Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 165 CEO Dean Bisa Khawatir

Teknologi Benefit Corp., Lucy Lu dan Theo Mu kembali ke departemen. Kebetulan ada sekumpulan orang dari samping berjalan, sepertinya mereka baru selesai rapat. Kepalanya adalah CEO Lee.

Lucy Lu melambai-lambaikan tangannya, menyuruh Theo Mu untuk masuk terlebih dahulu. Sampai orang-orang tersebut berjalan sampai depan, dia tersenyum pada CEO Lee dan menyapanya, “CEO Lee.”

CEO Lee melihatnya, tersenyum, “Apa sudah baikan?”

“Terima kasih atas perhatian CEO Lee. Sudah baikan.”

Yang mengikuti disebelahny ada Alicia Zheng, menaikkan alisnya yang digambar tipis dan hitam, lalu tersenyum lebar melihatnya dan berkata: “Manajer Lu tidak enak badan lagi? Kalau dilihat dari luar baik-baik saja, tidak seperti sedang tidak enak badan.”

Lucy Lu tersenyum sedikit, “Hanya demam. Kalau sudah reda juga tidak apa-apa lagi.”

Alicia Zheng berkata dengan datar: “Seingatku ini sudah yang ke sekian kalinya dalam bulan ini. Manager Lucy, kamu harus perhatikan kesehatanmu.”

Sambil berbicara, dia melihat CEO Lee dan tersenyum, “CEO Lee, aku sarankan perusahaan kita melakukan tes kesehatan. Banyak kolega yang bekerja keras. Sangat menyiksa badan. Kalau suatu hari nanti…… Ini tidak enak didengar, tapi kalau meninggal, siapa yang bertanggung jawab?”

Orang lain yang mengikuti rapat juga melihat satu sama lain. Walaupun tidak berbicara, tapi tatapan mata mereka rata-rata menyetujui pernyataan Alicia Zheng tadi. Bahkan CEO Lee juga terlihat merenungkannya, menyarankannya kepada Lucy Lu dan berkata: “Lucy Lu, seingatku akhir-akhir ini kamu sudah banyak cuti sakit. Kamu benar-benar harus memperhatikan kesehatanmu. Kalau sangat sibuk, bagi pekerjaanmu kepada bawahanmu.”

“Bisa jadi dalam waktu dekat Manager Lucy kurang istirahat.” Alicia Zheng tersenyum, dan berbicara dengan nada yang cerewet, “Kerjasama kedua perusahaan Glorious Corp. dan Bright Corp. semua dikerjakan oleh Manager Lucy, dan juga ini merupakan sumber keuntungan perusahaan kita di tahun mendatang, jadi kita tidak bisa kekurangan dia. Dengan begini, dia tidak ada waktu istirahat.

CEO Lee mengerutkan alisnya.

Perasaan Lucy Lu runtuh. Dia melirik Alicia Zheng dan tersenyum, lalu berkata pada CEO Lee: “CEO Lee tidak perlu khawatir. Aku bisa menyusun waktu istirahat dengan baik. Sebenarnya, kalau pun aku jatuh sakit juga tidak ada pengaruh apa pun. Orang-orang di departemenku muda dan kuat, dan juga sangat bekerja keras. Kalau tidak ada aku, mereka juga bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.”

Dia ingat apa yang dikatakan bawahan departemennya. Alicia Zheng begitu padanya karena akhir-akhir ini telah merebut pekerjaan yang seharusnya ada di bawah naungan departemannya. Tapi kesempatan datang kepadanya. Tidak peduli bisa atau tidak, dia mau mencobanya. Lagipula, sebagai atasan, dia juga harus menyemangati orang-orang departemennya yang sudah bekerja keras.

“Manager Lucy tidak mungkin jatuh sakit.” Alicia Zheng dengan segera menjawabnya. Ekspresinya menjadi serius, tapi nada bicaranya masih sama, dengan nada yang sedikit aneh, “Kalau tidak, CEO Dean sepertinya sudah khawatir. Kalau begitu, CEO Lee juga tidak bisa mengahdap ke dia.”

Ekspresi Lucy Lu sedikit berubah, “Apa maksud perkataan Manager Alicia?”

Wajah wanita yang sudah dirias tersebut terlihat lembut. Setelah mendengar perkataannya, dia melilhatnya dengan merasa tidak bersalah dan tidak paham, lalu bertanya, “Apa Manager Lucy dan CEO Dean bukan teman? Aku tadi melihat dari atas kalau Manager Lucy keluar dari mobil CEO Dean. Apa aku salah lihat?”

Kalimat yang sederhana membuat suasana tiba-tiba menjadi lebih lembut. Orang-orang melihat ke arah Lucy Lu.

Semua orang tidak bodoh. Dalam perkataan itu ada tesirat makna yang bisa dipahami siapa pun.

CEO Lee tidak langsung menjawab. Hanya saja ekspresinya yang membuat orang merasa sedikit bingung.

Tatapan mata Lucy Lu mendalam, punggungnya tegak, jas hitamnya yang longgar. Dia terlihat tenang. Dia tidak bersembunyi dari tatapan Alicia Zheng dan tersenyum, “Penglihatan Manager Alicia sangat bagus, bisa melihat begitu jauh. Benar, itu aku. Aku tidak mengendarai mobil dan bertemu CEO Dean di jalan. Dia mengantarku. Dia sangat menghargaiku sebagai temannya. Hanya saja hanya bertemu CEO Dean beberapa kali dengan CEO Lee perihal kerja sama. Aku tidak pernah bertemu dia yang lebih sopan dari sebelumnya.

Kalimat tidak pernah bertemu, secara alami memberikan Alice Zheng rasa sakit.

Sebelumnya, hal mengenai kerja sama seperti ini selalu menjadi pekerjaan departemen pemasarannya. Sejak pertama kali ke Glorious Corp dan Alice Zheng tidak ada, CEO Lee mencarinya untuk menggantinya. Sejak itu tidak tahu kenapa, secara alami menjadi pekerjaannya. Alice Zheng marah. Lagipula itu adalah hal yang besar. Komisinya dikurangi dari gajinya beberapa bulan ini.

Ekspresi Alice Zheng terlihat dingin dan tersenyum tipis, “Pantas saja, semalam saat acara makan Glorious Corp., CEO Han hanya mengundang departemen Manager Lucy. Benar-benar membuat orang merasa iri. Tapi, dengar-dengar CEO Lee tidak di undang. Tidak tahu benar atau tidak.”

Dia melihat ke arah CEO Lee, seperti ingin mencari tahu.

Perkataannya sangat jelas menyalahkan Glorious Corp hanya memandang dia seorang sebagai manager sebuah departemen. Bahkan tidak memandang CEO mereka. Dan juga menyalahkan perbuatan Lucy Lu karena sudah menyanjung sekelompok orang dari perusahaan lain.

Lucy Lu tercengang, dia melihat CEO Lee dan tersenyum, “Semalam CEO Han memang ada memberiku penjelasan. Itu bukan acara kelas tinggi. CEO Han takut mengganggu CEO Lee. Dia berencana membiarkan CEO Dean mereka untuk mengundangnya lain kali. Tapi, ada yang saya lupakan. Saat itu seharusnya membiarkan orang-orang di departemen Manager Alicia yang pergi. Mereka memesan setengah tempat dari hotel. Hanya kita beberapa orang yang pergi rasanya sangat mubajir.”

Akhirnya ekspresi Alice Zheng berubah. Terlihat malu.

Membiarkan departemen mereka untuk pergi karena bersisa? Dia benar-benar merasa dia ingin sekali? Tidak pernah bertemu wanita seperti ini.

Tidak ada perubahan apa pun pada ekspresi CEO Lee. Hanya saja ada emosi tidak terduga: “Mereka terlalu sungkan. Perusahaan besar juga ada jiwa perusahaan besar. Kita juga tidak bisa terlalu perhitungan. Di acara tahunan nanti, kita harus mengundang mereka.”

Lucy Lu tersenyum, “Ini boleh jadi pertimbangan CEO Lee nantinya.”

CEO Lee mengangguk-anggukkan kepala, “Kalau begitu kamu kerja dulu. Perhatikan kesehatan.”

“Em, baiklah.”

Melihat orang-orang pergi, senyum di wajah Lucy Lu perlahan-lahan hilang. Dia memutar matanya melihat ke arah wanita di sana.

“Pekerjaan Manager Alice akhir-akhir ini tidak lancar, percintaan atau tubuh yang tidak lancar?”

Ekspresi datar Alice Zheng tidak ada senyum dan sungkan. Ada sedikit sarkastik, “Apa maksudmu? Tidak ada sedikit pun pengalaman pemasaran dan koneksi. Kamu pikir dua hal besar ini gampang? Kacau, kamu pikir kamu bisa bertahan disini?”

Di koridor yang tidak ada orangnya, bersih dan cerah, Lucy Lu meletakkan kedua tangannya di pinggang dan bersandar di dinding. Dia mengangkat bibirnya dengan malas. Nada bicaranya seperti tertawa tapi tidak tertawa, “Jujur saja, ini memang sebuah tantangan. Awalnya aku juga tidak ingin memimpin, hanya ingin berkonsentrasi untuk membuat laporan. Tapi, harapan CEO Lee dan kerja keras orang-orang di departemenku membuatku tidak ada pilihan. Kamu ingin memikirkan kamu sendiri dan departemenmu. Aku juga ingin memikirkan mereka, benar kan?”

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu