Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 587 Pria Simpanan

Alvin Dan yang tiba-tiba mengenali masalah ini merasa sedikit tidak bisa percaya.

Wanita ini jelas-jelas sudah menikah, saat dia melihatnya kenapa begitu gugup, kenapa diri ini memaksanya untuk menyukai wanita ini.

Dipikirnya lagi lebih dalam, dia merasakan sekujur punggungnya mendingin.

Mobil berhenti di lapangan parkir plaza, Hary Yan melepaskan sabuk pengaman, turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Alvin Dan, melihat Alvin tampak melamun ia pun bersuara, “Tuan Muda, sudah sampai.”

Alvin Dan segera kembali normal dan turun dari mobil.

Saat melangkah memasuki pintu utama kantor, dia sudah kembali menjadi normal, pegawai lobby lantai 1 yang melihatnya segera sebisa mungkin menghindari, tapi sayangnya tidak bisa menghindar dan menyapanya, “Selamat datang, CEO Dan.”

Lelaki ini dengan lirikan yang dingin mengangguk sambil terus berjalan, terus hingga ia mencapai lift.

Kebetulan saat ini ada tiga orang pegawai magang didekat lift, masing-masing membawa data yang tebal sambil menutupi wajah dan berbincang-bincang, seolah-olah tidak menyadari ada laki-laki yang berjalan ke arah mereka.

Perempuan berambut panjang mengangkat alisnya dengan kaget berkata, “Ya ampun, sebegitunya?!”

Walaupun suara itu nampaknya disengaja, tapi cukup menusuk telinga.

“Bagaimana tidak mungkin? Sekarang sudah tersebar di internet, beritanya pun sangat heboh.”

Perempuan berambut pendek di sebelahnya bersumpah, takut lawan bicaranya tidak percaya, bahkan dia dengan susah payah mengeluarkan ponselnya dengan satu tangan sambil satu tangan lainnya memegang dokumen tebal, membuka ponselnya berkata, “Kalau tidak percaya baca sendiri.”

Ponsel diletakkan diatas dokumen paling atas, 2 teman lainnya menduselkan kepalanya diantara 2 temannya, setelah itu mereka saling bersahutan, “Wah ternyata betulan.....”

“Dia begitu tampan, menyanyinya pun merdu, banyak orang menyukainya, kenapa dia mau menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang?”

Si rambut panjang geleng kepala sambil hela nafas, lalu tertawa, “Lelaki yang jadi orang ketiga, kelihatannya jarang ya, musisi ini memang tiada duanya.”

Si rambut ekor kuda di sebelahnya tidak begitu berkomentar dan hanya bergumam: “Harusnya ia memang mencintainya, pasti memang sangat menyukainya, barulah ia mau menjalani bersama dengannya.”

Penilaian seperti ini membuat wanita rambut pendek disebelahnya angkat bicara dengan sedikit nada bicara yang tidak enak, “Selingkuhan ya selingkuhan, laki-laki atau perempuan semuanya sama, semuanya merusak rumah tangga orang, mana ada cinta didalamnya?”

“Iya, iya.” Lalu yang lain lagi menimpali, “Atas dasar apa wanita yang jadi selingkuhan dibenci tapi lelaki yang jadi selingkuhan dibilang mencintai dengan tulus? Kau tidak mengerti, orang banyak pun tidak akan percaya, yang penting aku lihat dia hanya cari masalah, masa depan suram...”

Kepala tiga orang itu menempel, makin lama makin semangat bicara, perlahan mereka lupa bahwa ini perusahaan, nada bicaranya pun meninggi.

Hary Yan menyadari ada yang tidak beres, perlahan dia melirik dan melihat ekspresi Alvin Dan yang sangat muram, tangannya mengepal dan didekatkan ke mulut lalu berdeham.

Tiga orang tadi seperti kelinci yang ketakutan lalu menoleh, melihat jelas orang yang ada dibelakang, kaki mereka seketika melemas.

“Ha... Halo CEO Dan.”

Si rambut pendek yang menyadari duluan, dia langsung memimpin dua teman lainnya ikut membungkuk memberi hormat, lalu tidak lagi berani melihat wajah Alvin Dan.

Untungnya setelah tenang, lift terbuka dan si lelaki tidak berkata apa-apa, langsung dia melewati mereka dan berjalan ke lift.

Tiga wanita yang melihat itu tidak berani ikut masuk ke dalam lift, sama-sama mereka bertukar pandangan dalam diam, lalu seperti kelinci kecil bersama-sama berjalan ke tangga disebelah.

Hary Yan yang melihat itu sekujur tubuhnya mendingin, saat lift perlahan naik, dia mengangkat wajahnyad an melihat orang di sebelahnya, “Aku akan suruh orang periksa, didepartemen apa tiga orang tadi...”

“Tidak usah.” Mengejutkan, lelaki ini tidak berkomentar apa-apa, tapi dalam hening dia menoleh, “Yang mereka bicarakan tadi adalah tentang seorang musisi, apa kau tahu?”

Ketertarikan Alvin Dan tentang ini membuat Hary Yan tertegun.

Dia sedikit terkejut, ia mengeluarkan ponsel dari kantongnya, lalu mencari berita, “Seharusnya ini yang dibicarakan, tahun lalu ada gosip tentang musisi ini, dengar-dengar dia menjalin hubungan dengan seorang wanita yang sudah menikah.”

Ponselnya diberikan didepannya, dia tidak menerma tapi hanya menunduk dan melihatnya sekilas.

Saat ini pintu lift terbuka, dia melangkah keluar, sambil dia melangkah menuju kantor, dia sambil berpura-pura santai bertanya: “Menurutmu, apa pandanganmu tentang ini?”

“Pendapat?” jantung Hary Yan berdebar keras, dia tidak mengerti apakah CEO Dan salah minum obat pagi ini, hal yang tidak perlu diurusi pun diurus, hal yang sama sekali tidak dipedulikan tiba-tiba dibahas.

“Masih mau dilihat bagaimana lagi, itu urusan pribadi orang, aku hanya peduli urusanku sendiri.” Lelaki itu tertawa sinis, matanya melihat kebawah, jawabannya lurus dan biasa.

Saat ini sepanjang jalan menuju lantor, Alvin Dan tiba-tiba berhenti, sambil melihat pintu didepan dia bertanya: “Kalau kau yang menyukai wanita yang sudah menikah bagaimana?”

Hary Yan mengira dia salah mendengar.

Setelah bereaksi jarak langkah mereka sudah jauh, dengan panik dia melmbaikan tangan, “Tidak mungkin, tuan muda, apa anda salah mendengar kabar? Aku bersumpah, aku tidak akan melakukan hal kotor seperti itu...”

Ia mencoba, terlihat reaksi lawan bicaranya.

“Kotor....” Lelaki itu mengulangi kata itu, lalu dia terpikirkan sesuatu, perlahan dia membuka pintu didepannya lalu masuk.

Hary Yan yang dibelakangnya belum menyadari, lalu dia menjelaskan, “Tuan muda, dengarkan saya...”

Tapi yang diajak bicara hanya menutup pintu dengan keras.

Orang yang didalam ruangan hening, dia melangkah masuk ke kantor.

Di dalam kantor ia bekerja sepanjang hari, telpon Hary Yan berdering, dengan nada bicara yang kesulitan menjawab, “Tuan Muda, nona Yuan datang, ia menunggu di lobby bawah, katanya menunggu anda berangkat ke perjamuan malam bersama.”

Ia terhenti lalu menambahkan, “Dia sudah menyuruh supirnya pulang, menurt saya rasanya tidak baik membiarkannya.”

Alvin Dan tidak menjawab, langsung menutup telepon.

Sekitar 1 jam setelah itu, dia baru turun, baru saja keluar dari lift, wanita yang ada di sofa sebrang meja lobby menyambut dia, tempat yang penuh dengan aroma parfum, seketika menyambutnya dan teriak, “Kak Alvin Dan!”

Alisnya meninggi, melihatnya sudah berganti gaun mini hitam, gaun sifon itu dikaitkan di satu tangan, satu tangannya menggandeng lengannya, terlihat intim sekali.

Tidak disangka, tapi ini baru pertemuan kedua mereka.

Pegawai di resepsionis yang melihat ini dibuat terkejut sekali, pandangan mereka mengikuti arah wanita ini ini, baru saja ia hendak membicarakan ini dengan temannya, tampak wajah garang Hary Yan.

Ia meletakkan satu tangan di meja, lalu bicara dengan tegas, “CEO Dan tidak mengenalnya, jangan sebar berita macam-macam, atau...”

Selesai bicara, dia menunjukkan kepalan tangannya, dua orang yang ada disana terpaku dan tidak berani bicara apa-apa, hanya menunduk dan meninggalkan tempat.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu