Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Chapter 122 Theo Mu Yang Berbeda

“Iya”, masih ada beberapa urusan yang belum selesai, sebentar lagi baru pulang.”

Menebak dia akan menunggu sebentar, memperkirakan bahwa setelah dini hari, tetapi dia juga bukan siapa-siapa baginya, kata-kata peduli tidak cocok untuk dia katakan, setelah hening beberapa detik, dia masih berpura-pura sopan dan berkata , “Kalau begitu kamu cepat pulang saja. Aku tutup teleponnya. "

“…. ….iya.” Pria itu berkata iya dengan pelan, tetapi nadanya tampak tidak jelas dan tidak setuju, tampak sangat tidak puas dengan jawabannya.

Lucy Lu menutup telepon dia lalu tiba-tiba teringat dengan rumah sewaannya, dia ingin meneleponnya lagi dan mengajukan pertanyaan, kemudian dia berpikir bahwa dia masih sibuk, dia menahan diri.

Lupakan saja, lain kali baru aku tanyakan lagi.

Ketika Lucy Lu sampai di ruangan pribadi, dia melihat semua orang mabuk, tertawa, bahkan jika ada yang tidak mabuk, wajah mereka semua tampak merah, berbaring dan beristirahat di atas sofa.

“Kalian sudah minum berapa banyak?” dia dengan penasaran mendesak seorang gadis.

Gadis kecil itu memeluk pinggangnya, tersenyum bodoh, matanya kabur dan dengan manja, "Hei hei ... ... Kak Lucy ... ...kamu, kamu minum juga."

“……”

Lucy Lu menggigit ujung bibirnya sambil, menoleh kearah Theo Mu, "Aku berpikir kamu lebih baik membatalkan pesanan ruang KTV saja .... ..."

Minum sebanyak ini, tidak muntah saja sudah bagus, bagaimana mungkin masih bisa bernyanyi.

“Baiklah, aku juga tidak mengira kalau mereka bisa minum sehebat ini, tanpa aku perhatikan mereka bisa minum sebanyak ini.” Theo Mu memegang dahinya, tidak bisa ketawa juga menangis, karena dirinya sendiri juga tidak sedikit minum, wajahnya yang tampan itu tampak sedikit memerah.

Diantara seluruh orang yang berada disana kira-kira hanya Lucy Lu yang tidak minum.

“Kamu pergi untuk checkout, aku bantu kamu membangunkan mereka, kalau tidak akan susah untuk membuat mereka pergi nantinya.”

“Iya, baiklah.”

Setelah Theo Mu pergi, Lucy Lu benar-benar membangunkan mereka satu-persatu, untunglah masih ada beberapa orang yang tidak mabuk, hanya tertidur saja, kalau tidak nantinya benar-benar tidak tahu bagaimana cara mengantarkan mereka pulang.

Mengendarai mobilnya, mengantarkan beberapa orang yang mabuk sampai ke rumahnya, Lucy Lu melihat ke arah Theo Mu yang duduk di samping tempat pengemudi, bertanya: “kamu pergi kearah mana, aku antar kamu pulang.”

Theo Mu kedua matanya melihat kearah depan, dengan tenang, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Lucy Lu sedikit mengernyit, melihat ke arahnya, momen itu, wajahnya dari arah dekat tampak tenang danhampir tersembunyi dimalam hari tiba-tiba membuatnya merasakan perasaan yang aneh.

Berbeda dari tetangga lelakinya yang biasa dia lihat, dia seperti sangat khawatir.

“ Theo Mu?” dia menahan keanehan yang ada di dalam hatinya, berteriak sekali lagi.

“Apa? Apa? Kak Lucy, kamu memanggilku ? “ dia tampak terkejut setelah kembali sadar, expresi yang tadi menghilang begitu saja, seakan-akan itu adalah ilusinya.

Lucy Lu terdiam, melihat tatapan matanya yang tampak sedikit tidak mengerti, menarik bibirnya dengan kaku dan berkata: “Aku, aku menanyakan rumahmu dimana, aku mengantarmu pulang.”

Apakah hanya ilusinya?

Di dalam hatinya tiba-tiba menebak sesuatu yang menakutkan, seolah-olah yang dia lihat tadi baru benar-benar Theo Mu, kalau begitu yang satunya lagi siapa?

Theo Mu tiba-tiba tersenyum kepadanya, dalam kegelapan malam, matanya bersinar beda, “ Ah, aku akan menunjukan jalan, didepan ada jalan keluar, kamu turunkan aku disana saja.”

Lucy Lu tertawa melihatnya, pandangan matanya tampak bingung, dan membalikan arah pandangannya ke depan, dengan sedikit perhatian, “Baik.”

Mobil berjalan dengan lancar di jalan, di dalam mobil yang penuh dengan sentuhan alkohol tampak sepi dan tidak terdengar suara apapun.

Di dalam hati Lucy Lu terus merasakan perasaan aneh yang terus melekat, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak melihat kaca spion, melihat Theo Mu, sambil berpura-pura bertanya sembarangan: "Apakah kamu minum terlalu banyak?"

Mungkin benar terlalu banyak minum, orang yang mabuk pasti akan berbeda dengan hari biasanya.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu