Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)

“Kakak Kelima !” Aisha datang berlari untuk menyapa, dengan mata besar yang cemerlang, serta bibir yang tergigit. Ingin berbicara kepadanya, tapi setelah melihat ekspresi di wajahnya, Tuan Kelima tidak pernah menunjukan sambutannya kepada Aisha. Saat ini rasa takut Aisha melebihi rasa sukanya terhadap Tuan Kelima.

Ternyata Tuan Kelima baik-baik saja, atau bahkan hari ini dia sangat gembira. Tuan Kelima pun menyapa Aisha. Karena dia tidak mengacuhkan Aisha, Aisha menjadi sangat senang, kedua matanya semakin berkilauan cemerlang.

Ketika Tuan Kelima menemaniku menyapa teman-teman, diam-diam Aisha melihat, tapi tidak berani melangkah lebih dekat.

“Hei, Kamu juga ada disini ya.”

Ada yang menyentuh pundakku, aku menoleh, ternyata itu adalah Ai Lisi. Dia mengenakan cheongsam sutra halus, badannya semakin terlihat mungil.

“Halo Nyonya.”

Dengan sopan aku menyapanya, karena akhir-akhir ini ia tidak terlalu “gila”, jadi aku tidak terlalu membencinya.

Ai Lisi : ”Biarkan mereka bicara, ayo kita pergi ke sana.”

Ai Lisi menunjukkan jarinya ke tempat duduk yang tidak jauh.

Akupun berkata baiklah.

Aku mengikuti Ai Lisi berjalan menuju tempat duduk itu, Ai Lisi mengambil jus dari pelayan, mengucapkan terima kasih. Kemudian dengan suara yang kecil berkata kepadaku :” Perlihatkan sekali lagi foto di ponselmu kepadaku?”

Pandangan Ai Lisi yang sangat berhati-hati membuatku tertawa. Akupun mengambil ponsel dari dalam tas, mencari foto wajah Yang Zilan itu, lalu menyerahkannya kepada Ai Lisi.

Ai Lisi menggenggam ponselku, dan dengan penuh perhatian melihat wajah Yang Zilan. Setelah berpikir dalam waktu yang lama ia berkata: “ Sepertinya aku pernah bertemu dengannya.”

Perasaan ku tiba-tiba berubah mejadi begitu semangat, dengan rasa takjub dan senang bertanya kepada Ai Lisi, “Bertemu dimana?”

Dengan tidak begitu yakin Ai Lisi menjawab, “ Aku tidak begitu ingat, tapi aku rasa dia sangat familiar, sedikit … “

Dia mengangkat kepalanya melihatku, “ Sedikit mirip dengan kamu.”

Aku : …

Ai Lisi : “Tapi aku pernah melihat orang yang lebih mirip seperti dia daripada kamu.”

Keraguan dalam hati aku muncul kembali, “ Siapa dia? Masih ingatkah kamu?”

Tetapi Ai Lisi mengelengkan kepalanya lagi, “Wajah ini kadang-kadang muncul di mimpiku, tapi aku lupa setelah terbangun, melihat foto ini darimu, aku mengingatnya lagi. Tapi aku tidak dapat mengingat dia adalah siapa.”

Sangat disayangkan, Ai Lisi pasti telah bertemu Yang Zilan.

Tapi mengapa dia melupakan Yang Zilan ?

Hatiku menjadi sangat ragu.

“ ma, bagaimana bisa kamu kembali bersamanya ?”

Aisha dengan sangat tidak senang datang mengganggu kami.

Dengan tidak sangat puas ia berkata kepadaku : “Sebenarnya apa yang ingin kamu perbuat, selalu saja menjerat ibuku !”

Aku tidak dapat berkata apa-apa. Tetapi untungnya, pada saat yang tepat, Ai Lisi berkata kepadanya, “Aisha, dia tidak menganggu mama, Mama hanya ingin berbicara dengannya.”

Aisha menggenggam tangan Ai Lisi, dengan manja dan marah ia berkata : “Ma, tidakkah anak perempuanmu cukup? Masih saja berbicara dengannya. Kamu tidak ingat bagaimana ia mengadu kepada kakak Tuan Kelima?”

Ai Lisi menepuk tangan Aisha menenangkannya, “ Aisha, itu adalah kemauan Tuan Kelima, hal ini tidak ada hubungannya dengan kita. Ibu tahu kamu menyukai Tuan Kelima, tapi Tuan Kelima tidak menyukai kamu! Bagaimanapun kamu harus memperhatikannya, semuanya itu tidak berguna. Ibu lihat itu, itu … “

Awalnya Kata-kata yang di ucapkan Ai Lisi masih termasuk nomal, tetapi kemudian melihatku, “ Siapa nama anak yang mengenakan kacamata, yang terakhir kali bersamamu itu?”

Dia bertanya kepadaku sekilas, tidak menunggu jawaban dariku. Kemudian kembali bertanya dan menjawab kepda dirinya sendiri, lalu berkata kepada Aisha: “Menurut Ibu anak itu cukup baik, tampan dan juga tinggi, layaknya model. Dilihat-lihat sepertinya berkecukupan, lain waktu Ibu menyuruhnya memperkenalkan lelaki itu kepadamu.”

Ai Lisi dengan seenaknya menyuruh aku untuk mengenalkan Lan Ke kepada Aisha. Sejenak aku menghela napas. Hanya dalam beberapa hari “penyakit” Ai Lisi tidak kambuh, dan sekarang mulai kambuh lagi, mulai kembali merasa dirinya selalu mengatur.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu