Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 194 Kamu Ternyata Benar-Benar Binatang Liar

Ketika Dean Shao ingin mematikan telepon, orang di seberang langsung berteriak, "Tunggu sebentar!"

“Aku pergi! Teman-teman datang memohon padamu, masa kamu segini tidak bersedianya menolong mereka?”

Dean Shao mengernyitkan alis, lalu dengan dingin berkata: “Kalau kamu lanjutkan omong kosongmu, aku tidak akan segan-segan mengirimmu sekali lagi.”

“Baik, baik, aku akan terus terang. Tolong pinjamkan aku uang sedikit, aku ingin keluar dari rumah dan kabur ke luar negeri.”

“Baik, nanti setelah kamu sudah selesai menuliskan slip utang silahkan hubungi Glen Lin.”

Ketika Dean Shao lagi-lagi ingin mematikan telepon, Grey Gu kembali panik, “Sebentar, Kakak, kamu tidak mau bertanya apa yang terjadi padaku?”

Bagaimana kalau ia sebenarnya sedang diperas dan diancam orang? Pria itu masa tidak peduli sama sekali dengannya?

Dean Shao berkata sambil lalu, “Tidak tertarik. Yang paling penting adalah jangan lupa kembalikan uangku nanti.”

“……”

Hati Grey Gu langsung sakit. Ia menyindir: “Ckck…… Ternyata kamu orang yang akan lupa pada teman ketika menemukan kekasih. Kakek memuji-mujiku sampai setinggi langit, tetapi secara bersamaan menginjakku kencang-kencang. Beberapa hari belakangan ia mendatangkan banyak sekali wanita utk dijodohkan denganku. Agar aku tidak kabur, ia membekukan semua kartuku. Aku hampir mati tersiksa dan sangat ingin kabur. Kalau ia nanti mencari kamu tolong kamu gantikan teman-teman untuk menentangnya.”

Dean Shao mengernyitkan alis. Ia sama sekali tidak bersimpati: “Kalau ia tahu aku meminjamkan uang untukmu, ia mungkin akan marah padaku.”

“Ia lebih dekat dan lebih sering bertemu kamu dibanding ayahnya sendiri, bagaimana mungkin ia bisa marah padamu?” ujar Grey Gu sambil cekikikan.

……

Dean Shao memicingkan mata, lalu berkata datar: “Ia menyuruhmu ke kantor dan kamu tidak lakukan, ia menyuruhmu mencari istri kamu juga tidak bergerak. Kalau ia tidak khawatir dengan sikapmu yang seperti ini, aku akan curiga apakah kamu benar-benar anak tunggalnya. Ya sudahlah, kamu lebih waspada sedikit, jangan sampai ia tahu apa yang kamu lakukan.”

Grey Gu mendeham. Nada bicaranya kini terdengar seperti orang yang sakit hati: “Kamu sekarang bisa berdiri kuat tanpa rasa sakit, semua karena jasa nenek yang memberikan segalanya padamu. Semua hal baik ia berikan padamu tanpa kamu harus memintanya. Nanti-nanti, kalau kakek tahu kamu bahkan sudah punya anak, kamu mungkin tidak akan diizinkan pulang ke rumah lagi.

Nada bicara Dean Shao kini lebih ringan, “Ya sudah kamu siap-siap saja jadi gelandangan di pinggir jalan.”

“……”

Setelah mematikan telepon dari Grey Gu, Dean Shao kembali melanjutkan pekerjaannya. Sudut matanya tidak lama kemudian melihat ponselnya kembali menyala. Ia kembali mendapat telepon, kali ini dari Davin Yan.

“Halo.”

“CEO Shan, dua hari belakangan ada orang yang datang ke kantor polisi untuk menemui Tyson Han.”

Dean Shao tetap menatap layar komputernya sambil bertanya, “Orang apa?”

“Salah satu orang kepercayaan keluarga Fu.”

Keluarga Fu?

Seberkas raut bingung tiba-tiba melintas di wajah Dean Shao.

Setelah diam cukup lama dengan wajah muram yang tidak jelas sedang memikirkan apa, Dean Shao baru buka suara dengan tenang: “Lanjutkan pengamatanmu, urusan lain biar aku selesaikan selepas kepulanganku nanti.”

“Baik.”

Lucy Lu membuka pintu dan masuk. Dean Shao langsung meletakan ponselnya di meja.

Lucy Lu menyapu komputer di hadapan Dean Shao dengan pandangannya. Wanita itu kemudian menatapnya, “Kamu berencana seterusnya tinggal bersamaku di sini?”

Dean Shao menatapnya lembut, lalu menepuk-nepuk sofa, “Kemari.”

Lucy Lu berjalan mendekat. Ia tidak duduk, melainkan mengulurkan tangannya lalu berkata: “Sini kartu identitasmu. Kalau kamu tidak mau pergi, aku akan bantu kamu pesan kamar lagi.”

Tidak peduli apakah Glorious Corp mengalami gejolak apa tidak, tetapi Dean Shao pasti tidak seluang seperti yang ditunjukkan. Kalau terus tinggal bersamanya, pria itu pasti tidak akan bisa fokus sepenuh hati pada pekerjaan, dan dirinya sendiri juga tidak bisa berkonsentrasi.

Dean Shao menahan tangannya dengan erat. Pria itu kemudian mendekapnya dalam pelukan, lalu mencubit-cubit pipinya dengan kedua jari. Pria itu kemudian tertawa pelan, “Baru tidur bareng satu malam kamu sudah mau menyuruhku pergi? Aku belum merasakan kenikmatannya, kamu benar-benar terlalu pelit.”

Kenikmatan?

Mengingat apa yang terjadi semalam membuat wajah Lucy Lu memerah layaknya kepiting rebus, “Itu kamu sebut satu malam? Bukannya masih ada setengah hari lainnya? Apa yang kamu lakukan tiga tahun terakhir bila digabungkan masih tidak sebanding dengan apa yang kamu lakukan tadi malam. Dean Shao, bagaimana mungkin dari dulu aku tidak menyadari kamu mirip binatang liar!”

“……”

Lucy Lu tersipu malu dengan wajah yang agak merah padam. Orang yang melihatnya pasti akan merasa ia terlihat imut.

Dean Shao melepaskan pelukannya. Setelah bersandar, ia kembali memeluk tubuh Lucy Lu. Ia mulai merasa lemas, nada bicaranya berubah jadi tidak karuan, “Mungkin karena melakukannya terlalu lama.”

Lucy Lu membuang wajah lalu melepaskan pelukannya, “Kamu ternyata benar-benar binatang liar. Lepaskan aku!”

Dean Shao tidak mudah puas dalam sekejap. Ia menatap Lucy Lu cukup lama, lalu jarinya perlahan mulai bergerak mencopoti kancing-kancing jaket wanita itu.

Lucy Lu terkejut dan langsung buru-buru menahan tangannya. Ia berteriak: “Dean Shao, hentikan.”

Dasar pria pecandu seks, memang yang kemarin masih belum cukup?

Pria itu menggigit-gigit bibir, lalu menggerakan tangannya masuk ke dalam jaket Lucy Lu. Ia kemudian mengelus-elus perut wanita itu, “Kamu pikir aku ingin melakukan apa?”

Lucy Lu tercengang. Melihat gestur pria itu, telinganya agak sedikit panas, “Baru empat sampai lima bulan, apa yang kamu bisa sentuh?”

Dean Shao tetap melanjutkan elusannya. Tangannya terasa lembut seolah sedang merasakan detak jantung yang ada di dalam perut itu. Ia mengangkat alis, “Ini anak kembar, tetapi mengapa perutmu tidak besar-besar juga?”

Dean Shao berpikir, kalau perutnya agak besar, ia punya alasan untuk mengantar dan menjemput Lucy Lu pulang.

Lucy Lu terdiam, lalu ikut mengangkat tangan kecilnya dan mengelus-elus perut. Tatapanya berubah lembut. Ia kemudian menjawab, “Mungkin ada hubungannya dengan ukuran tubuh mereka. Yang terpenting adalah mereka sehat.”

Telapak tangan Dean Shao kini menutupi tangan kecil Lucy Lu. Satu tangannya lagi membelai lembut ramput panjang wanita itu. Ia menatap suram, “Bagaimana bisa mereka sehat kalau kamu tidak memperhatikan dirimu sendiri? Dalam pikiranmu pasti pekerjaan adalah hal yang paling penting."

Alis Lucy Lu agak bergetar. Ia diam, tetapi diam berarti tanda setuju.

Sejak kuliah, menikah, cerai, hingga sekarang, orang yang bisa dijadikan tempatnya bersandar hanya dirinya sendiri. Modalnya adalah pekerjaan dirinya. Pekerjaan bukan hanya hal yang bisa membuatnya bertahan hidup, tetapi sekaligus merupakan hal yang bisa membuatnya berkonsentrasi dan tidak berpikir macam-macam. Kalau ia malas bekerja, ia tidak bisa bertumpu pada siapa-siapa lagi.

Ketika ia kangen dengannya, pekerjaan menjadi obat yang ampuh untuk menetralisir rasa kangennya.

Ia mengangkat kepala menatap pria itu seperti baru pertama kali berkenalan. Setelah menatapnya cukup lama, ia bisa melihat dalam tatapan pria itu tersimpan kedukaan yang tidak bisa dijelaskan.

Melihat Lucy Lu seperti ini, hati Dean Shao agak gundah. Tidak sakit, hanya terluka sedikit.

Dean Shao mengangkat dagu Lucy Lu, lalu menciumi wajahnya perlahan dari jidat, mata, hingga hidung. Ciumannya terakhir mendarat di bibir wanita itu.

Kyoto, restoran teh, suasana yang elegan dan tenteram, semua pernak-pernik terlihat luar biasa mewah.

Bayangan tubuh seseorang berjaket hitam dan bercelana panjang berjalan masuk mengikuti arahan pelayan restoran.

Di balkon terbuka dekat tempat membakar dupa pengharum ruangan, yang baunya menyebar ke seluruh sudut ruangan, duduklah seorang wanita.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu