Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 186 Sembahyang (1)

Aku: “Mobil aku akan beli sendiri, aku punya uang.”

Tuan kelima: “Sedikit uangmu itu sebaiknya ditabung saja!”

Qiang-Qiang: “Apakah pergi ke taman kanak-kanak sana tidak dapat bertemu lagi dengan Papa?”

Aku: “Bukan, ketika kamu kangen sama Papa, Mama akan mengantarmu ke sana.”

Qiang-Qiang sedikit sedih, tetapi dia tetap menjawab ya.

Pada hari berikutnya setelah pulang kerja, Tuan kelima membawaku ke Automobile Sales Serviceshop, meskipun aku bersikeras menghentikannya, dia tetap membeli sebuah audi putih.

Bukan bergaya yang agak sombong, namun cocok dengan statusku, sangat bagus dijadikan transportasi di perjalanan.

Aku tahu, total yang aku berhutang dengan Tuan kelima sudah tidak dapat melunasinnya, duduk di dalam mobil, memegang sterling, aku sedikit tidak konsen.

Tuan kelima menempelkan wajahnya yang tampan: “Apakah kamu merasa terlalu banyak hutang padaku, dan tidak dapat membayarnya lagi? Ini sangat gampang.”

Dia tersenyum licik: “Lepaskan bajumu, biarkan aku.......”

Dia mengedipkan matanya dengan licik, penampilan bagai seorang cabul.

Aku tiba-tiba malu: “Aku mendengar, terlalu banyak melakukan hal itu sangat gampang mengalami penuaan dini.”

Tuan kelima tertegun, dan memelototiku dengan kejam: “Aku masih belum pernah melakukannya denganmu, kamu langsung mengutukku, lihatlah aku akan mengelupas kulitmu!”

Dia mengulurkan tangannya ke pinggangku, berpura-pura ingin melepaskan bajuku, aku kaget dan segera mendorongnya: “Jangan, banyak yang sedang melihat!”

Di luar perusahaan mobil banyak pelanggan, dan sekumpulan sales!

Tuan kelima tiba-tiba menjadi serius: “Besok temani aku pergi ke kuburan, hari peringatan meninggalnya ibuku.”

Aku menatap pada orang di depan mataku, tiba-tiba teringat adegan pada tahun itu, bertemu di kuburan pinggir kota.

Aku sedang mencari Qiang-Qiang, bagai orang kehilangan roh, dia berdiri di depan kuburan ibunya dan terlihat sedih.

“Ok.” Aku menjawab.

Mengetahui bahwa perjalan ke kuburan kali ini, statusku akan berubah, tetapi tetap juga tanpa sadar menyetujuinya.

Pada pagi hari berikutnya, kami mengantar Qiang-Qiang ke taman kanak-kanak area militer, dan kemudian pergi ke kuburan pinggir kota. Beda dengan kuburan umum, di sini adalah pedesaan liar, ada rumput dan semak dimana-mana, dan memiliki sebuah kuburan sepi di pertengahan.

Tuan kelima berjongkok di depan kuburan sedang membakar kertas sembahyang, lalu berdiri tegak, dan menatap pada foto kuburan itu dengan pandangan mendalam dan berkata: “Ibu, putramu telah memilih dan memastikan seorang wanita, selama hidup ini tidak akan menikah dengan yang lain kecuali dia, Ibu kamu lihatlah, aku telah membawanya ke sini.”

Tuan kelima mengulurkan tangannya membiarkanku berdiri di sebelahnya.

Ketika Tuan kelima memberitahuku, memintaku menemaninya datang menyembah pada Ibunya, aku sudah tahu dia membawaku datang dengan status sebagai seorang menantu untuk dilihat ibunya, namun aku tidak menolaknya.

Aku sudah tidak menolak menjadi wanitanya.

Dalam kehidupan ini siapa lagi yang bisa baik seperti dia padaku?

Aku berlutut di depan kuburan, bersujud tiga kali kepada ibu Tuan kelima, meskipun tidak seperti Tuan kelima memanggil Ibu, namun dalam hatiku sudah menganggapnya sebagai seorang Ibu.

Tuan kelima menarikku berdiri, membawaku pergi, sebelum pergi dia menatap kuburan itu dengan tatapan mendalam, menggandeng tanganku dengan erat dan pergi meninggalkan kuburan itu.

Tuan kelima tidak membawaku kembali ke kota, namun datang ke sebuah pedesaan di pinggir kota, mobil perlahan-lahan berjalan melewati jalan batu desa dan akhirnya berhenti di depan halaman.

Pintu rumah itu terkunci, kelihatannya sudah lama tidak ada yang pernah membukanya.

“Ini adalah rumahku, aku tinggal disini saat kecil.”

Tuan kelima membuka pintu mobil dan turun, pergi ke depan gerbang besi besar yang catnya sudah luntur, mendorong pintu terbuka, terlihat halaman yang penuh rumput liar, lebih tinggi dari orang.

Tuan kelima membungkukkan badannya, mulai mencabut rumput, aku juga diam-diam mengikuti di sebelahnya, kami bersama-sama mencabut membersihkan rumput-rumput itu. Jari tangan sampai terluka oleh rumput-rumput liar, halaman rumah akhirnya menjadi terang dan menunjukkan jalan, batu bercat biru, ada pohon kenari di halaman yang penuh dengn buahnya, dan sisi barat adalah ruangan, dengan tiga ruang utama di pertengahan.

Tuan kelima membuka kunci ruang utama, dalamnya bergaya kamar pedesaan, kamar tidur di sisi Utara, dalamnya bergaya bertahun-tahun yang lalu, sangat kuno, membawa perasaan pedesaan.

Tuan kelima menunjuk ruangan di sisi utara: “Itu adalah kamar tidur kakek dan nenekku, sisi Barat ditinggali oleh ibuku, kamarku di ruangan sisi Utara.”

Aku mendorong pintu kamar sisi Barat, terlihat ranjang kayu ganda, di atas ranjang masih tergeletak selimut, dinding di hadapanku tergantung beberapa foto.

Semuanya foto Tuan kelima.

Dari sejak masa bayi hingga belasan tahun, anak kecil yang kurus menjadi remaja yang tampan.

Aku melihat dengan serius pada foto-foto itu, Tuan kelima di masa bayi memiliki alis yang tebal dan mata besar, terlihat sangat imut, agak besar kemudian, tatapannya terlihat agak sedih, kesedihan ini tidak terpisah dengan pengalaman di masa pertumbuhannya.

Aku menggunakan ponsel memotret satu per satu, mengenai alasan memotret, bahkan diriku pun tidak mengetahuinya, hanya saja secara alami tiba-tiba melakukan ini.

Tuan kelima datang dari belakangku, “apakah kamu merasa diriku di masa kecil terlalu tampan, ingin memotretnya dan pelan-pelan melihatnya ketika kembali?”

Wajahku menjadi malu, “Iseng-iseng memotretnya, kamu terlalu banyak berpikir.”

Aku berpura-pura tenang, berlari keluar dari kamar ibunya dengan hati berantakan. Di halaman, buah kenari di pohon sudah matang, aku mengulurkan tanganku mendorong pohon dengan kuat, beberapa buah kenari jatuh ke bawah, aku memungutnya, dan mengelupas kulit luarnya, tanganku menjadi hijau, akhirnya terlihat buah di dalam.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu