Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 588 Kehormatan

Kenapa anak perempuan keluarga Yuan jauh-jauh datang ke perusahaan, pasti ingin ikut datang ke perjamuan bersama Alvin Dan, awalnya lelaki tidak begitu mengerti.

Hingga mereka tiba di lantai bawah hotel, dengan akrabnya si wanita menggandeng lengannya, semua orang memandang mereka yang sedang berjalan, barulah dia menyadari.

Wajahnya mendingin, lalu ia menarik lengannya dari gandengan, dengan cepat melangkah ke depan hingga ia bertemu dengan orang-orang yang juga baru saja turun dari mobil, dan akhirnya memberi hotmat kepada teman-teman kerja ayahnya dengan sopan.

Sambil berbincang, ia berjalan menuju arah pintu lift, meninggalkan Nona Yuan yang langsung terpaku di tempat.

Lalu setelah mengerti apa yang terjadi, dia segera mengangkat sedikit gaunnya dan mengejarnya, seketika ia dihalangi oleh Hary Yan, “Nona Yuan, saat ini CEO Dan sedang sibuk, Tuan Besar Zhou dan tuan besar kami sedang berbincang hal yang penting dan tidak bisa diganggu, jika ada yang ingin anda bicarakan, mohon tunggu hingga beliau selesai....”

Ekspresi nona muda keluarga Yuan langsung runtuh, menghadapi lelaki yang serius ini pada akhirnya ia masih saja mengabaikan, memberinya senyum kecil dan segeran mengejar ketinggalan, berjarak tidak jauh dari kedua orang itu, kira-kira berjarak satu lengan.

Akhirnya mereka sampai di ruangan perjamuan, orang yang datang tidak terlalu banyak, tapi juga tidak sedikit.

Dua tetua keluarga Dan sudah datang lebih awal, Elly Shi sudah datang menyambut tamu, Tuan Besar Zhou baru saja keluar dari lift, setelah melihat orang yang berulang tahun, beliau langsung jalan cepat dan menghampirinya memberi ucapan selamat.

Nona Yuan mendapat kesempatan, segera ia memanjangkan gaunnya, seakan sengaja agar terinjak oleh orang didalam lift, akhirnya saat dia melangkah, ia berteriak lalu memegang lengan orang yang didepannya.

Alvin Dan merasa lengannya berat sebelah.

Ia melirik dengan dinginnya, langkahnya terhenti. Ia menoleh dan melihat si wanita yang wajahnya memerah, tampak serba salah dan panik, sementara pria yang ada disebelahnya sibuk membungkuk dan minta maaf, "Maaf, nona, saya tidak memperhatikan, saya minta maaf...."

Nona Yuan masih menggandeng lengan si pria, dengan wajah yang seakan tidak rela pergi dari sisi si pria, dia menanggapi lelaki tadi, dengan wajah yang nampak kesulitan, "Tidak apa-apa, aku sendiri juga tidak hati-hati."

Alvin Dan berhenti disana, bdannya sedikit bergerak, membuka jalan dari pintu lift menuju ruang pesta.

Sepanjang jalan ada orang lalu lalang, dia melirik ekspresi wanita yang nampak kesakita, tanpa ekspresi bertanya: "Apa kau tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa." Dia geleng kepala lalu dengan sedikit kesakitan menambahi: "Kakiku tampaknya sedikit terkilir."

Selesai bicara tangannya nampak makin erat, ia meluruskan badannya sambil matanya memohon, “Bisa tolong bantu aku duduk disana?”

Dia masih saja tidak menunjukkan ekspresi apapun, juga tidak bergeming.

Pas di saat ini, pintu lift sebelah terbuka, segerombolan tamu berdatangan. Dari gerombolan tamu itu terlihat sosok berpakaian biru tua.

Dari tinggi badan yang dipadu dengan sepatu hak tinggi 10 cm, juga gaun yang sangat pas di badan itu menarik perhatian orang tanpa berusaha keras, lelaki yang sedang berdiri disana pun langsung mengenalinya.

Pandangannya sedikit goyang, tenggorokannya pun kering.

Saat si wanita belum melihatnya, saat keluar dari lift dia terus menunduk, berbicara dengan orang tua di sebelahnya.

Di wajahnya tampak ada senyuman yang dangkal, tidak tampa mendiamkan, tapi juga tidak dapat ditebak arti dari kedekatannya itu.

Hanya dengan begitu, si lelaki menenangkan hatinya yang berdegup kencang semalaman, seakan jiwanya sedang dibawa roh.

Dia terus menatapnya, hendak melangkah mengejarnya, tapi ia ingat keadaannya, yang sedang menggandengnya, membuat dia tidak bisa pergi kesana.

Lalu akhirnya dengan dinginnya berkata: “Jika kau merasa tidak enak badan, aku minta Hary Yan mengantarmu ke rumah sakit.”

Lalu ia mengeluarkan ponselnya dari kantong.

Nona Yuan yang melihat itu segera panik dan berkata, “Tidak perlu, tidak parah, tidak perlu pergi ke rumah sakit.”

Ponsel telah dikeluarkan, si lelaki menyingkirkan pandangannya dari layar ponse, melihat wanita yang tampak sedikit terguncang dan panik. Lalu Alvin kembali melihat lengan si gadis yang melingkar di lengannya erat.

Dilihatnya dalam-dalam, barulah si wanita melonggarkan lengannya dan pandangan si lelaki tampak mengantar dan tidak sabar mengejar wanita itu.

Rainie Song memasuki ruang pesta, orang tua yang berjalan bersamanya adalah senior yang pernah berbisnis dengannya di Kyoto. Si orang tua masuk, lalu ada wanita bergaun putih menyambutnya.

“Nyonya Smith, kenapa anda datang juga?” Sambut si orang tua itu dengan senang, lalu bertanya dengan tersenyum: “Apa suami anda juga datang?”

“Dia juga datang.”

Nyonya Smith memenuhi wajahnya dengan senyuman yang tidak begitu berarti, sambil bicara ia sambil menunjuk, “Dia berdiri disana, memakai setelan jas putih.”

Si orang tua mengikuti arah jarinya, sambil dia berjalan ke arah itu.

Rainie Song yang berdiri disampingnya tidak bersuara, hanya tersenyum kepada orang yang lalu lalang.

Sangat jelas bahwa tujuan Nyonya Smith bukanlah untuk menyapa orang tua tadi, tetapi mendatangi nona Song.

“Nona Song, kebetulan sekali.” Dandanan nyonya itu sangat tebal, tapi mulus. Dengan sopan ia menyapa dan mengulurkan tangan.

“Nona Yan, kebetulan sekali.”

Nona Song juga menjawab dengan senyuman, menjabat tangan yang putih mulus itu.

Dia menyapa lawan bicaranya Nona Yan, tidak menyapanya dengan nama Nyonya Smith, maksudnya sangat jelas.

Walaupun, sangat terlihat jelas ekspresi lawan bicaranya tidak mencurigakan, tapi pandangannya menyapu dari atas ke bawah, sambil tersenyum menjawab: “Sudah ku bilang, pertemuan di restoran Jepang saat itu, tidak seperti kebetulan, aku dan Nona Song, harusnya tidak ada takdir ini kan?”

Wanita ini membawa suasana yang angkuh dan sombong, pandangannya yang mengasingkan Rainie Song tampak berbeda.

Wanita didepannya menebak, Rainie Song juga tidak menyangkal, hanya tertawa dan balik bertanya: “Lalu apa maksud nona Yan? Apa aku ada maksud menyelidiki anda?”

Mereka berdua berpandangan dalam diam, di mata mereka terlihat ada emosi yang rumit sekali.

Setelah itu ada suara yang masuk ke telinga.

“Wa, Nyonya, nona cantik ini adalah...”

Pria dengan suara serak, nada bicara yang terdengar berat.

Rainie Song menarik pandangan matanya dan melihat ke arah sumber suara.

Nyonya Smith sedang berjalan ke arah sini, dia memakai setelan jas putih, dengan sedikit bercak merah, rambutnya pun putih, di wajahnya terlihat jelas kerut-kerutnya.

Sesuai dengan data yang dimiliki Alvin Dan, Tuan Smith sudah berumur 60 tahun, memiliki gaya yang khas seperti ini, bukan sebuah kejutan untuk Rainie Song. Tapi melihat si tuan dan nona Yan ini masih tidak terbiasa untuknya.

Tapi berbeda bagi Rainie Song yang sedang menyembunyikan ekspresi aslinya.

Bibirnya tesenyum, mendengar wanita didepannya tertawa sambil memperkenalkannya, "Nona ini adalah nona yang pernah aku ceritakan dulu, nona besar dari keluarga Song."

Saat sedang bicara, si lelaki sudah mendekat, dengan mesra memeluk pinggang si nyonya, bersamaan dengan itu matanya mendarat pada Rainie Song, dengan tidak sungkan memandangnya dari atas ke bawah, matanya pun berbinar-binar.

Rainie Song berpura-pura tidak menyadarinya, sambil tersenyum mengulurkan tangannya: "Halo Rainie Song, Tuan Smith."

Si lelaki tampak sibuk, tangannya yang tadi memeluk pinggang nyonya dilepaskannya, menjabat tangan Rainie Song lalu meliriknya, mengecup punggung tangannya, "Aku belajar 1 kata dari bahasa negara kalian, kehormatan."

Si lelaki tersenyum hingga matanya membentuk setengah lingkar.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu