Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 546 Kamu Siapanya Dia

Lucy Lu mengenali wanita yang sedang berjalan kearahnya ini, dia adalah Nyonya Mo yang kemarin mengikuti Direktur Mo berkunjung kerumah Keluarga Shao.

Dia menghentikan langkah kaki, dan tersenyum dengan sopan, memandangnya sebagai orang yang lebih tua, memanggilnya dengan sedikit aneh: “Halo bibi.”

Nyonya Mo melihat Lucy Lu yang bisa diajak bicara, dia pun merasa mengikuti orang yang benar, dia tersenyum, kemudian meneteskan air mata dengan sedih, tingkahnya yang menghela nafas membuta orang merasa tidak tega.

“Kami merasa malu mengatakan diri sendiri sebagai keluarga dari Keluarga Shao, pamanmu kemarin setelah pulang rumah langsung masuk rumah sakit, dokter bilang tekanan darahnya tinggi dan tidak bisa turun, jika terus seperti ini takutnya akan sangat bahaya...”

Kemudian, dia mengeluarkan tangan, dan menghapus air matanya, tapi saat itu matanya terus melihat Lucy Lu, seperti sedang mengawasi ekspresi diwajahnya.

Sedangkan tatapan Lucy Lu menjadi dalam, dia dapat memastikan jika pertemuan ini tidaklah sederhana.

Setelah mengetahui tujuan dari Nyonya Mo, Lucy Lu sengaja tidak menjawab perkataan itu, mendengar direktur Mo masuk rumah sakit, dia mengerutkan alis: “Apakah sekarang bibi mau pergi kerumah sakit? Cepatlah pergi, jangan membuang waktu. Setelah Dean selesai rapat dan pulang kerja, aku akan memberitahu dia, menyuruhnya untuk kerumah sakit membantu Anda.”

Melihat Lucy Lu berpura-pura bodoh, raut wajah Nyonya Mo menjadi tidak terlalu bagus, tapi melihat Lucy Lu yang sepertinya tidak ingin tinggal lama, dirinya pun menghela nafas dan menarik lengannya.

“Masalah kamu dan Dean, kami sebagai generasi tua juga sudah mendengarnya, tahu hubungan kalian sangat romantis. Begini, bisakah kamu membantu suamiku, menyuruh Dean Shao memberikan posisi di kantor untuknya...”

Kemudian, dia segera mengeluarkan handphone dari saku kantong menggunakan tangan satunya, “Sekarang aku akan menelpon Dean Shao, kamu beritahu dia ya.”

Lucy Lu melihat tingkahnya ini, seperti tidak berencana membiarkan dia pergi dengan mudah.

Dia mengulurkan tangan dan menekan handphone itu, kemudian berusaha menarik lengannya, setelah tidak berhasil baru dia berkata: “Dean sedang rapat di kantor sekarang, dia tidak bisa mengangkat telepon.”

Saat bicara dia melihat pintu kaca yang tidak jauh jaraknya, dia berpikir mungkin saat ini dua wanita tua didalam sana sedang bertengkar hebat sekarang, jika ingin melepaskan diri, sekarang hanya bisa mengandalkan diri sendiri.

Saat sedang berpikir, dia merasa tenaga di pergelangan tangannya semakin besar, Nyonya Mo merasa yang dikatakan Lucy Lu benar, dia pun memohon dengan sangat sedih: “Yang kamu katakan benar, teleponku dia pasti tidak mau mengangkat, tapi kamu berbeda, menelpon menggunakan handphonemu, dia pasti mau mengangkatnya.”

Kemarin malam saat di meja makan, Lucy Lu mendengar ibu Shao sempat membicarakan adik iparnya ini, mengatakan orang ini adalah orang yang paling bisa berdebat dan menjengkelkan, dan masih mengatakan mereka suami istri berkunjung kerumah, pasti adalah ide dari Nyonya Mo ini, waktu itu saat mendengar tidak terlalu peduli, tapi sekarang saat bertemu, Lucy Lu menebak yang dikatakan ibu Shao itu benar.

Dipaksa oleh Nyonya Mo, tubuh Lucy Lu sudah berada di dinding, sebenarnya dia tidak ingin merepotkan Dean Shao hanya karena hal sepele, tapi saat memikirkan, dia pun segera mengubah raut wajahnya.

Kemudian menarik tangan Nyonya Mo dari pergelangan tangannya, dia berkata dengan serius: “Maaf, sekali ini, aku tidak bisa membantu.”

Alasannya sangat jelas, “Dean Shao berusaha meningkatkan reputasi baik Glorious Corp, sekarang mengerjakan setiap masalah harus ada bukti dan teori, jika sekarang berusaha melindungi keluarga sendiri, menjadi gosip semua orang, maka tidak akan ada efek untuk mengelola Glorious Corp, malah hal ini akan menjadi masalah yang lebih besar.”

Jadi, permohonan ini, dia tidak mungkin membantu.

Sikap Lucy Lu sangat tegas, Nyonya Mo yang sebelumnya membuat ekspresi bagus diwajahnya sekarang langsung hilang, “Pamannya masih di rumah sakit, menjadi sakit seperti ini, kalian sekeluarga malah mengatakan perkataan yang tidak bertanggung jawab seperti ini?”

Kemudian, dia segera menarik tangan Lucy Lu menuju pinggir jalan dan menghadang mobil, “Mari, pergi bersamaku kerumah sakit untuk melihat, melihat baik-baik bagaimana seseorang dipaksa oleh kalian Keluarga Shao, aku mau lihat kamu tega atau tidak!”

Lucy Lu tiba-tiba ditarik oleh tenaga besar ini, dia hampir terjatuh, akhirnya ditarik oleh Nyonya Mo menuju jalan, melihat ada mobil kosong yang melaju kearah mereka, dia berusaha melepaskan diri, dan langsung berkata.

“Tunggu aku sejenak, tas ku masih ada di dalam toko, aku pergi mengambil kemudian akan kembali lagi.”

Dengan alasan ini dia berhasil melepaskan diri, membalikkan badan dan ingin berjalan menuju toko, tapi Nyonya Mo melihat langkah kakinya yang panik, mengira dia ingin melarikan diri, dia pun segera mengulurkan tangan, dan menariknya kembali dengan kuat.

Tapi sekali ini, langkah kaki Lucy Lu yang sedang mundur tidak menyadari, tidak menginjak dengan stabil, dia pun langsung terjatuh.

Saat jatuh di tanah, rasa sakit dari perutnya langsung terasa di sekujur tubuh.

——

“Melihat apa?”

Saat sedang melewati jalan ini, Louis Mu melihat kesamping, melihat asisten yang berada di sampingnya sedang membuka tirai melihat kearah luar, dia mengerutkan alis dan terlihat tidak senang.

Semenjak keluar dari bandara dia terus memejamkan mata beristirahat, asisten di samping melihat dirinya yang terus bersandar di sofa dan memejamkan mata, mengira dia sudah tidur.

Jadi saat mendengar suara yang tidak senang dari samping dia segera menutup tirai, dan berkata dengan suara kecil: “Tidak ada, hanya saja melihat jalan ini sepertinya agak macet.”

Sopir yang mendengar perbincangan ini juga melihat kearah samping, dia perlahan mengurangi kecepatan mobil, saat ingin memindahkan mobil kejalur disebelah, berkata: “Jalan di depan ada sangat banyak orang, mungkin terjadi kecelakaan.”

Pria itu mengerutkan alis, saat mobil perlahan mendekati tempat kejadian, samar-samar terdengar suara berisik.

Awalnya tidak sengaja, saat ingin mengganti posisi duduk yang lebih nyaman, melalui tirai yang tidak tertutup rapat tadi, tepat sekali melihat wajah familiar yang sangat pucat.

Dikerumunan orang yang panik, tepat sekali, langsung terlihat di matanya.

Jantungnya langsung “deg deg”, tubuhnya meninggal sandaran kursi, saat meluruskan punggungnya, seperti ada keringat dingin yang muncul.

Asisten yang sedang menguap, melihat sebuah lengan yang mengarah kearahnya dengan cepat, dan terdengar bunyi “Srekkk”, tirai pun dibuka, dan sinar matahari siang yang terik bersinar masuk.

Saat menoleh dan mengikuti arah tatapan, tapi mobil sudah melalui keramaian, dan sedang berjalan kerah depan dengan perlahan.

“Kenapa, CEO Mu?”

Asisten ikut duduk dnegan tegap, dan melihat kearah belakang.

Belum sempat memastikan, setelah merasa ragu, pria itu segera berkata pada sopir, “Berhenti!”

Saat itu ada suara yang keluar dari hatinya, dan merasa dirinya tidka mungkin salah.

Saat mobil belum berhenti dengan stabil, dia segera membuka pintu mobil, melangkahkan kaki panjang, dan berjalan dengan cepat menuju kerumunan.

Saat berjalan mendekat, mendengar orang yang sedang menelepon, “Tolong cepat datangkan mobil ambulance, disini ada wanita hamil yang mengalami pendarahan, kondisi darurat, alamat di...”

Dia memasuki kerumanan, melihat wanita yang pucat sedang bersandar di pelukan seorang wanita yang terlihat masih seorang pelajar, satu tangannya berada di bagian perut dengan dibatasi sehelai kemeja putih, rok berwarna hijau sudah terlihat ada noda hitam.

Sekeliling dipenuhi dengan aroma amis darah.

Dan yang dikerumuni selain dirinya, masih ada wanita berumur kurang lebih 50 tahun, wanita itu melihat noda darah di rok itu, dirinya menjadi kehilangan akal, dan terus berkata: “Bukan aku, bukan aku, aku tidak sengaja...”

Jantung Louis Mu langsung berdetak kencang, dia tidak ragu sedikitpun, langsung melepas jas, dan menutupi tubuh wanita yang hampir pingsan itu, kemudian membungkukkan badan dan mengambilnya dari pelukan mahasiswi itu.

“Kamu siapa, mau melakukan apa?”

Mahasiswi itu sudah sangat panik hingga keringat memenuhi wajahnya, doa melihat sepasang mata Louis Mu dengan penuh harapan dan peringatan.

Pria itu menurunkan pandangan, dan bertatapan dengan wanita di pelukannya.

“Louis... Mu....”

Sebelum kehilangan kesadaran, Lucy Lu memanggil namanya.

Tangan yang dipenuhi noda darah berada di lengan Louis Mu, menggenggam dengan erat, kemudian terlepas dengan tidak bertenaga, akhirnya di kemeja berwarna putih itu meninggalkan cap telapak tangan yang di penuhi darah.

Saat itu, didalam hati Lucy Lu tidak punya banyak waktu untuk memikirkan hal lain, dia hanya berpikir mungkin anak ini tidak akan selamat.

Dia bersalah kepada Dean Shao, juga bersalah pada anak ini.

Nama “Louis Mu” yang diucapkan wanita sebelum pingsan, membuat hati pria itu tiba-tiba menjadi sedih.

Louis Mu melihat mahasiswi itu, dan berkata, “Aku adalah adiknya.”

Kemudian mengambil Lucy Lu dari pelukan mahasiswi itu, menggendongnya dengan erat, tatapannya bertemu dengan asisten yang baru datang, tatapan matanya di penuhi dengan rasa benci, kemudian melihat kearah wanita tua yang masih bicara sendiri, “Lihat dia dengan baik, beritahu Dean Shao.”

Novel Terkait

Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu