Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 183 Dia Tidak Segampang Yang Kamu Pikirkan

Zayn Shang menatapnya, wajah yang lembut pada hari-hari biasa tersebut terlihat seperti tertutup embun tebal saat ini, rasa emosi yang kental menyebar ke setiap sudut ruangan.

Dia terdiam dengan geram, tiba-tiba ia melepaskan tangannya dari lengan Rainie Song, dengan suara yang rendah namun sangat dingin tersebut, ia berkata “Kalau kamu merasa bosan, kamu bisa memeliharanya, kalau tidak suka, kamu bisa mengaborsikannya di rumah sakit.”

Wanita merasa seperti kurang menyinggung, atau mungkin hatinya pun perpikir demikian, kemudian ia tersenyum dan berkata “Kalau saya bosan, saya bisa memelihara seekor anjing, anak kecil terlalu berisik.”

Maksudnya sudah sangat jelas.

Nafas pria tersebut menjadi semakin dingin.

Rainie Song seolah tidak menyadarinya, tetapi senyum di bibirnya terlihat semakin mendalam, “Baiklah, kamu sibuk dulu aja, "Yah, kamu sibuk, karena kita sudah membuat keputusan, kalau begitu besok siang kamu tidak harus pulang.”

Selesai berbicara, dia membawa tasnya, berjalan ke arah keluar tanpa melihat kembali dengan hak tingginya.

Kali ini pria tersebut tidak menghalanginya, juga tidak berkata apa-apa, hanya tertinggal tanganya yang jatuh dari genggaman lengan tersebut.

Kota Nan, Di dalam Benefit Corp, Lucy Lu menelepon dari kantornya.

“Christopher, kamu ke sini sebentar.”

Beberapa detik kemudian, Christopher mengetok pintu dari luar dan masuk ke ruangan.

“Kak Lucy, kamu mencari saya?”

Lucy Lu melihat dokumen yang ada di tangannya, mengerutkan kening dan bertanya: “Bright Corp sana, apakah kamu sudah yakin kalau perencanaan proyek sudah kamu kirim? Mengapa tidak ada kabar kelanjutannya?”

Sebelum CEO Shang pergi sudah memastikan semuanya telah sepakat dengan baik, dia juga sudah membereskan semua dokumen yang harus dibereskan, perencanaan proyek juga sudah terkirim semua, namun tetap tidak ada informasi kelanjutan, ia pun mulai meragukan apakah janji CEO Shang cuman sekadar janji, cuman bercanda saja, mungkin sudah lupa terhadap perjanjian tersebut.

Sebelum pergi, dia selalu mengatakan bahwa dia telah melakukan pekerjaan dengan baik, dia juga mengirim informasi dan rencana yang telah diselesaikan, tetapi selalu tidak ada gerakan. Dia memiliki keraguan tentang apakah dia masih janji verbal, hanya lelucon, dan dia lupa untuk kembali. .

Christoper pun agak bingung, “Saya sudah telepon beberapa kali ke sana, mereka bilang bahwa akhir-akhir sedang banyak masalah dikantor, sementara tidak dapat memberi jawaban, harus menunggu beberapa hari lagi.”

“Masih harus menunggu?”

Lucy lu mengerutkan keningnya dengan kencang, dengan kesel dia meletakkan dokumen di atas meja, menundukkan kepalanya dan merenung.

Jika sudah pasti akan melakukan kerja sama, dan harus menunggu lagi, pasti sudah harus tunda sampai dengan akhir tahun, sampai saat itu dia juga tidak tahu apakah ia akan tetap berada di perusahaan ini.

Walapun dia tidak punya kesan yang baik terhadap Zayn Shang, namun hal yang bersangkutan dengan kepentingan Benefit Corp, proyek yang begitu besar, dia tetap ingin berusaha mendapatkan kerja sama tersebut, mungkin dia masih bisa mendapatkan bonus di akhir tahun.

Kepikiran uang yang akan di dapatkan, Lucy Lu langsung bersemangat, menghadap ke Christopher dan berkata, “Pesan tiket pesawat, dalam dua hari ini kita akan pergi ke Kyoto, 2 tiket, eh tidak, 3 tiket saja, kamu bawalah Theo Mu bersama kita,”

Setelah ia ragu-ragu, dia tetap memutuskan untuk membuat Theo Mu, setelah menemukan bahwa ia adalah orang yang sangat berbakat, Lucy Lu merasa sangat sia-sia apabila tidak melatihnya.

“Anda ingin mengunjungi pusat Bright Corp? “Christopher sedikit kaget dengan keputusan tersebut.

“Iya, ingin melihat kondisi di sana, lebih baik bukan daripada diam menunggu di sini? Dan juga bisa menunjukkan ketulusan kita dalam kesempatan kerja sama kali ini. “Lucy Lu tersenyum dengan percaya diri.

Pas Fanny tidak ada di sampingnya akhir-akhir ini, dia pun menjadi lebih bebas.

“Ok, Baik.”

Tidak lama setelah Christopher meninggalkan ruangan, Theo Mu mengetok pintu dan masuk ke dalam ruangan, “Kak Lucy, kamu benaran akan membawa saya ke Kyoto?”

“Kenapa, kamu ada urusan lain? Kalau tidak ada waktu, tidak pergi juga tidak apa-apa. “ Lucy Lu berkata dengan santai.

“Bukan, bukan。 “Theo Mu tersenyeum, “Kalau benaran pergi ke Kyoto, saya boleh tidak ijin setengah hari, untuk bertemu teman?”

Lucy Lu tertegun, “Kamu ada teman disana?”

“Iya, teman kuliah dulu.” Dia menganggukkan kepala.

“Baik, nanti saya lihat terlebih dahulu kondisi disana seperti apa, baru saya putuskan.”

“Terima kasih Kak Lucy.”

Setelah selesai menentukan jadwal, Lucy Lu turun ke bawah untuk makan siang, saat di bawah dia menerima telepon dari Dean Shao.

“Halo.”

“Sudah makan siang belum? “Seperti biasa pria tersebut menelepon sesuai dengan jam makan 3 hari sekali.

Lucy Lu sambil jalan sambil menjawab, : “Sedang mau pergi makan.”

“Iya.”

Pria tersebut menjawab iya dengan nada datar, dan tidak menanyakan apa-apa lagi, seperti sedang menunggu dia berinisiatif yang menanyakan sesuatu.

Lucy Lu sambil berpikir sambil mengigit bibir sendiri, dia mengerti maksud pria itu apa, setelah terdiam beberapa detik, dia berlagak seperti bertanya dengan asal, “Kenapa kamu belum tidur?”

Dia sedang berada di luar negeri, ada perbedaan waktu.

“Ada beberapa urusan yang belum selesai. “Suara pria tersebut tiba-tiba menjadi lembut, bahkan tersimpan sedikit rasa senang.

Lucy Lu ada terasa terjebak, wajahnya menjadi panas, dengan suara tidak jelas dia berkata: “Kamu sibuk saja dulu, saya tutup telepon.”

“Sebentar.”

Dari telepon terdengar suara desahan, “apakah kamu tidak bisa menanyakan lebih banyak lagi? Saya capek tidak, sibuk tidak? Apakah ada wanita lain di sampin saya?”

“……”

Ekspresi Lucy Lu menjadi sangat aneh, dia angkat kepalanya dan melihat sebuah restoran, dan dia berjalan ke arah restoran dan masuk ke restoran tersebut, mencari satu tempat duduk, dan duduk pada tempat itu, mendengus dan berkata, “Baik kamu capek atau kamu sibuk, itu pekerjaan kamu, ada hubungan apa dengan saya? Dan apakah ada wanita di samping mu, bukannya sangat pas, ada yang melayani mu, biar tidak bosan.”

“……”

Saat ini, Dean Shao benar-benar tidak tau harus melakukan apa terhadap dia, wanita ini tidak kenal ampun.

Lucy Lu sepertinya merasa ucapannya kurang banyak, terdiam dan sambung lagi, “Kamu tidak merasa tindakan kamu yang membuat diri kamu sendiri merasa tersentuh ini…. Seperti orang bego?”

Dean Shao, “……….”

Sepertinya sudah bisa membayangkan wajah masam pria tersebut, tiba-tiba Lucy Lu tertawa dengan sangat senang.

Tiba-tiba ia mengingat satu hal, berkata: “Oh iya, apakah kamu tahu bahwa perusahaan Zayn Shang sedang ada masalah?”

Pria tersebut dengan santai bertanya, “Kenapa tiba-tiba bertanya tentang masalah ini?”

“Sebelumnya kami sedang dalam proses negosiasi untuk kerja sama, namun sampai saat ini belum ada jawaban dari mereka, saya berencana ke sana untuk melihat kondisinya seperti apa.”

Di sana tiba-tiba sangat sibuk, saking sibuknya tidak sempat membalas satu pesan pun, ini sudah tidak wajar, kecuali terjadi perubahan dalam perusahaan tersebut.

“Kamu ingin kesana?” Suara pria tersebut tiba-tiba menjadi berat.”

Lucy Lu memberikan menu yang telah di pilihnya, mendengar pertanyaan tersebut ia pun tertegun, “Ada masalah apa?”

“Dia sekarang mungkin tidak ada waktu untuk memikirkan kalian, kamu ke sana akan sia-sia.”

Ucapan tersebut terdengar dengan jelas kalau dia mengetahui sesuatu.

Lucy Lu mengangkat alisnya, “Kamu tahu alasannya kenapa?”

Pria tersebut menjawab dengan bermalas-malasan: “Dikarenakan apa lagi? Sudah pasti karena mengalami kerugian dalam berbisnis, dia sedang sibuk menyelamati perusahaan, dia pasti tidak ada waktu untuk berurusan dengan perusahan kecil seperti kalian, kamu pergi pun belum tentu dapat bertemu dengan manajerial level tinggi disana.”

Lucy Lu terdiam, dan berpikir.

Kalau begitu bonus akhir tahun dia sudah lenyap.

Waktu yang lama berlalu, Lucy Lu tersenyum licik, dengan curiga dia bertanya: “Bagaimana saya bisa percaya terhadap apa yang kamu katakan? Kalian semua sangat licik, saya merasa kamu tidak begitu suka kepadanya, ini mengenai keuntungan perusahaan saya, saya harus memperjuangkannya.”

Di sana terdiam dua detik, kemudian bertanya: “Kamu benar-benar ingin pergi?”

“Iya.”

“Bersama siapa?”

“Asisten saya, dan juga Theo Mu.”

Terdengar nama Theo Mu lagi, Pria tersebut mengerutkan kening dan bertanya, “Kamu sangat menyukai bocah itu?”

Lucy Lu dengan tidak malu-malu menjawab: “ Dia sangat berpotensi dan berbakat, pantas mendapatkan pelatihan yang layak.”

Nada pria tersebut menjadi semakin berat, “Dia tidak segampang yang kamu pikirkan.”

Ekpresi wajah Lucy Lu berubah, hatinya pun deg-deh an, “Maksudnya?”

Banyak hal yang dia curiga terhadap Theo Mu, namun dia tidak pernah menceritkannya kepada siapapun.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu