di Kota Jin mempunyai dokter khusus untuk penyakit anak-anak. Aku telah membuat janji dengan dokter Tao, dokter yang paling profesional. Kebetulan hari ini ia sedang bertugas, kau bisa membawa anakmu kesana untuk diperiksa."

Lucy merasa ragu, memikirkan perjalanan dari kota Nan kekota Jin, "Bisakah anak ini bertahan selama perjalanannya?"

"Tak apa," dokter berkata, "Aku telah membersihkan ususnya. Jika merasa masih membutuhkan operasi, kami tak akan menunda prosesnya. Pengobatan khusus ini bebas tergantung keputusan orangtua. Jika tidak ingin repot kesana, kami bisa segera mengatur agar anak ini segera dioperasi."

"Terimakasih, dokter. Saya akan pergi ke kota Jin." Lucy membuat keputusan saat itu juga. Ia bangkit dan berterimakasih, "Terimakasih, maaf merepotkan anda."

Setelah berbicara dengan dokter dan mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan, ia meninggalkan ibu Lu di rumah sakit, pulang ke rumah untuk mengepak beberapa baju, lalu menyetir ke kota Jin.

Sepanjang perjalanan, jemari Lucy menggenggam setir dengan erat hingga tangannya berkeringat, ia menyetir dengan kecepatan tinggi.

Ia menyetir tanpa henti sampai di depan rumah sakit, dan tanpa menunda segera menggendong anaknya menuju kantor dokter Tao, spesialis anak.

Melihat seorang wanita datang menggendong anaknya, seorang pria setengah baya mengangkat alisnya dan berkata, "Kau yang datang dari kota Nan? Berikan formulirnya kepadaku"

Ia mengulurkan tangan dan memeluk sang anak. Setelah pemeriksaan singkat dan memeriksa diagnosis yang dibawa Lucy, ia menginstruksikan, "Perawatan enema masih sempat dilakukan. Saya akan membawa anak ini ke klinik, kamu urus prosedur administrasi."

Ketika Lucy hendak keluar dari ruangan, seorang dokter muda wanita membuka pintu, usianya sepertinya tidak sampai akhir 20an. Sembari berpapasan keduanya saling menyapa dengan hormat. Dokter wanita itu melewatinya dan berjalan menuju dokter Tao, "Ayah, ada suatu hal yang harus dibicarakan..."

Dokter Tao bahkan tidak memandangnya, menjawab dengan dingin, "Tidakkah kau lihat aku sedang sibuk, jika ada sesuatu sepulang kantor nanti dibicarakan lagi."

"Tapi..." Wanita itu merogohkan tangan ke kantong jubah putihnya, lalu melihat anak kecil tersebut bangun dan mulai menangis, akhirnya ia mengangkat bahu, "Baiklah, kerjakan dulu kesibukanmu."

Saat ia berbalik badan akan pergi, dokter Tao menyerahkan anak kecil itu pada asisten, sambil mengepak barangnya ia berujar, "Jika ini masalah keluarga Shao, tak usah dibicarakan lagi, katakan pada mereka aku lembur, jika tetap menyuruhku pergi, jangan salahkan aku bila nanti reputasimu hancur."

Mendengar ucapan yang tanpa perasaan ini, wanita itu menghentikan langkahnya. Ekspresi wajahnya berubah dan ia menolehkan kepala dan berkata dengan marah, "Ayah!"

"Baiklah, pergilah, saat jam kerja tidak bekerja dengan baik, jangan salahkan aku bila melaporkanmu ke kepala rumah sakit." Setelah mengatakannya, tanpa memandangnya ia membawa barang yang telah dikemasnya dan mendorong pintu menuju ruang konsultasi.

Lucy terdiam di tempat beberapa saat, lalu mengambil dompet yang tak sengaja terjatuh di sebelahnya, lalu pergi.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu