Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 522 Nasi Goreng Telur.

Pada hari ketiga kembalinya Raine Song dari Shanghai, tuan muda kedua Alvin Dan mengunakan nama memperluas pasaran, langsung pergi ke Kyoto.

Kakek Song juga langsung menelepon, menyuruhnya berhenti dari pekerjaannya sekarang dan fokus untuk melakukan perintahnya. Raine Song menyetujuinya dengan sembarangan di telepon, setelah menutup telepon, dia terus sibuk dengan masalah di depannya.

Asisten yang berdiri di samping menerima semua informasi panggilan dari keluar tadi, pada saat ini, ekspresi sedikit canggung, setelah membalikkan jadwal di tangannya, dia bertanya: "Ada dua pertemuan nanti sore, apakah perlu mengubahnya di waktu lain?"

“Tidak perlu.” Wanita yang melakukan pemeriksaan dokumen itu tidak mengangkat kepalanya, menjawabnya dengan sangat cepat, sepertinya tidak terlihat bingung.

Melihat ini, asisten mencocokkan kembali jadwalnya, dan bertanya dengan hati-hati: "Bagaimana dengan bagian Tuan Besar Song?"

Gerakan halus pada pena wanita itu akhirnya terhenti, Raine Song selesai menulis satu baris kalimat, menutup penanya kembali, kemudian mengangkat kepalanya dan memerintah dengan tenang, "Kamu pergi menggantikanku."

Kemudian tidak mengatakannya apa-apa lagi, menutup dokumen di depannya dan membicarakan topik pekerjaan, "Panggilan devisi keuangan untukku, aku ingin bertanya padanya."

Menjadi asisten Raine Song selalu harus menanggung tekanan yang cukup besar, misalnya, pada saat ini, meskipun ada banyak pertanyaan dalam benaknya, tapi terkadang kata-kata itu hanya akan menyebabkan kemarahan, jadi dia hanya bisa menahannya, setelah menerima perintah diam-diam keluar dari ruang kantornya.

Sekitar satu jam kemudian, asistennya mengikuti perintah Raine Song di telepon, untuk datang ke bandara menjemput orang.

Tidak melihat Raine Song, Alvin Dan tampak sedikit kecewa, tetapi ia hanya bisa mengangguk dengan penuh pengertian kemudian tertawa, "Memang sifat dia."

Dia adalah Nona Song, tentu saja dia tidak akan mudah diatur oleh siapa pun.

Ketika pelayan di belakangnya masih tidak hentinya mengeluh, dia telah melangkah dengan kakinya yang panjang, melangkah masuk ke dalam mobil, bersandar di pintu dengan satu tangan, matanya menatap dingin orang yang bertolak pinggang dengan marah di depannya, mengatakan bahwa Nona Song bocah itu tidak menghormati orang.

"Beri kamu dua menit, jika tidak naik ke mobil maka kita akan pergi, beli tiket sendiri dan pulanglah."

Ketika kata-kata itu terdengar, Hery Yan langsung menutup mulutnya dan dengan patuh berjalan ke sisi membuka pintu mobil untuk masuk.

Asisten itu langsung menjalankan mobilnya dan mulai berjalan ke jalan besar, pada saat yang sama juga mengamati dua orang di belakang dari kaca, setelah menilainya, ia dengan sikap menyindir pelayan pria itu berkata.

"Nona Song bukan wanita yang banyak waktu di rumah dan suka berbelanja saja, pekerjaannya baginya sangat penting, jika ada yang datang dan dia harus menjemputnya sendiri, maka apakah dia tidak perlu beristirahat?"

Benar saja, pelayan itu hanya berbicara dengan suara kecil dan tidak mebantah lagi, kemudian pria di samping meliriknya sebentar, dengan tidak peduli berkata: "Duduklah dengan baik."

Kondisi seperti ini sudah sangat terlihat jelas, jika di biarkan maka Hery Yan akan di tendang dari mobil, ia menghadapkan wajahnya ke jendela dan berkata dengan suara kecil, "Tidak bertemu orangnya, tapi roh kita sudah terbang duluan."

Tentu saja, volume suaranya di atur dengan sangat bagus, karena suara mesin mobil, sehingga dia saja tidak bisa mendengar apa yang dia bicarakan.

Berhasil membuat diam pelayan itu, asisten itu tersenyum senang, berdasarkan rencana sebelumnya, membawa orang ini ke sebuah restauran di hotel. Ruang VIP sudah di atur, makanan, selain ada dua makanan khusus, semuanya terserah orang itu yang memesannya.

Alvin Dan duduk di kursi makan di hotel tersebut, mengunakan jari-jarinya yang bersih dan ramping dengan santai membalik-balikan buku menu di tangannya. Dia bertanya, "Nona Song akan datang bukan?"

"Tidak." Asisten berdiri di samping, suaranya terdengar jernih.

Kali ini pria itu akhirnya tidak bisa menahan dan mengkerutkan alisnya, "Dia sering tidak makan?"

"Karena aku tidak ada di sini, Nona Song jadi sibuk mempersiapkan pertemuan nanti sore, makan siang akan diurus oleh perusahaan." Setelah berhenti beberapa saat, dia menjelaskan, "Dia sering seperti itu."

Kata-kata seperti itu membuat Alvin Dan tidak bisa tidak memikirkan beberapa peristiwa di masa lalu, dia tersenyum dan menutup menu di tangannya, melemparkannya ke atas meja di depannya dan bergegas memanggil pelayan yang menunggu di sampingnya dan berkata, "Apakah ada nasi goreng? Beri kami tiga porsi."

"Nasi goreng?" Pelayan tertegun, dia melihat sekeliling, ketika dia melihat dua orang berdiri di sampingnya mereka juga terkejut, sehingga ia bertanya, "Bagaimana dengan hidangan utamanya?"

“Tidak perlu, tadi yang aku pesan juga tidak jadi, berikan pada kamu nasi goreng telur saja." Dia mengangkat tangannya, nada bicaranya tidak seperti sedang berdiskusi.

Meskipun pelayan itu masih bingung, tapi dia tahu bahwa ruang VIP ini di pesan oleh Nona Keluarga Song, sebelum dia datang manajer restauran ini juga sudah berpesan, layani dia dengan baik, sehingga dia hanya bisa menyetujuinya dan pergi.

Ketika pintu di matanya depan tertutup, asisten dengan ragu berkata, "Tuan Dan, anda dapat memesan apa pun yang anda inginkan."

Alvin Dan tidak memperdulikannya, hanya mengangkat kepada dan bertanya dengan tertarik: "Nona Song saat kerja suka makan apa, apakah nasi goreng telur?"

Dengan seringai di mulutnya, dia sepertinya menantikan jawaban itu.

Asisten itu mengkerutkan alisnya dan berpikir, lalu mengangguk dengan tenang, "Kadang-kadang, dia makan itu."

Raine Song tidak pemilih, makanan saat dia kerja dia tidak pernah menyuruh asistennya menyiapkan secara khusus, maka ia akan makan makanan yang sama dengan para pekerja lainnya, maka dari itu nasi goreng telur tentu saja terkadang ada.

Tapi dia tidak mengerti, untuk apa pria ini menanyakan hal itu.

Tetapi kebetulan, Raine Song yang baru kembali dari ruang referensi saat ini sedang memegang kotak makan siang yang di peroleh dari departemen pemahaman dari seorang rekan yang bertugas memesan makanan untuknya,

Ketika kembali ke ruang kantor ia terduduk, membuka kotak makan siangnya dan melihat sekotak penuh nasi goreng telur.

Dia sepertinya biasa, ia memakannya tanpa mengatakan apapun.

Setelah selesai makan siang, masih ada sedikit waktu istirahat, pada saat ini, asistennya telah mengirim pesan untuk melaporkan bahwa ia telah mengantar Tuan Muda Dan melihat lahan di Kyoto, kalimat terakhirnya: "Sepertinya dia ingin bertemu dengan anda, di perjalanan dia terus bertanya kapan anda memiliki waktu."

Raine Song mengerutkan alisnya dan membalasnya dengan dua kata, "Tahan dia."

Meletakkan ponselnya, dia bersandar pada kursi di ruang kantornya dan memejamkan mata, rasa kantuk tiba-tiba menyapunya. Dia lelah secara fisik dan mental, bagaimana dia bisa memiliki kekuatan untuk mengatasi seorang Tuan Muda kedua Alvin Dan yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

Asistennya kembali ke perusahaan sekitar jam 7 malam, saat itu, Raine Song baru saja selesai rapat, setelah orang-orang itu bubar, dia memijit dahinya yang sedikit lelah, kemudian berdiri, langsung melihat bayangan tubuh yang seseorang yang masuk dengan tergesa-gesa, mengambil setumpuk dokumen di depannya.

Ketika keduanya pergi ke ruang kantor, asisten masih melaporkan poin-poin penting dari rencana perjalanan sore tadi, Raine Song tidak berniat mendengarkannya, ketika dia akan mencapai lift, dia mengambil setumpuk dokumen itu dan berkata kepadanya, "jika tidak ada yang lain kamu lakukan kamu bisa kembali dulu, besok pagi, jemput pangeran Dan itu dan bawa dia mengunjungi kebun bunga, tidak perlu ke kantor untuk melapor."

Setelah selesai berbicara, dia mengangkat tangan yang memegang gelas ke arah pintu lift dan berkata, "Pergilah."

Setelah itu, ia terus berjalan ke kantor, asistennya terlihat ragu-ragu, sehingga tidak pergi, mengikutinya dan bertanya, "Bagaimana dengan anda, apakah anda akan bersiap-siap untuk pulang?"

Raine Song yang mendengar itu, mengangkat wajahnya dan melihat waktu di jam dinding, "Aku harus mengurus sesuatu sebentar, ada apa?"

Setelah berbicara alisnya sedikit berkerut, menyadari orang di depannya sedikit aneh, sehingga ia memperbaiki posisi tubuhnya, menjadi berhadapan dengan dia, "Jika ada sesuatu langsung katakan saja."

Asisten itu ragu-ragu dan terlihat sedikit ragu, kemudian mengeluarkan tangannya dan menunjukkan kebawah, dengan berat berkata: "Tuan Muda Keluarga Dan menyuruh asistennya menyewa mobil, sekarang sedang berada di bawah menunggu anda, katanya ia ingin menunggu anda hingga selesai kerja, aku berbicara seperti apapun tidak berguna."

Saat dia berkata, dia tidak berani menatap langsung ke mata Raine Song.

Tapi dia juga tidak berdaya, lagipula, posisi pihak lawan sudah disana, jika mencari penjaga keamanan untuk membawanya pergi terlihat tidak pantas.

Ketika Raine Song mendengar ini, dia sedikit mengernyit, kemudian membalikkan badannya ke arah ruang kantor, sebelum melangkah maju, dia menjawab dengan tenang: "Aku tahu, biar aku saja yang mengurus masalah ini, kamu pulanglah."

Jika dia mau menunggu, tunggu saja, lagipula bukan dia yang kehilangan waktu.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu