Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 268 Lain Di Mulut, Lain Di Hati

Setelah 2 jam kemudian mereka sudah sampai, berpikir sebentar, lebih baik menelepon Dean Shao dulu.

Pria itu sedikit terkejut terdiam sebentar dan kemudian berkata: “Aku akan menyuruh Glen Lin menjemputmu di bandara, langsung ke hotel.”

Suaranya sedikit terdengar dingin.

Lucy Lu hatinya sedikit sedih, dengan cepat berkata: “Tidak perlu, sudah lama tidak ke Kota Pu, aku ingin pergi jalan-jalan dulu.”

“Kalau begitu aku akan menyuruh Glen Lin menemanimu, jika aku sudah beres aku akan menyusulmu.” Setelah berbicara seperti itu tiba-tiba terdengar suara perempuan, berbicara kepadanya waktunya sudah hampir tiba.

Pria itu tidak membalasnya, tapi bisa di tebak dia sedang menganggukkan kepalanya.

Muka Lucy Lu terlihat seperti biasanya, menutup telepon, memikiran ingin pergi kemana, merenung sebentar.

Grey Gu sudah menyusun perjalanannya dengan rapi, sampai di bandara sudah ada supir yang menjemputnya.

Didepan bandara terdapat layar besar yang sedang melakukan wawancara secara live, banyak orang yang pergi mendekat untuk melihatnya, awalnya Lucy hanya ingin melihat sekilas, tapi kemudian kamera dengan cepat menangkap sosok seorang pria.

Tertegun, mengkedipkan matanya, sesaat gerakan yang ingin menaiki mobil terhenti.

Reporternya Glorious Corp sedang mengadakan conference, seorang pria memakai jas, mukanya datar, tampilannya ini seperti memunjukan bahwa hal ini tidak ada hubungannya dengan pesona dalam dirinya, membuat aura di sekitar bandara menjadi heboh, orang yang melakukan hal ini biasanya adalah orang yang bermartabat.

Sebelum mulai, seorang wanita yang menjepit dokumen di lengannya duduk di sebelahnya, pakaian kerja wanita itu menempel di badannya yang bagus, mulut mengandung senyuman, sepasang matanya yang begitu indah, terlihat pintar dan aktif, tiba-tiba terlihat begitu familiar.

Sejak wanita itu duduk, ia terus berbicara dengan pria itu, bahkan beberapa kali mengeluarkan senyumannya.

Dari sudut pandang wanita itu, sepertinya wanita ini memiliki perasaan terhadap pria itu, wajahnya yang dingin saat berbalik melihat pria itu seketika wajahnya melembut.

Saat conference dimulai, reporter mulai untuk menanyakan pertanyaan yang tajam, tapi mereka berdua saling melindungi dan saling melengkapi, bahkan tidak membuka cela sedikit pun.

Memegang pintu mobil dengan kencang, dan juga mengeluarkan tidak sedikit keringat.

Berpikir sebentar, masih tidak tahu mau pergi kemana, lebih baik cepat pulang untuk tidur.

………

Tiba-tiba di kejutkan dengan suara membuka pintu, dahinya berkeringat, hatinya melompat dengan cepat, ia sedang bermimpi buruk, tapi seketika tidak mengingatnya.

Pria itu berdiri di sebelah pintu, masih mengenakan baju yang tadi pagi, matanya penuh dengan senyuman melihat dia.

“Kamu….” Setelah bersuara ia baru menyadari bahwa suaranya serak, mencernihkan tenggorokannya, kemudian melanjutkan “Sudah pulang.”

Pria itu terduduk di atas ranjang, kemudian memeluk dia, senyumnya semakin lebar, dengan suara rendah yang merdu seperti suara piano berkata: “Bukannya mau keluar jalan-jalan? Kenapa kata supir kamu langsung pulang, terus tidur sampai sekarang?”

Di sebelah telinga, seperti berbisik.

Setengah badannya di peluk oleh pria itu, baru bangun masih belum terlalu sadar.

“Iya, sedikit lelah,” mengedipkan matanya, “Bagaimana keadaan di kantor?”

Pria itu menyusuri wajahnya dengan lembut, menunduk menciumnya dengan pelan, jaraknya semakin dekat.

“Baik.” Kemudian mencium dahinya, seperti tidak bisa berhenti, “Kamu tinggal disini selama dua hari, setelah itu aku akan pulang bersamamu.”

Tidak menjawabnya, wajah tampannya berjarak sangat dekat, di tambah baju di badannya, selalu bertepatan dengan orang yang berada di conference, mendorongnya dan berkata: “Aku lapar, ayo pergi makan.”

Pria itu tidak bergerak, Lucy Lu dengan ragu mengangkat kepalanya, langsung bertatapan dengan matanya yang dalam, bersinar, dirinya seperti diserap kedalamnya.

“Kenapa tiba-tiba ingin kesini?”

Lucy Lu menjadi salah tingkah di lihat olehnya, memiringkan wajahnya: “Tidak tahu kenapa datang.”

Pria itu tertawa dengan suara rendah, menimpanya di bawah badannya: “Kapan kamu dapat merubah sikapmu yang selalu lain di mulut dan lain di hati ini?”

Detik berikutnya bibirnya yang tipis menekan kebawah.

Bergerak bolak-balik, terasa sangat lembut, lidahnya menelusuri mulutnya, membuatnya gemetar dan merasa geli, setiap incih di jelajahinya.

Nafas keduanya semakin pendek, Lucy Lu melingkarkan tangannya di leher Dean Shao, tidak tahu sejak kapan, jaketnya sudah terlepas, hanya tersisa kemeja putihnya.

Kemudian menyentuh dasinya, ragu sebentar.

“Lepaskanlah.” Kata pria itu dengan suara seraknya.

Tidak dapat dipungkiri telinganya menjadi merah, tangannya berusaha melepas dasinya cukup lama tapi masih tidak dapat di lepas.

Pria itu segera menangkap tangannya ke bawah, tebal dan tidak tertutupi, matanya menjadi gelap dan dalam.

Sentuhan itu seketika membuat tangannya panas sehingga ia menarik tangganya lagi, matanya terlihat kacau.

“Bantu aku ya?” pria itu tersenyum dengan lembut bertanya kepadanya.

Lucy dulu juga pernah membantunya, sekarang , karena jaraknya sudah cukup lama, seluruh badannya tiba-tiba menjadi canggung.

Lucy Lu terjepit, pria itu berhenti, kemudian tertawa dan berkata: “Kalau begitu, aku sendiri saja.”

Lucy Lu terkejut, tangan besarnya keatas, bajunya yang menempel di badannya di buka semua, pria itu dengan rakus melihatnya, tersenyum dan berkata: “Semakin lama semakin baik.”

Mengertak giginya, detik berikutnya mengeluarkan suara “Ding”, dan dia langsung memasukkannya.

Memikirkan kondisi badan Lucy Lu yang sekarang, tidak ada pergerakan yang terlalu besar, pergerakannya pelan dan lembut, sangat lembut.

Setelah puas, ia dengan tenang pergi untuk tidur, matanya yang berwarna hijau gelap menunjukkan kelelahan, tidak tahan mengeluarkan tanggannya menyentuh Lucy Lu sebentar.

Dia tidak mau membicarakan masalahnya, mungkin juga tidak mau membicarakannya dengan Lucy Lu.

Tidak tahu apakah Dean Shao ada teman seperti apa, mengerjakan pekerjaan apa, semua yang dia ketahui hampir semua hal yang Dean Shao mau Lucy Lu mengetahuinya, perasaan seperti ini sungguh tidak baik.

Membalikkan badannya, memunggungi dia, tapi malah di peluk erat olah Dean Shao.

Berlangsung hingga hari sudah hampir gelap gulita baru terbangun, matanya kembali jernih, kemudian memberikan ciuman di dahi Lucy Lu.

“Pergi makan?”

Lucy Lu menganggukkan kepalanya.

Kalau bukan karena dua tangannya tidak mau melepaskannya, sudah dari tadi dia ingin bangun dan pergi makan sendiri.

Pria itu menganti baju santai yang berwarna garis-garis hitam putih, sekarang terlihat lebih segar, apalagi di padu dengan kakinya yang panjang dan berotot, dadanya yang lebar dan perutnya yang kecil, baju apapun yang di pakainya selalu terlihat lebih bagus.

Lucy Lu tertegun melihatnya, kemudian langsung di peluk dan di bawa pergi, pria itu tersenyum jahil dan berkata: “Aku tahu pesonaku besar, tapi jika kau terus melihatku seperti ini, bisa jadi kita tidak akan keluar.”

Wajah Lucy Lu menjadi merah, seketika mengunakan tangannya mencubit pinggang Dean Shao.

Restauran di hotel itu di lantai 10, mereka tinggal di lantai 18, turun kebawah melihat restauran yang bergaya mewah berwarna emas yang mengkilap-kilap.

Matanya memutar kesekitar, Lucy Lu melihat tempat yang tidak terlalu banyak orang di sekitarnya, berdua berjalan kesana, masih tersisa beberapa langkah tiba-tiba di depannya datang dua orang, Lucy Lu merasa kabur sebentar.

Itu adalah wanita yang duduk disebelahnya hari ini.

Langkah kaki wanita itu anggun, membawa senyuman yang penuh dengan kesopanan, memberikan sedikit pesona pada badannya.

Memalingkan matanya sudah tidak di depannya lagi.

Sedikit mengangguk kepalanya kepada Dean Shao yang berada di sebelahnya, tetapi matanya memandang pada Lucy Lu.

Pria itu melingkarkan tangannya di pinggang Lucy Lu, dengan tenang memperkenalkan: “Istriku, Lucy Lu.”

Kemudian menunduk kepala berbicara kepada Lucy Lu: “Ini adalah Jessy Qi, kakaknya Gina Qi .”

Pantas saja pertama kali bertemu sudah terlihat familiar.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu