Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 186 Kamu Masih Memikirkan Cara Untuk Sembunyi Dariku

“Aku ingin tanya apakah kamu sudah bangun belum?”

Dia terhenti, lalu bertanya dengan khawatir, “Apakah kamu tidak enak badan? Aku lihat kamu masuk kerumah dari kemarin dan tidak pernah muncul lagi.”

Lucy berkata dengan pelan, “Aku tidak apa-apa, hanya saja terlalu lelah kemarin, dan istirahat lebih banyak, kalian tunggu sebentar, aku beres-beres dulu langsung keluar.”

“Baik.”

Setelah mengakhiri panggilan, Lucy memegang tenggorokkannya sendiri, lalu dia menghempaskan nafasnya dengan sedih, tapi dia tetap bangkit dari tempat tidurnya secara perlahan.

Sialan, benar-benar sakit!

Lucy masih ingin memarahi orang, dengan pinggangnya yang masih sakit-sakit, dia mengambil baju dan masuk ke kamar mandi.

Lucy berkaca dan berdandan, dan memeriksa kulitnya yang terlihat, dari leher keatas. Untung saja lelaki itu tidak melecetkan kulitnya, jika tidak ketika bertemu lagi dengannya, Lucy pasti akan tidak tahan dan memukulnya.

Setelah terpakai rapi, dia mengambil tasnya dan berjalan keluar, pintu rumahnya tiba-tiba terbuka dari luar.

Dean masuk kedalam rumah dan melirik Lucy, dan mengerutkan keningnya, “Badanmu sudah tidak sakit lagi?”

Wajah cantik wanita ini langsung berubah, dan melototnya, nada bicaranya menyalahkan, “Semua salahmu! Aku datang berdinas, sakit pun harus pergi.”

Lelaki itu tersenyum, dan berjalan mendekatinya lalu menariknya duduk, dan berkata dengan pelan, “Iya, semua salahku, makan sarapan dulu, nanti aku antar kalian pergi.”

Dia meletakkan sarapannya dimeja dan membukanya.

Lucy masih marah, dia ingin bilang tidak mau makan, tapi ketika sarapannya dibuka, mencium wangi sarapannya, Lucy langsung melahat sarapan itu.

Dari sore kemarin hingga sekarang dia tidak minum sama sekali, dan menghabiskan begitu banyak tenaga, tentu saja dia lapar.

Dengan curiga dia mengambil sumpit, setelah sejenak kemudian dia baru menyadari perkataan Dean tadi, dia mengangkat kepalanya dan menatapi lelaki didepannya lalu berkata, “Apa katamu? Kalian?”

“Iya.” Lelaki ini merapikan sarapannya dan berkata dengan santai, “Tadi ketika aku datang kebetulan aku bertemu dengan mereka berdua dan aku menyapanya.”

“.......”

Melihat wajahnya yang ganteng, hati Lucy terasa kacau, setelah kejadian kemarin, sekarang dirinya tidak bisa berkata dengan tegas kepadanya.

Mungkin saja ketika mulai dia dipaksa, tapi setelah rasa enaknya meracuni kesadarannya, dia bahkan malas untuk menolaknya, dan tidak mengerti dirinya yang aktif atau yang pasif.

Dan sekarang melihatnya, ada rasa marah, ada rasa tidak bersalah, dan ada rasa tidak enak.

Dia merasa seharusnya......

Ketika dia sedang melamun, dia tidak memperhatikan bahwa lelaki ini tiba-tiba menatapinya, pemikirannya terlihat olehnya dia sama sekali tidak sempat untuk menyamarnya.

Lucy terasa tegang, di menundukkan kepalanya dan berpura-pura makan dengan serius.

“Lucy!” Suara Dean berubah, tapi tidak terdengar jelas, dia memanggilnya dengan penuh perasaan.

Lucy sedang menyumpit sebuah Xiao Long Bao, dan akan memasukkannya kedalam mulut, dagunya tiba-tiba dipegang oleh lelaki ini, dia kaget hingga melemparkannya.

“Kamu!”

“Tatapi aku!” Lelaki ini menatapinya, dan berkata dengan ekspresi datar, “Beritahu aku apa yang kamu pikirkan tadi.”

Tatapannya bertemu, Lucy hanya ingin kabur.

“Aku......aku......aku lapar......”

“Kamu memikirkan cara untuk sembunyi dariku bukan?” lelaki menyipitkan matanya, mukanya tidak berekspresi.

“......”

Wanita itu terpaku, dia tidak mengedipkan matanya dan juga menatapinya, terasa sedikit imut.

Tapi didalam hatinya tidaklah tenang, dia sangat curiga bahwa lelaki ini mempunyai kemampuan untuk membaca pikiran, tadi dia hanya berpikir saja dan lelaki ini langsung mengetahuinya.

Lucy merasa kejadian kemarin terlalu impulsif, jadi hatinya kacau, dia ingin menenangkan dirinya, belakangan ini tidak ingin bertemu dengan lelaki ini, tapi belum mulai realisasi, rencananya sudah dipecahkan.

Lucy kabur dari tangan Dean, dan berkata, “Kamu kebanyakan berpikir, aku tidak berpikir untuk bersembunyi darimu.”

Pandangan lelaki ini berubah, melihat tampang nurutnya, dia kembali tenang dan berkata, “Tidak peduli kamu memikirkannya ataupun tidak, Lucy, aku tidak akan menyetujuinya, aku bisa memberimu waktu untuk kembali menikah, selainnya kamu tidak perlu memikirkannya.”

Lucy menundukkan kepalanya dan memakan bakpao, setelah mendengar perkataannya, wajahnya berubah, dan menatapinya, “Jika aku terus saja tidak setuju untuk kembali menikahimu?”

Lelaki itu menjawab, “Kalau begitu tidak menikah.”

Baginya, kertas itu tidak berarti apa-apa, asalkan didalam rumah ada anak yang dilahirkan olehnya.

Lucy terhenti, bulu matanya yang cantik turun, dia berkata, “Bagaimana jika Ibumu tidak menyetujuinya?”

Apakah dia bisa menahan paksaan nikah dari ibunya? Badan ibunya juga tidaklah baik.

Dean mengerutkan keningnya, dan berkata, “Dia hanya ingin memeluk cucunya, nanti kedepannya setelah dia menjaga cucunya, dia tidak akan punya waktu untuk memikirkan yang lain.”

Lucy terdiam.

Tapi didalam hatinya dia merasa lucu, apakah dia tidak mengeerti ibunya? Atau mungkin dirinya percaya diri bahwa bisa lebih tegas dari pada orang tua yang kurang sehat?

Waktu itu ketika berada didepannya, Ibunya telah berkata dengan jelas, kalaupun anaknya adalah cucunya, dia juga tidak akan setuju mereka berdua bersama.

Ini adalah jalan yang jauh lebih ketat daripada sebelumnya. Dan dua orang yang paling awal menjadi bebannya sekarang.

Namun meskipun hatinya memikirkan ini, tapi dia tidak akan memberitahukannya, dia hanya menganggukkan kepalanya, “Aku akan mempertimbangkannya, kamu jangan memaksaku.”

Lelaki ini mengelus kepalanya, tatapannya kosong dan tersenyum kepadanya sambil berjanji, “Aku tidak akan memaksamu.”

Lucy makan dan berganti topik, “Kamu datang kesini selain mencariku tidak ada hal yang lainnya lagi?”

Jangan-jangan dia berencana untuk tetap tinggal disini?

“Disini ada beberapa hal yang harus aku selesaikan, tapi aku tidak memesan hotel, untuk sementara aku tinggal ditempatmu.” Lelaki mengatakannya tanpa malu-malu.

Lucy ingin menamparnya, dia mengertakkan giginya, “Apakah kamu kekurangan uang untuk memesan hotel? Aku masih punya rekan kerja disini, sebaiknya kamu jangan keterlaluan, pergilah sejauhnya, jangan terlalu berlebihan, jika tidak aku fotokan gambar bugil dan kirim ke kantormu.”

Pandangan lelaki ini berubah, “Apakah aku begitu tidak bisa dipublkasi?”

“Kita berdua tidak bisa dipublikasi bersama.” Lucy menjilat bibirnya sendiri dan tiba-tiba tersenyum, “Apakah kamu tidak takut orang lain mengetahui hubungan kita? Dan membuat image kamu di kantor rusak?”

Lelaki itu tersenyum, tatapannya dan auranya sangat membuat orang tertekan, “Kamu adalah wanitaku, dan bukan perantara, apakah aku harus takut?”

Dia juga ingin mengumumkannya.

Tatapannya sedikit berubah, tapi tidak terlihat.

Kalimat ‘Kamu adalah wanitaku’ membuat Lucy tersenyum, “Kamu tidak takut tapi aku takut, aku tidak ingin malu, sebaiknya kamu berhati-hati, jika ketahuan oleh CEO Lee, aku akan habis.”

Dean terdiam.

Bertepatan dengan ini, terdengar suara ketuk pintu dari luar.

Lucy meletakkan sumpitnya, dan berkata, “Kamu bersembunyi dulu didalam, aku akan membuka pintu.”

Meskipun dia bilang mereka berdua sudah melihatnya, tapi akan canggung jika bersama dengan mereka didalam satu ruangan saat ini.

Tapi lelaki ini sama sekali tidak mempedulikannya, dia berdiri dan melangkah cepat dan membuka pintunya.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu