Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 262 Mencari Kesempatan

Suaranya terdengar tajam, penampilannya yang seperti perempuan alim seketika hancur.

Ibu Shao dengan tidak tertekan melihatnya.

Lucy Lu tersenyum, berkata dengan tidak terburu-buru tetapi juga tidak lambat: “Tante merasa terhormat dengan kehadiranmu, kenapa kau masih ikut, muka ini…benar-benar tidak pantas untuk keluar rumah, jika mengangetkan anak orang lain aku masih harus bertanggung jawab.”

Stephanie Fu menunjuk Lucy Lu dengan alis datar.

Ibu Shao pandangannya terlihat dingin, dengan suara tegas bekata: “Lucy Lu, bagaimana kau bisa berkata seperti itu? Dulu aku tidak menyadari bahwa kau memiliki mulut yang tajam, bagaimana bisa? Setelah bercerai dengan Dean Shao kau jadi berubah? Apakah karena sudah ada anak sehingga kau tidak mempedulikan segalanya?”

Pria itu terlihat dingin: “Ma, dia tidak bermaksud begitu, anda jangan berlebihan.”

Lucy Lu tersenyum sinis, sepertinya hari ini ia datang untuk menimbulkan masalah bagi Lucy Lu, jika begitu, maka tidak ada alasan untuk dia mundur.

“Anda dulu juga tidak membela orang luar, apakah kau merasa setelah aku bercerai dengan keluarga Shao, tidak usah sungkan lagi?”

Wajah Ibu Shao berubah menjadi kesal.

Dean Shao dengan suara rendah memperingatinya, menghalangi suasana yang makin memanas ini.

Tidak tahan untuk tidak mengkerutkan alisnya, di kerumbuni oleh 3 orang, merasa dirinya sedang di tekan sehingga bernafas saja sulit.

Mundur kebelakang, tidak ingin melihat mereka lagi, dengan dingin berkata: “Aku ingin bersiap-siap untuk melakukan pemeriksaan, jika anda tidak ada urusan lagi aku pamit diri terlebih dahulu.”

Stephanie Fu merasa sangat kesal sehingga ia menggertakkan giginya sampai berbunyi, bukankan hanya seorang anak? Tetapi sombong seperti ini!

Di dalam hatinya dengan kesal berpikir: tunggu saja, setelah anak itu lahir, posisimu sebagai wanita biasa saja tidak ada.

“Jangan pergi dulu, aku ingin berbicara denganmu.” Ibu Shao bersuara, memutar kepalanya menghadap Dean Shao, “Kau pergilah dulu, setelah ku berbicara dengannya akan ku antar dia kerumah sakit.”

Pria itu tidak bergerak sedikit pun, tanpa ragu berkata : “Hal itu sudah seharusnya aku yang melakukannya, anda ingin berbicara apa, katakanlah, jika sudah selesai biar aku yang antarkan.”

Ibu Shao mengkerutkan alisnya: “Kenapa? Sekarang kau tidak percaya lagi kepadaku? Apakah aku akan menyakiti dia?”

Lucy Lu merasa terganggu, ingin segera menyelesaikan pertemuan ini, mengangkat kepalanya dan dengan datar berbicara kepada pria itu: “Kau pergilah, hanya berbicara, aku bukan orang yang lemah.”

Stephanie Fu diam-diam tertawa licik.

Pria itu secara perlahan, berjalan kedepannya, dengan mata lembut berkata: “Aku akan menunggumu di mobil, setelah selesai akan ku temani kau ke rumah sakit.”

Lucy Lu tidak menjawab, hanya melihat kearah lain.

Hanya tersisa 3 orang, Lucy Lu mengkerutkan alisnya: “Ada masalah apa cepatlah anda katakan.”

Mata Ibu Shao menunjukkan kilatan, kilatan sebentar, menurunkan alisnya, setelah latihan beberapa tahun, saat melihat orang pasti ia penuh dengan ketelitian.

Saat mereka berdua belum cerai, ia meremehkan wanita ini, 3 tahun anaknya terhadap dia tidak dingin juga tidak hangat, meskipun tidak membantunya dalam bidang pekerjaan, tapi tidak juga.

Tetapi sekarang, penceraian itu membuat Dean Shao menjadi galau, dan masih Lucy Lu meninggalkan senjata terbaiknya, yaitu anak mereka.

Membuat dirinya yang mau tidak mau mengakui keberadaan wanita itu, mau tidak mau mengakui, bahwa dia sangat cerdik.

Tidak berguna, lagipula anak itu tidak selamanya berada di tubuhnya, pasti suatu hari akan di lahirkan.

Lucy Lu paling tidak suka perasaan ini, tidak ada maksud baik, tidak ada perhatian, hanya kedinginan, membuat satu badan merasa tidak enak.

“Bagaimana kondisi anakmu akhir-akhir ini?”

Membuat dia bisa datang kesini, tentu saja semua karena anak ini.

Ekspresi mukanya tidak dapat dipungkiri menunjukkan ekspresi menyindir, tapi tetap di tahan, ingin segera menyelesaikan pembicaraan ini, kemudian cepat-cepat pergi.

“Baik, tidak ada masalah apapun.”

“Ikut kelas kehamilan di mana?”

“Tidak ada.”

Alisnya seketika berkerut, nada suaranya meninggi: “Tidak ikut kelas kehamilan? Kau bisa tidak memperhatikan anakmu sedikit?”

Hanya merasa suatu suara yang bergema, kemudian dengan cepat tidak bicara lagi.

Wajahnya yang terlihat dingin, tidak menunjukkan tanggapan apapun, apalagi marah balik, kemampuan dia untuk mengendalikan dirinya beberapa tahun ini membuat dia terdiam tenang, membuka mulut lagi dan berbicara: “Besok akan ku carikan satu, kau cepat daftar.”

tidak tahan untuk tidak tertawa sinis.

Stephanie Fu tidak suka melihatnya begitu, dengan kesal berkata: “Apa yang di katakan Tantemu bukanlah lelucon, kenapa kau tertawa?”

Matanya dengan dingin meliriknya sebentar, dengan santai berkata: “Aku tidak mau.”

Dia itu manusia, bukan barang, berdasarkan apa ia harus menuruti orang untuk melakukan hal ini dan itu.

Ibu Shao sudah tidak jarang menerima pemberontakan ini, wajahnya yang di hiasi makeup tidak dapat menutup kemarahannya.

“Lucy Lu, aku melakukan ini demi kebaikan anakmu, kau ini mau melakukan apa?”

Sepertinya jika di teruskan perdebatan ini, maka tidak aka nada ujungnya, dia dengan sabar menepuk-nepuk rambutnya, kemudian melihat jam tangan.

Dengan dingin berkata:”Tidak ingin ngapa-ngapain, aku akhir-akhir ini tidak ada waktu untuk mengikuti kelas kehamilan, waktu janjian dengan dokter sudah hampir tiba, jika ada hal yang lain, maka di lain waktu baru kita bicarakan.”

Lucy Lu memutarkan badan ingin pergi keluar, tetapi di halangi oleh Stephanie Fu.

“Kau bahkan tidak menghiraukan perkataan Tantemu?!” matanya terlihat ganas, terlihat ingin menjadi provokator.

Lucy Lu menunjukkan prilaku tanpa kelembutan sedikitpun dan berkata: “Masih ingin di tampar?”

Tidak menunggu responnya, Lucy Lu memutarkan badan pergi.

Dean Shao dari tadi memperhatikan sana, melihatnya keluar dari pintu kampus, dengan cepat menyalakan mobil mengejarnya.

Di hati Lucy Lu selain perasaan teraniaya dan kemarahan tidak ada lagi perasaan lain, pria itu di samping membunyikan klakson yang langsung memenuhi rongga telingga, keluar dari daerah kecil dan mencari penumpang.

Pria itu keluar dari mobil menarik Lucy Lu, membawanya menaiki mobil.

“Jangan sentuh aku!” Lucy Lu seperti berteriak, karena terlalu bersemangat sehingga mukanya menjadi merah.

“Sekarang aku menyesal mempertahankan anak ini, menyesal membiarkanmu mempunyai kesempatan mendekatiku, Dean Shao, jangan membuat perasaanku yang tinggal sedikit ini menjadi tidak ada lagi….”

Wajah pria itu perlahan-lahan menjadi putih, Lucy Lu yang di depan matanya seketika terlihat putus asa.

Lucy Lu masih memiliki sedikit perasaan terhadapnya, kalau begitu kenapa tidak bersedia mempercayainya?

“Lucy Lu, kau selama ini selalu tidak percaya, aku tulus terhadapmu.”

Suara pria itu terdengar normal, tetapi itu menusuk hati Lucy Lu, seperti benang perak yang menahannya, sangat sakit sampai tidak bisa bernafas.

Matanya tidak membawa kehangatan, berkata: “Setiap kali aku ingin percaya tapi di detik selanjutnya aku seperti di bawa ke neraka, aku takut.”

Lucy Lu menghelakan nafasnya, kemudian menunggu mobil di pinggiran jalan.

Dean Shao tidak jauh dan tidak dekat dari sana mengikutinya, tidak tenang membiarkannya pergi sendiri.

Sekarang tenaga untuk menghalangi Dean Shao untuk tidak mengikutinya saja sudah tidak ada, membiarkannya mengikutinya, menganggap seolah-olah dia tidak ada.

Setelah sampai di rumah sakit dan mengambil nomor, membuat janji dengan dokter, semuanya Dean Shao yang mengurusnya, tapi, masalah seperti ini tidak perlu dirinya sendiri yang turun tangan.

Dokter melihat data penyakir pasien, melirik kedua orang tersebut, dengan datar berkata: “Ini sudah lewat seminggu baru datang, jelas-jelas tahu karena kembara harus lebih di perhatikan, harus memperhatikan posisi janin dan semua sesuai dengan standartnya baru benar.”

Lucy Lu mengkedipkan matanya, merasa tidak enak hati.

Kemudian membuka 2 jenis resep obat untuk ibu hamil, menyerahkan kepada Dean Shao: “Papa pergi ambil, aku ingin berbicara dengan Mama sang anak untuk memerhatikan beberapa hal.”

Lucy Lu tertegun, matanya menunjukkan kilatan yang rumit.

Dean Shao juga tertegun, ini pertama kalinya terdengar dari mulut orang lain bahwa ia sudah menjadi ayah, mengambil resepnya dengan tangan yang sedikit bergetar.

Kedua orang tersebut setelah keluar dari rumah sakit masih tidak ada percakapan, pria tersebut tanpa suara berjalan di samping Lucy Lu.

Tidak tahu kapan Dean Shao membiarkan Glen Lin kesini, membawa mobil baru, terlihat harga mobilnya tidak murah.

Melihat Lucy Lu yang tidak bergerak, hanya bisa dengan suara lembut berkata: “Mama terus menyuruhku mengantarmu pulang, tidak ingin membuatnya khawatir.”

Glen Lin turun dari mobil, dengan penuh perhatian membukakan pintu mobil, dan tersenyum berkata: “Dean Shao khusus memerintah aku untuk menganti mobil yang lebih nyaman, baru di beli. Setelah mencoba dengan lama, ada tempat duduk khusus untuk ibu hamil.”

Lucy Lu menunjukkan tawa sinis: “Dean Shao matanya bagus juga, mencari orang yang mengapdi kepadanya, membantunya dengan sangat bagus.”

Melihatnya Lucy Lu bersedia mengeluarkan 2 kalimat, hal ini membuat Dean Shao mengerakkan sudut bibirnya sedikit.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu