Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 343 Apakah kamu tidak berani

Bab 343 Apakah kamu tidak berani

Dean Shao tiba di rumah, dengan sangat berhati-hati membuka pintu kamar, tidak disangka lampu kamar masih menyala, Lucy Lu duduk di sandaran kasur, sedang melihat buku tentang marketing pemasaran.

Laki-laki pelan-pelan mendekat, bahkan ada rasa tidak sabar pergi menggangunya, berjalan dengan sangat perlahan, tetapi masih dengan cepat melihat Lucy Lu mengangkat kepala, tersenyum, mengulurkan tangannya.

Kok belum tidur? Membelai dengan tangan hangatnya, duduk di pinggir ranjang.

Lucy Lu menutup bukunya, dan menguap, “Sedikit khawatir, sudah lama tidak kuliah.”

Membicarakan tentang semua ini jadi tidak enak jadi tertawa, “Menurutmu apakah bisa yang pergi semuanya perempuan yang belum berumur 20 tahun?”

Dean Shao berpikir lagi, menganggukakn kepala dengan serius : “Iya, kalau begitu besok aku akan mengantari kamu.”

Lucy Lu mendengar suara dan curiga, menatap dia, “Dean Shao, apa maksudmu, ingin menggunakan kesempatan mendapatkan perempuan?”

Berbicara, mengedipkan mata dua kali, seperti mengharapkan sesuatu, melihat ekspresi laki-laki menjadi sangat serius, bertanya : “Apakah punya teman kelas pria ? Ini yang aku khawatirkan.”

Tertawa, tidak bisa menahan tawa menghadapi laki-laki, saling menatap, berasa sangat tenang seperti dunia hanya milik berdua.

Setelah menyimpan buku, berkata : “Cepat pergi mandi sana.”

Laki-laki menanggapinya, badannya semakin menunduk, mendekatinya dan meninggalkan ciuman di keningnya.

Lucy Lu tersenyum tetapi senyumnya terhenti saat menyentuh kerah baju Dean Shao, sangat tidak mudah menghilangkan kantung mata, di saat laki-laki meninggalkan tatapan matanya masih mempertahankan senyum kehangatan.

Tidak terlihat ada yang tidak beres.

Tercium aroma parfum yang familiar, aroma parfum badan Jessy Qi.

Terdengar bunyi air yang mengalir di kamar mandi, Lucy Lu mematikan lampu, hanya meninggalkan lampu kecil, tidak lama kemudian tertidur.

Saat setengah sadar ada orang memeluk dia dari belakang, Lucy Lu membungkuk, tidur dengan posisi yang enak di dalam pelukannya, ingatannya juga tidak begitu jelas.

Hari kedua, bangun tidur dan sarapan, bibi menggendong anak keluar dari kamar, mukanya sangat merah, sedang menangis.

Dean Shao mendengar suara dan heran, lalu meminum setengah gelas susu sapi tenang sebentar, kebingungan, “Danielle kenapa lagi?”

Lucy Lu telah bangun, menggendong anak dari tangan bibi, melihat Dean Shao sekilas, “Ini adalah Danson.”

Lucy yang sambil berkata menggendong anak masuk ke kamar, membuka baju untuk menyusui.

Dean Shao karena panik, menghabiskan setengah gelas susu, langkah kaki mengikuti langkahnya. Mendorong pintu dan memasuki kamar, bayi yang berada di atas kasur bayi, mata besar Danielle Shao yang tidak berkedip sedang menyulurkan kedua tangannya dan menari, setelah melihat Dean Shao masuk, tiba-tiba berteriak, kedua mata juga menjadi sebuah celah.

Dean Shao juga sedang bercanda dengannya, ekspresi mukanya tidak jelas, hatinya sebenarnya sudah luluh, berdiri di sana melihatnya, pelan-pelan sedikit kehilangan kesadaran.

Perlahan-lahan mengeluarkan jarinya, anak tersebut langsung menggenggamnya dengan cepat, dengan tangan mungilnya menggenggam jari telunjuknya.

Setelah digenggam, “hahaha” tertawa lagi.

Juga tidak tahu kapan kehilangan mental, saat bereaksi dia sudah tertawa, mulutnya masih “i,,ya,,i,, ya”.

Lucy Lu sedang memeluk Danson Shao dengan tenang, menemui keadaan ini tidak hanya bercanda, sedikit menaikkan dagunya, “Kamu peluk donk?”

Dean Shao diam terpaku, akhirnya tidak melakukannya, Lucy Lu malah bertanya, “Apakah kamu tidak berani?”

Dia tidak tahu bagaimana melakukannya, merasa anak tersebut terlalu lunak, membuat orang tidak berani menyentuhnya.

Lucy Lu tidak hanya dijadikan bahan tawa olehnya, memanggil bibi masuk, “Dean dia tidak berani memeluk anak, kamu bantu dia.”

Bibi memberi Dean Shao kekuatan sejenak, seperti mendengar candaan yang lucu, pria yang dilihat seperti itu merasa tidak nyaman, juga berpura-pura menggoda anak, ketika bertemu orang memeluk bayi secara perlahan-lahan, dia masih merasa ada yang tidak perlu dipertimbangkan.

Mengulurkan tangan menjemputnya, merasa pengalaman ini tidak penting, tapi menjadi salah satu yang terpenting dalam hidupnya.

“Danielle, kamu ingin apa, ayah akan belikan semuanya.”

Lucy Lu berkeringat, mengembalikan Danson yang sudah tertidur, juga yang telah menjemput Danielle dari Dean Shao.

Setelah menyusui dua anak waktunya tidak pagi lagi, dia cepat-cepat berkemas pergi keluar, sebelum keluar juga tidak melupakan “Di dalam kulkas harus ada susu, ingat untuk memberi makan anak tepat waktu, kalau ada apa-apa hubungi aku.”

Setelah itu baru naik mobil Dean Shao, saat perjalanan ke sekolah sangat tenang.

Dean Shao menyetir mobil sambil melihat dia mengeluarkan buku dari tasnya, mengeluarkan sebuah buku.

“Apa ini?” Dia menatap, bertanya dengan serius.

“Ehm, pompa ASI, dua hari ini agak kencang.” Lucy Lu memasukkannya lagi ke dalam tas, menjawab dengan santai.

“Pompa ASI?” Dean Shao menatapnya beberapa menit, “Kamu memompa ASI sebelum pelajaran kah?”

Masalah ini agak menusuk hati perempuan, merasa kasihan, “Tidak sopan ya, orang lain semua masih berusia dua puluh tahun, aku adalah ibu-ibu yang membawa pompa ASI keluar.”

Setelah berbicara, memasukkan barang ke tas, membalik kaca mobil dan mulai berias, “Tidak bisa, bedak harus agak tebal sedikit, tidak boleh kelihatan orang lain.”

Menggunakan bedak yang tebal, menjadi sangat putih, Dean Shao melihat dia dengan serius, tidak ingin tertawa.

Mobil berhenti di depan gedung bisnis, setelah Lucy Lu berias, memeluk tasnya turun mobil, Dean Shao mengikutinya, melihat telah berjalan cukup jauh, baru pelahan-lahan menyalakan mesinnya.

Seorang perempuan berkeliaran, memeluk tasnya dengan erat dan berjalan tanpa memperhatikan jalan, akhirnya merasa bahwa sikapnya kurang anggun, lalu dia berpura-pura untuk tetap tenang, dan segera memikul tasntya dan berjalan dengan alami.

Tanpa sadar, suara yang jelas terdengar di telinganya, “Anak, barangmu jatuh.”

Dia berbalik, lalu melihat seorang pria tampan menghampirinya sambil membawa barang yang baru saja jatuh ke tanah. Dia mengerutkan kening dan mengobservasi barang itu, tetapi tidak mengerti apa kegunaannya.

Muka Lucy Lu memerah dan langsung mengambil barang itu dari tangannya. Kemudian dia langsung menaruhnya ke dalam tas. Dia baru sadar bahwa tasnya sendiri belum tertutup rapat.

“Ini, ini barang apa.....” Pria itu masih merasa penasaran.

Lucy Lu berpikir cepawt, “Alat pijat.”

Setelah berbicara, matanya sedikit tenang, “Otot pinggangku sering mengalami tekanan karena terlalu lama duduk di kelas. Jadi saya mempersiapkan ini.”

Pria itu langsung sadar dan langsung tertawa. Lucy Lu dengan cepat berterima kasih lalu menghilang dari pandangannya.

Setelah melewati kesulitan menemukan kelas untuk duduk, dia melihat figur yang tidak asing masuk dari pintu kelas. Pria itu membawa dua buku dan langsung melihat Lucy Lu juga ketika masuk kelas.

Dia tersenyum dan berjalan ke arahnya, lalu duduk di sampingnya, “Kebetulan sekali......”

Lucy Lu merasa gugup, hanya bisa memeluk erat tasnya sambil tersenyum kecil, “Iya, kebetulan sekali.”

Buku itu disebarkan dan pria itu membukanya satu per satu, “Namaku Bobby Song.”

“Lucy Lu.”

Wanita itu tersenyum tetapi bibirnya pucat.

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu