Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 135 Cincin Di Tanganmu Mencuri Perhatian

Zayn Shang mengambilnya, membuka, lalu membuka mulut menghadapnya, berbicara dan tertawa berkata: “Ini diberikan oleh temanku untuk adik perempuanku, tapi biasanya barang seperti ini dibiarkannya, tidak dipakai. Kalau dibiarkan sayang sekali. Aku ingin memberikannya kepada Nona Lucy. Kamu kerja dengan berpergian, seharusnya membutuhkan ini.”

Di dalam kotak, ada sebuah jam tangan perempuan yang indah dan mewah, dengan warna perak klasik, gayanya seperti milik pebisnis, dan ada berlian di semua sisinya. Tidak perlu melihat logonya juga bisa ditebak harganya tidak murah.

Lucy Lu terkejut sejenak, ekspresinya diusahakan tetap tenang. Tidak berpikir panjang lagi dia menolaknya secara halus, “CEO Shang, aku tidak bisa menerima barang semahal ini. Lagipula, Anda bisa memberikannya kepada CEO Lee. Orang lain bisa salah paham jika diberikan kepadaku.”

Dean Shao melirik jam tersebut. Tidak ada ekspresi apapun, juga tidak berkata apapun.

“Mahalkah??” Zayn Shang mengerutkan alisnya tidak paham, dan menjelaskannya dengan candan, “Kamu jangan terlalu banyak berpikir. Kamu terluka dan masih datang mengantarku, aku merasa bersalah. ini hanya sebagai ucapan terima kasih. Hargnya juga tidak seberapa. Sebelumnya sudah mengirimimu bunga ke kantor, setelahnya saya merasa sedikit kelewatan dan belum meminta maaf padamu.”

Bunga?

Pelan-pelan menyipitkan matanya merupakan kebiasaan Dean Shao. Matanya yang sipit dan panjang itu melihat Lucy Lu, lalu melihat CEO Shang. Tiba-tiba dia tertawa. Karena tidak tahan lagi, dia berkata: “CEO Shang, dengan melihatnya saja bisa tahu jam tangan kamu ini kalau tidak seratus ribu berarti dua ratus ribu. Kalau kamu memberikan kepadanya, bagaimana pandangan CEO Lee? Ditambah lagi bunga. Kalau orang yang memang tahu maka tidak apa-apa, tapi orang yang tidak tahu akan mengira sebenarnya siapa yang ingin kamu nafkahi.

Muka Lucy Lu memerah, merasa canggung.

Tapi bukan merah karena malu, melainkan karena kesal. Tidak peduli dia mengatakannya karena sengaja atau tidak, tapi apa perlu menggunakan cara ini membuatnya malu?

Sampai-sampai bisa mengatakan kata-kata menafkahi. Apa dia sudah lupa, kemarin dia yang menyuruhnya mengundurkan diri dan akan menafkahinya. Apa ini bukan menafkahi?

Dia tidak bisa menahannya lagi. Dia mengangkat kepalanya dan diam-diam melihatnya.

Tapi Dean Shao tidak memperhatiaknnya dengan seksama.

Zayn Shang terkejut dan melihat jam di tangannya, lalu berpikir beberapa detik. Dia menutup kotaknya dengan senyum yang hangat, memberikannya kepada sekretarisnya. “Maaf, aku tidak berpikir sampai segitunya, tapi CEO Dean, kalau bilang menafkahi itu kurang enak di dengar. Nona Lucy masih lajang, aku juga masih lajang. Tidak peduli mengirimkan bunga atau apa pun itu, tapi sepertinya penggunaan kata menafkahi tidak ada hubungannya.”

Lucy Lu sedikit terkejut.

Lajang?

Apa dia belum menikah?

Dean Shao berdiri. Terlihat sedikit malas, tapi sinar matanya terlihat tajam. Membuat orang tidak bisa menebak emosinya, “Tampaknya CEO Shang bukan hanya pebisnis yang handal, tapi juga lebih mengerti masalah lain dibanding orang lain, aku harus banyak belajar dari kamu.”

“Belajar apa? Bukan kah kamu sudah menikah? Mana bisa dibandingkan dengan aku yang lajang?” Zayn Shang tiba-tiba menaikkan alisnya.

Lucy Lu tiba-tiba terkejut, ekspresi terkejutnya hampir saja terlihat.

Bagaimana bisa Zayn Shang tahu Dean Shao sudah menikah?

Atau dia memang sudah tau sejak awak mengenai hubungannya dengan Dean Shao?

Tidak hanya dia yang terkejut, Dean Shao juga tidak menduganya. Tatapan matanya menajam melihatnya dan sedikit tersenyum, “Kenapa CEO bisa tahu aku sudah menikah?”

Zayn Shang tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya, “Walaupun tidak pernah mendengar kamu mempublikasikannya, tapi kamu juga tidak pernah menutupinya. Beberapa kali menemuimu, di tanganmu ada cincin yang mencuri perhatian. Aku ingin mengabaikannya tapi tidak bisa.

Lucy Lu terkejut lagi. Dia melihat ke arah mata laki-laki itu.

Dulu cincin pernikahannya dipakai setiap hari, tidak dilepaskan. Tapi pertemuan dengannya sangat sedikit, dia tidak pernah berharap bisa memakainya setiap hari saat bekerja. Hanya saja tiba-tiba mendengar ini, merasa tidak terduga.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu