Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 449 Bukan Salahmu.

Di tempat yang remang-remang, seorang sedang memeluk lututnya di atas ranjang, tidak tahu apakah karena ketakutan atau perasaan sedih, bahunya terus bergetar.

Rasa dingin menyebar ke anggota badannya dan ruangan itu juga terasa sedingin rumah es.

Dean Shao mendorong pintu masuk, dengan cahaya dari ruang tamu, pandangan matanya tertuju pada sosok kurus yang berada di atas ranjang. Tenggorokannya terasa begitu kering kemudian dia mengangkat tangannya dan menyentuh saklar di dinding, tetapi Lucy Lu menyadarinya dan dengan suaranya yang serak menghentikannya: "Jangan menyalakan lampu."

Tangannya yang ingin mengeluarkan tenaga seketika tidak jadi dan segera jatuh ke sisi tubuhnya, kemudian ia menutup pintu di belakangnya, masuk ke dalam kegelapan, menyalakan AC di ruangan itu.

"Hush", dengan segera udara panas bertiup kemari.

Cahaya yang berada di AC terpancar di permukaan cermin dari meja rias, Dean Shao berjalan dengan pelan hingga ke sisi Lucy Lu, kemudian memanggil: "Lucy...."

Lucy Lu menggigit lengannya, mulutnya ada aroma darah.

Air matanya bergulir dengan deras, membasahi wajahnya, dia melihat telapak tangan Dean Shao yang terulur padanya, tetapi dia secara naluri meringkuk dan menghindar ke samping.

"Jangan sentuh aku, Dean, jangan sentuh aku," dia berbicara dengan suara tersedak, meskipun dia berusaha mencoba untuk menahan tangisannya.

Tangan Dean Shao yang di keluarkannya berhenti di udara, matanya menyembunyikan perasaannya yang rumit dan dia berkata sekali lagi: "Lucy... Maafkan aku."

"Salah." Lucy Lu menggelengkan kepalanya seolah-olah dia tidak bisa dipercaya. "Bukan kamu, tapi aku, semua ini salahku, aku pikir aku pintar, tapi apa yang telah kulakukan..."

Setelah berkata sampai situ, kepalanya "berdengung" ia merasakan sakit lagi, dia menjambak rambutnya dan dengan cepat keadaan perasaannya mengalami keruntuhan yang cukup parah.

Dengan cahaya yang sangat miskin, Dean Shao dapat dengan jelas melihat bekas luka di lengannya, seketika hatinya bergetar karena rasa khawatir, dia mengabaikan usaha wanita itu yang menghindarinya, kedua tangannya menggunakan tenaga, menarik wanita itu masuk ke dalam perlukannya, "Bukan salahmu, ini salahku. Maaf Lucy, maaf aku tidak menjaga kalian dengan baik..."

Ditarik ke dalam pelukannya dengan kekuatan yang cukup kuat, Lucy Lu masih memberontak dan menghindar, akhirnya, karena dia tidak bisa melepaskan dirinya, maka dia membuka mulutnya dan menggigit pria itu dengan keras.

Karena mengunakan kekuatan yang besar, sehingga seluruh tubuhnya bergetar.

Lelaki itu menggertakkan giginya dan matanya di penuhi dengan rasa sakit, dia tidak menghindar sedikitpun, bahkan lengan yang memeluk di sekitar wanita itu kekuatannya sedikit pun tidak berkurang.

Berdiam seperti itu cukup lama, tubuh wanita di pelukannya yang bergetar perlahan demi perlahan menjadi tenang, sampai akhirnya membenamkan wajahnya ke dada pria itu, dengan suara kecil berbicara: "Sebelum dia meninggal dia masih memanggil nama ibuku, dia bertanya padaku kenapa ibuku tidak datang melihatnya, apakah dia marah padaku? Aku tidak berani memberitahunya, bagaimana mungkin aku memberitahunya bahwa ibu baru saja operasi dan hingga detik ini belum siuman....."

Saat dia berkata, dia sekuat tenaga menekan perasaan sedihnya yang timbul lagi.

Tubuh masih berada di dalam pelukan Dean Shao, menyalahkan dirinya sendiri sambil memukul dada itu, "Jika dia sudah siuman dan tahu bahwa bahwa tidak bisa bertemu dengan ayahku untuk terakhir kalinya, dia pasti akan pingsan, dia akan merasa lebih baik mati dari pada hidup... Bagaimana aku bisa menghadapinya, bagaimana aku menghadapinya? Karena aku menyerahkan Danielle, sehingga dia pergi ke Kota Jin, ini karena aku!"

Dalam kegelapan, kedua tangan pria itu memeluk tubuh Lucy Lu dengan erat dan ia tidak dapat menutupi kabut dimatanya, dagunya di letakkan di atas kepala wanita itu, dadanya bergerak dengan cepat.

Ketika ia berbicara lagi, suaranya terdengar ingin menangis, pada saat yang sama juga bergetar, dengan suara rendah berkata, "Bukan karena dirimu, Lucy, semua yang kamu lakukan adalah karena aku."

Lucy Lu terdiam sesaat, tiba-tiba tersadar, kemudian mendorong dada pria itu dengan kuat, "Betul, karena kamu!"

Dalam dua hari terakhir ini, suasana hatinya tidak stabil, setiap detik selalu di ambang kehancuran. "Ini semua karena kamu, dan ibumu yang berhati dingin! Aku memperlakukannya dengan baik, bahkan aku menyerahkan anakku padanya, ibuku meminta pertolongan padanya, tapi apa yang dia lakukan? Dasar wanita iblis..."

Lucy Lu mengangkat kepalanya, dalam kegelapan menatap lurus ke mata lelaki itu, menunjuk ke arah pintu dan berteriak dengan marah: "Keluar!"

Dean Shao mundur dua langkah, dengan ragu berpikir untuk melangkah maju, Janice Zhou yang telah memperhatikan pergerakan di dalam kamar itu, segera mengetuk pintu kamar dan mendorongnya terbuka.

Dia berdiri di dekat pintu dan berkata dengan dingin pada pria itu, "Lucy sekarang dalam suasana hati yang tidak stabil, sebaiknya kamu pergi dulu."

Mengangkat kakinya melangkah ke luar pintu, bahunya bersentuhan dengan Janice Zhou, Dean Shao menyadari ada obat dan air hangat di tangannya, tanpa sadar mengkerutkan alisnya, Janice Zhou yang mengerti pemikirannya, dengan suaranya yang serak berkata. "Setelah Paman Lu meninggal, dia sibuk mengurusi pemakaman, dia belum pernah memejamkan matanya sampai sekarang, obat ini aku dapat dari resep dokter, ini untuk dia agar bisa tidur."

Pria itu menurunkan pandangan matanya dan dengan susah payah mengeluarkan kata "baiklah", kemudian dia melangkahkan kakinya untuk berjalan keluar, matanya melihat punggung wanita itu memasuki kamar, berkata dengan hati-hati: "Lucy..."

Dia dengan pelan menutup pintu kamar dan menoleh untuk menghadapi Titanio Zhang yang duduk di sofa dengan ekspresi penuh dengan kemarahan.

Pria itu masih mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan kain putih di lengannya. Dalam perjalanan kembali dari kuburan telah turun hujan, pakaiannya dari awal sudah basah dan bahkan rambutnya juga basah.

Dean Shao melihatnya, ekspresinya di wajahnya datar, hanya dengan tenang mengingatkannya, "Ada pakaian di ruangan seberang, jika mau gantilah bajumu."

Kemudian dia mengangkat ponselnya dan menyalakan layar tersebut, sehingga dia tidak memandang orang itu lagi.

Matanya fokus menatap layar kecil itu, sedangkan Titanio Zhang menggertak giginya, merasa tidak puas dengan perlakuan dinginnya. "Dean Shao, kamu pernah bersumpah padaku bahwa kamu adalah satu-satunya orang di dunia yang pantas berdampingan dengan Lucy Lu, apakah sekarang kamu masih berpikir begitu?"

Dean Shao menatapnya, tetapi pergerakan dan ekspresi wajahnya tetap tidak berubah.

Ekspresi tenang dan percaya diri itu masuk ke dalam pandangan mata Titanio Zhang, sangat menusuk, dia bangkit berdiri dan berjalan ke depannya, kedua tangannya menarik kerah kemeja pria itu. "Dean Shao, apa yang kau pikirkan? Siapa yang bisa sepertimu, setelah kembali kami tidak punya suasana hati untuk menganti baju, mengeringkan rambut...... seakan-akan tidak ada yang terjadi? "

Tindakan Titanio Zhang yang tiba-tiba, membuat ponsel di tangan Dean Shao terjatuh, kemudian terdengar suara "plak", layarnya pecah, tetapi layarnya berhenti menunjukkan situs berita.

Masalah terjadi tidak begitu lama, berbagai media di Kota Jin sudah melaporkan kejadian kecelakaan lalu lintas yang belum pernah terjadi, banyak warga yang dengan antusias mengeluarkan opini dan juga pegawai Caffe Shop bersaksi, penyebab insiden ini memang di mulai dari suatu masalah.

Dean Shao menyipitkan matanya, tangannya memegang pergelangan tangan Titanio Zhang, sedikit mengunakan tenaga menariknya agar terlepas. Kemudian dia menunduk dan mengambil ponselnya di lantai, kemudian dengan santai menepuk-nepuk debu di ponselnya.

"Kamu duduk di sana seperti patung setelah kamu memasuki pintu itu juga tidak berarti kamu sangat sedih, saat ini sedang musim dingin, jika kamu jatuh sakit, kamu bisa pergi ke rumah sakit dan berbaring disana, karena Lucy Lu tidak membutuhkan seseorang seperti kamu yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan apa pun. Tapi jika kamu benar-benar sakit, sebaiknya kamu tidak perlu memberi tahu dia, supaya dia tidak merasa bersalah."

Kata-katanya yang dingin dan tegas, membuat mata Titanio Zhang tanpa sadar bergetar.

Dia tidak dapat membantah, aura bawaan Dean Shao, tidak di miliki kebanyakan orang. Berhadapan perlawanan seperti ini, Titanio Zhang hanya dapat diam, hanya bisa menggerakkan jakunnya naik turun dan menelan semua perkataan yang tersisa.

Dean Shao memasukan kembali ponselnya ke dalam sakunya dan berbalik untuk berjalan ke pintu masuk untuk mengganti sepatunya, sebelum membuka pintu hendak pergi, matanya menegang, berpesan pada pria itu tanpa menoleh ke belakang, "Aku punya beberapa urusan untuk ditangani, kamu tolong jaga Lucy Lu, jika terjadi sesuatu telepon aku."

Kemudian setelah mendorong pintu dan berjalan keluar, sebelum pintu di tutup dia berbalik dan berpesan dengan tenang: "Di toilet ada baju untukmu, ganti saja bajumu."

Titanio Zhang hanya membuka mulutnya dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun, kemudian terdengar suara suara pintu yang tertutup dengan keras.

Dean Shao berjalan menuju lift, sementara dia menunggu, ponselnya berdering lagi, mengeluarkan tangannya dan mengambil ponselnya, melihat layar ponselnya yang hancur, ekspresi wajahnya dingin hingga akhirnya ia menutup panggilan itu.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu