Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 466 Membahayakan Orang Lain

“Kalau aku benar-benar ingin mengubahnya, kamu pikir sendiri, berapa Zayn Shang dapat membantunya, dapat membantu Keluarga Qi?” Rainie Song menoleh dengan tenang, dengan penuh pengendalian diri.

Sebelum ekspresi pria itu menjadi sangat suram, dia tiba-tiba mengubah topik pembicaraan, sembari memegang meja untuk bangun, “Tenang saja, dia tidak layak untuk membuatku turun tangan.”

Bagaimana mungkin, seorang nona besar Keluarga Song, melihat seorang Gina Qi yang begitu jauh dibawahnya.

Dia bahkan tidak sebanding dengan Lucy Lu, tidak layak untuk menghabiskan usaha lebih menghadapinya.

“Sampaikan perkataan ini pada Nenek, aku pergi dulu.” Ia mengangkat bibirnya sedikit, menggosok bahunya ke lengan pria di sampingnya, dan berjalan pergi dengan tenang.

……

Di sisi lain, begitu Miyagi Gong keluar, Grey Gu langsung menariknya untuk masuk taksi yang ia panggil di pinggir jalan, Miyagi bahkan tidak keburu merespon, pintu taksi sudah ditutup. Lelaki itu dengan tenang memberitahu supir taksi alamat Miyagi lewat kaca jendela, setelah itu ia memicingkan mata, dan menyaksikan badan taksi itu pergi.

Setelah itu, lelaki itu menghentikan taksi lain, ia masuk sambil menelepon, terdengar suara halus dari telepon itu, yang tidak berhenti, terus berlanjut sampai taksi tersebut masuk ke area kediaman bergengsi.

Selang beberapa menit, dari pintu kediaman yang bergerak tersebut, keluar seorang wanita yang berpenampilan menarik dan modis.

Ia membuka pintu mobil dan masuk, segera setelah itu ia menjatuhkan diri ke dalam pelukan pria itu, “Kak Grey, kamu sudah lama tidak datang mencari aku...”

Dengan tubuh mungil yang berada dipelukannya, serta wangi parfum yang menyengat, lelaki itu tergelak, sambil memegang wajah kemerahan wanita itu ia tertawa, menjawab, “Lalu apa ini bukan mendatangimu?”

Sambil berbicara, ia membenamkan kepalanya di antara leher wanita itu, menarik napas dalam-dalam, dan berkata, “Sungguh wangi.”

Setelah memberi tahu alamat dan menyuruh supir taksi melanjutkan perjalanan, ia kembali menoleh ke wanita yang tersenyum itu, “Kamu bukannya selalu ingin ke tempatku? Hari ini aku akan mengajakmu kesana.”

Mereka yang sudah sering bersama Grey Gu, atau bahkan yang mengenalnya sedikit saja sudah tahu, bahwa ia sering bermain-main cinta, namun ia tidak pernah dengan mudah membawa wanita pulang ke rumahnya.

“Sungguh?” Mendengar hal ini, wanita itu tak sadar membelalakkan matanya dan duduk tegak, “Kamu tidak bercanda ‘kan?”

Lelaki itu tersenyum, sembari melebarkan tangannya berkata, “Apakah aku terlihat seperti sedang bercanda?”

Senyumannya yang seperti bunga persik cerah, seketika membuat hati wanita itu bergetar, tak peduli apa yang dikatakannya benar atau tidak, ia mencium wajah lelaki itu, lalu kembali memeluknya, dengan malu bertanya, “Ada yang berkata wanita yang dibawa ke rumah Tuan Muda Gu, dapat menjadi nyonya muda di Keluarga Gu di masa depan, apakah benar?”

Mata pria itu terlihat penuh arti, sebelah tangannya merangkul bahu wanita itu, dan memandang ke depan.

Ia tiba-tiba tersenyum pucat, suaranya hilang sejenak, lalu, “Benar.”

Responnya berputar dalam ruangan sempit itu, yang berbicara terlihat sembarangan, yang mendengar malah ragu, dan semakin ragu.

Orang-orang semuanya bermain-main, ada beberapa yang benar-benar tulus, namun sampai saat ini, ia tampak memperhitungkan. Tuan muda Gu tampak tidak cocok menjadi calon pendamping hidup, namun keluarganya sangat kaya dan berkecukupan, bersama dengannya seumur hidup, pasti akan ada yang didapat dan yang dilepas.

Tampaknya wanita itu telah mendapat jawabannya dalam hati, lalu ia tersenyum malu, kembali ke dalam pelukan lelaki itu, dan tidak berkata apa-apa lagi.

Walau pikirannya tak begitu baik, menjadi nyonya muda Gu terdengar bagus juga.

Setelah turun dari taksi mereka menaiki tangga, seorang lelaki dan wanita berpelukan, seperti sepasang kekasih, yang tak rela untuk berpisah walau sejenak.

Setelah mendorong pintu ke belakang, kedua sosok itu membaur dalam kegelapan, mulai dari ruang tamu sampai kamar tidur, sepanjang jalan berciuman.

Dalam kegelapan terdengar suara kucing mengeong, tubuh wanita itu menegang, terkejut dan memeluk lelaki itu bertanya, “Kamu pelihara kucing?”

Kemudian ia bergumam, “Aku takut.”

Sosok yang gemetar ketakutan itu jika dibanding Migayi Gong yang terlihat percaya diri, tentu terlihat jelas perbedaannya.

Tidak tahu mengapa di saat seperti ini, lelaki itu malah mengingat Miyagi.

Setelah melirik sekejap ke sudut ruangan, ia menyipitkan mata, mendorong jauh tubuh wanita itu dan berkata, “Sudahlah, lupakan.”

Perubahan atmosfer tiba-tiba menjadi tak terelakkan, setelah dapat bereaksi, wanita itu menggigit bibirnya dan berkata, “Tapi karena itu kucing peliharaanmu, pasti lucu.”

Tanpa menunggu lelaki itu kembali mendorongnya, wanita itu mengulurkan tangan menunjukk ke arah kamar tidur disebelahnya, “Aku mandi dulu, lalu akan menunggumu di tempat tidur.”

Dalam gelap ia membuka pintu, lalu menyalakan lampu kamar, sembari tergesa-gesa menuju kamar mandi. Lelaki di luar pintu itu melihat cahaya dari dalam kamar, tertegun berdiri disana, dengan pikiran yang berkecamuk.

Kucing putih kecil di bawah sofa itu mendengar suara menjauh, lalu keluar sambil mengeong, “Meong, meong,” sambil berputar-putar di kaki tuannya, mengeluarkan tingkah manja dan ekspresinya yang imut.

Grey Gu menunduk sambil tertawa, lalu berjongkok mengelus bulu halus anak kucing tersebut, dan memanggil: “Gulu...”

Gulu adalah nama kucing putih kecil ini, Gina Qi yang memberikannya.

Kucing itu juga Gina Qi yang memeliharanya.

Setelah dia pindah ke Kyoto, Grey Gu dari rumah Nenek Qi membawa kucing ini kesini, dan memeliharanya sendiri.

Gulu merasa sangat nyaman dielus-elus seperti itu, sampai ia berbaring di lantai dan mengeluarkan suara “Gulu gulu.”

Dalam situasi yang tenang itu, tanpa sadar tiba-tiba terdengar suara “klontang” dari belakang, Gulu terkejut, bangkit dari lantai, dan secepat anak panah berlari ke bawah sofa.

Bahkan Grey Gu juga terkejut.

Ia menoleh, lalu melihat sosok berdiri di arah pintu masuk, dan terlihat tidak begitu jelas dengan cahaya dari koridor, setelah dua tiga langkah mendekat, baru ia dapat melihat dengan jelas dengan cahaya dari kamar, “Gong... Miyagi Gong?”

Ia terkejut sekaligus marah, “Aku memberimu kunci bukan untuk kamu masuk dengan merusak pintu!”

“Kamu kira aku orang asing?” Miyagi Gong mengangkat lehernya, juga mengangkat kunci di depan pria itu, lalu kembali pergi ke luar.

Saat itu ketika Naomi tidur di rumah Grey Gu, awalnya ia berjanji akan mengantarnya pulang, tapi hari kedua tiba-tiba sesuatu terjadi, dan ia meninggalkan kunci di luar pintu, agar Miyagi Gong dapat masuk sendiri.

Kalau saja ia mengetahui apa yang akan terjadi hari ini, ia pasti akan berhati-hati akan tindakannya.”

“Tidak asing, nah lalu apa maksudmu?”

Alis lelaki itu terangkat, lalu ia mengepalkan tangannya, “Sejak kapan kamu mulai mengikutiku?”

Miyagi Gong malah tidak bersuara, matanya memandang rendah lelaki itu dan mencibir, lalu ia mendorong pintu sekuat tenaga, langsung masuk menuju kamar tidur.

Setelah beberapa menit, terdengar teriakan kencang muncul dari dalam kamar.

Wanita yang berbaju tidur itu ditarik keluar oleh Miyagi Gong, lalu dilemparnya ke atas sofa, sambil melempar setumpuk baju, ia berkata dengan dingin, “Aku beri waktu satu menit untuk pergi.”

Wanita itu mengira dirinya bertemu dengan hantu, dengan kedua tangan di dada, dan tatapan tidak percaya ia bertanya, “Kamu siapa?”

Grey Gu juga terkejut, lalu memegang lengan Miyagi Gong, “Apa yang kamu lakukan?”

Wanita itu mengangkat matanya, melihat lelaki bodoh itu. Tak lama setelahnya, hanya tersisa sedikit rasa penasaran, ia mengendus dan menyandarkan tubuhnya pada pintu kamar, tidak berbicara apa-apa lagi.

Tidak sampai satu menit, wanita yang baru memakai sebagian dari bajunya itu telah diusir keluar oleh Miyagi Gong.

Pada saat ini, alergi yang ditahannya dari tadi sudah tidak terbendung, lalu ia bersin-bersin dan kembali dari pintu. Lelaki itu melayangkan pandangannya ke samping, dengan ekspresi lucu ia berkata, “Kamu berbicara begitu, orang lain akan mudah salah paham...”

Lelaki itu belum selesai berbicara, satu tangan wanita itu memegangi hidungnya, sehabis bersih, pada detik selanjutnya mengangkat tangannya menampar wajah lelaki itu.

Suara nyaring terdengar di ruangan yang sunyi itu, Grey Gu hanya merasakan wajahnya panas, tamparan itu membuat leluconnya hilang, dan ekspresinya menjadi hening.

“Akhir-akhir ini apakah sangat populer untuk memukul orang seperti ini?”

Raut wajahnya dingin, itu bukan tamparan pertama yang diterimanya hari ini.

Miyagi Gong memandangnya rendah dan mencibir, sambil menggosok hidungnya, “Jika suasana hatimu tidak enak, apa yang bisa kamu lakukan hanya melampiaskannya pada wanita lain? Demi apa Gina Qi malah menyukaimu, menyukai lelaki yang tidak dapat diandalkan, tukang rayu, dan tak bertanggung jawab?

Kalimat-kalimat itu, dalam nada kebencian dan suara bersin yang terus menerus, akhirnya memecah momen itu.

Pada akhirnya ia benar-benar tidak tahan lagi, air matanya jatuh satu per satu, lalu mendengus dan berbalik, “Kamu pikir saja sendiri.”

Sebelum pintu itu dibanting tertutup, wanita itu berdiri di luar, membalikkan badannya dan menatap lelaki yang terdiam itu, “Jika kamu memiliki kehidupan yang tidak baik, jangan membahayakan orang lain, pakai keahlianmu, jangan biarkan Zayn Shang meremehkanmu.”

Suara itu bercampur dengan suara pintu ditutup, setelah suasana hening beberapa saat, terdengar suara “meong” dari sudut.

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu