Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 264 Ia Memperlakukanmu Dengan Baik

Menghadap cermin mengelap mukanya, Janice Zhou dengan senyum jahat muncul di belakangnya.

“Aku penasaran setelah kau melahirkan anak apakah akan menjadi gadis desa, kenapa berpenampilan seperti ini, melihatmu aku jadi tidak ingin melahirkan anak.” Mukanya menunjukkan perasaan tidak suka.

Lucy Lu tidak marah, mengkedipkan mata dan tertawa: “Kau sepertinya sangat suka bersama anakmu, mukamu bahkan di penuhi angin musim gugur, bahkan bisa berekreasi dan mempertahankan kecantikanmu, aku sungguh iri.”

Janice Zhou mengeluarkan bedak makeupnya dan melakukan touch-up, kemudian melihat Lucy Lu: “Di lihat orang lain ya sudahlah, kau terlihat menyedihkan sepertinya aku saja tidak nafsu.” Berbicara sambil melihatnya dengan tidak berselera. “Dia kan memang tidak berniat menikah denganku, hanya merasa cocok saja, kebetulan aku juga hamil, tidak usah membuang tenaga menyelesaikan masalah ini, hanya tidak perlu ada permasalahan khusus saja, siapa saja juga boleh.”

Lucy Lu memutarkan kepalanya melihat ke arah Janice Zhou dengan wajah kesamping, dengan suara lumayan nyaring berkata: “Kau tidak apa-apa? Meskipun dia tidak mencintaimu?”

Janice Zhou adalah seorang yang ceroboh dan polos, selama ini selalu percaya dia pasti memiliki seseorang yang bersedia bersamanya sampai mati memisahkan mereka, hidup di kehidupan yang indah dengan orang yang benar-benar mencintai dia.

Tapi kenyataan begitu tragis, Ia bisa mellihat bahwa Janice Zhou tidak bahagia, tapi malah membuat wajah yang pura-pura bahagia untuk membohongi dirinya sendiri.

Tangannya sedikit bergetar, berat untuk turun tangan, sangat terlihat jelas bahwa ia sangat tidak nyaman.

Dengan tidak peduli berkata: “Mau bagaimana lagi? Selain bersedia menikah dengan dia apakah ada pilihan lain?”

Lucy Lu membuka mulutnya, dan kemudian menutupnya lagi, matanya menjadi gelap.

“Kau bermaksud untuk agar aku tidak mengikuti jejakmu.” Janice Zhou membereskan kotak makeupnya, dengan diam melihatnya.

Lucy Lu tersenyum pahit: “Hanya saja tidak ingin kau mengalami situasi yang serba salah sepertiku.”

“Kau sangat baik terhadapku.”

Sangat baik, merawatnya dengan baik, sangat peduli terhadapnya.

Tapi ini terjadi di dalam tiga tahun ini, saat itu ia bermimpi yang membuatnya sadar dan menertawakannya, tapi itu saat ia telah bercerai.

“Kau demi anak, demi menjadi ibu, lebih lagi seperti ini,” menertawakan diri sendiri, “Setelah mereka lahir, kau takut mereka di pandang remeh atau tidak berguna.”

Janice Zhou mengkerutkan alisnya: “Kau terlalu banyak berpikir? Meskipun dalam hal cinta Dean Shao tidak dapat memberikannya, tapi selama ini mengenalnya, ia bukan tipe orang yang melakukan hal seperti itu.”

Tertawa, dengan tidak peduli berkata: “Anggap saja aku terlalu banyak berpikir,” berubah pikiran, “Kalau kau ingin mencoba, menikahlah dengannya, anakmu juga membutuhkan figur ayah.”

“Jika membicarakan figur ayah, kau berencana kapan menikah lagi dengannya? Ini sudah 5 atau 6 bulan, dia tidak pernah membicarakan ini?”

Hati Lucy Lu sedikit sakit: “Tidak tergesa-gesa, aku sekarang juga belum siap menikah lagi.”

Janice Zhou menarik dia, tidak tahan menghelakan nafas: “Berdasarkan apa wanita harus lebih menderita…..”

Lucy Lu seketika teringat, dari kantongnya mengeluarkan seutai nomor telepon memberikan kepada Janice Zhou: “Bukankah kau memilik adik yang memliki keahlian IT yang baik? Tolong kau bantu untuk memeriksa siapa pemakai nomor telepon ini.”

Janice Zhou mengambilnya sambil melihatnya penuh penasaran, dan kemudian bibirnya membentuk senyuman: “Kenapa? Mau memeriksa apakah Dean Shao memiliki cewek lain?”

Orang ini tidak pernah sebentar saja serius, tidak tahan melotot kepadanya.

“Aku malahan malas untuk memeriksa ceweknya, sudah tidak usah banyak tanya, ini masalah kerjaan.”

Saat kedua orang itu kembali mereka melihat Dean Shao dengan Tuan Jimmy berbicara dengan akrab, tertawa terbahak-bahak.

Janice Zhou dengan mulut jahilnya, pura-pura marah dan berkata: “Bagaimana, apakah kita berdua sedang menutup mulut kalian untuk tidak berbicara? Saat kami tidak ada kalian mengobrol dengan heboh.”

Tuan Jimmy menariknya untuk duduk, dengan lembut tersenyum dan menjelaskan kepadanya: “Kami membahas tentang bisnis, takut jika kalian mendengar akan merasa bosan.”

Dean Shao menuntun tangan Lucy Lu dengan pelan-pelan membawanya duduk, melihat nasinya sudah dingin, memesan nasinya lagi.

“Tidak perlu, aku hampir kenyang.” Tolak Lucy Lu.

Pria itu tidak memaksanya, wajahnya dengan datar: “Makan terlalu sedikit, kata mama kau pagi ini juga makannya sedikit.”

Sambil berkata tangannya sambil mengelus-elus rambutnya yang memakai hiasan mutiara, gerekannya sungguh lembut.

Janice Zhou yang didepannya tersenyum dengan terkejut, tidak tahan terbatuk, bersender ke belakang, menyembunyikan tangannya.

Tapi ia sepertinya tidak mnegerti maksudnya, malah mengkerutkan alis dan meminta kepada pelayan sebuah kain untuk mengelap rambutnya.

Pergerakannya yang intim membuat telinganya merah, kedua orang di depannya berpura-pura fokus terhadap makanan.

“Jangan bergerak, biarkan aku makan dengan tenang.” Mengangkat sumpitnya dan menunduk kepala untuk makan.

Mata pria itu menunjukkan ekspresi tertawa, dengan puas menatap Lucy Lu yang sedang makan.

Janice Zhou melihat pria di sampingnya yang memiliki wajah datar, tanpa ada ekspresi apapun, kemudian Janice Zhou menghelakan nafas.

Lucy Lu, kau jangan di tengah-tengah kebahagian tapi kau tidak mensyukurinya.

Mereka makan hingga jam 2 siang, Lucy Lu merasa sedikit tidak nyaman, ingin keluar jalan-jalan.

Janice Zhou merangkul pundak Tuan Jimmy dan tersenyum mengundurkan diri: “Kami siang ini ingin pergi ke perusahaan EO, jadi tidak bisa menemani kalian.”

Lucy Lu tidak menyadari bahwa Janice Zhou sedang berpura-pura senang, dengan cepat mengucapkan selamat tinggal.

Lagi-lagi tinggal berdua, tetap disini juga tidak ada artinya, lebih baik cepat kembali ke rumah anggap saja jalan-jalan.

Tapi tidak melihat Glen Lin membawa mobil kesini.

“Di dekat sini ada sebuah mall, kita jalan-jalan dulu disana.” Pria itu membalik badan dan berkata.

Masih ingat saat mereka ke mall Dean Shao membelikannya baju dan sepatu.

Lucy Lu dengan pasrah menjawab ‘Iya’

Pria itu mengandeng tangannya, ingin menuntunnya jalan, tapi malah di tarik kembali oleh Lucy Lu.

Menunjuk bekas taplak kaki di celananya, memberikanya selembar tissue dan berkata: “Bersihkan.”

“Iya.” Pria itu menundukkan kepalanya.

Dia sedikitpun tidak keberatan, ia bahkan tidak mengkerutkan alisnya, masih ingin berpura-pura, Lucy Lu tidak tahan memiringkan bibirnya.

Mall sangat besar, setelah siang hari orang tidak terlalu banyak, pegawai juga dengan malas berdiri di pintu masuk.

Lucy Lu memutarkan kepalanya, baju dan sepatu dengan warna pink muda dan cerah terpajang rapi. Melihatnya membuat hati orang melembut.

Ibu Lu sama sekali tidak pernah menjahit, tapi akhir-akhir ini mengikuti pengajaran menjahit di TV, ia telah membuat sebuah baju kecil, tapi sering tidak jadi, kadang ia menatap dengan pengharapan pakaian bagian dada dan menelitinya selama setengah hari, memikirkannya bagaimana cara memakainya agar terlihat bagus.

Kakinya tidak sadar berjalan kearah situ.

Pegawai toko melihat ibu hamil mendekat, apalagi suami istri keduanya datang, sesegera mungkin menjadi semangat kembali, dengan senyuman menyambut mereka.

“Kehamilan Anda sepertinya sudah 7 atau 8 bulan ya?” pegawai toko bertanya.

Sedikit tersenyum berkata: “5 setengah bulan, karena kembar, makanya terlihat besar.”

Pegawai toko terkejut dan tersenyum: “Anda sungguh beruntung! Suatu saat akan ada kebahagian yang melimpah.” Melihat Dean Shao sekilas, mukanya sedikit merah. “Kalian suami istri terlihat begitu tampan dan cantik, bayinya pasti akan cantik atau tampan.”

Meskipun tahu bahwa itu hanyalah basa-basi, tapi tetap saja setelah mendengarnya membuat hati senang.

“Tapi anda terlihat lebih susah dari ibu pada umumnya,” langsung promosi, “Kita disini ada alat untuk meringgankan pekerjaan ibu, anda bisa melihat-lihat dulu.”

Lucy Lu yang awalnya memang sudah tertarik dengan barang di depan matanya, tidak ingin pergi, malah menarik pria itu untuk masuk melihat-lihat alat untuk ibu-ibu melahirkan.

Mata pegawai toko bersinar, melihat Dean Shao yang tertarik, cepat-cepat mempromosikan, hanya mengatakan sekali, semua di beli pria tersebut.

Lucy Lu sekarang wajahnya mengelap, membeli barang begini tidak akan di pakai semua, lagipula tinggal beberapa bulan lagi, selain sia-sia tidak ada kegunaan lain.

“Ini tidak perlu.” Lucy dari keranjang mengeluarkan barang-barangnya.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu