Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 75 Dia Lebih Berhati-hati dari yang Kubayangkan

“Tidak ada masalah apa-apa, aku hanya ingin tanya apakah Nona Lucy besok ada waktu, temanku mengadakan sebuah pesta pada sebuah kapal pesiar besok malam, aku tidak punya banyak teman dekat di sini, tak tahu apa Nona Lucy bisa menjadi pasangan wanitaku untuk pergi menghadirinya?”

Lucy tercengang.

Pasangan wanita?

Mereka hanya pernah bertemu beberapa kali, bahkan tidak bisa dibilang berteman, apalagi latar belakang mereka berbeda jauh, bisa-bisanya dia mengajaknya untuk menjadi pasangan wanitanya?

Lucy agak sedikit bingung, tapi dia tidak bodoh, wanita luar biasa yang pernah ditemui oleh orang seperti Zayn Shang pasti jauh lebih banyak dari pria yang pernah Lucy temui, bagaimanapun Zayn pasti tidak akan tertarik padanya.

Tapi tindakannya seperti ini terlalu berlebihan sekali, susah untuk tidak salah sangka padanya.

Setelah berpikir beberapa detik, ia tersenyum dan membalasnya dengan tenang, “Bisa menjadi pasangan wanita CEO Shang adalah sebuah kehormatan bagiku, mana mungkin aku menolaknya, tapi sayang sekali besok aku akan dinas ke Kota Jin, jadwalnya sudah teratur rapi, sekali lagi saya minta maaf.”

“Dinas? Kalau begitu sunggu sayang sekali, serharusnya aku bilang dulu dengan CEO Lee.” pria itu tidak marah, “Setelah kau kembali, aku juga akan kembali ke Kyoto, tidak tahu kapan kita bisa bertemu lagi, tidak sia-sia kali ini aku datang sebentar ke Kota Nan dan bisa berkenalan dengan orang hebat seperti Nona Lucy.”

Lucy menggenggam teleponnya, lalu berkata dengan nada yang masih sangat sungkan, “CEO Shang, Anda sungkan sekali, aku hanya orang biasa saja, kedatanganmu ke Kota Nan ini menolong banyak sekali perusahaan yang mau bangkrut, bagaimana bisa sia-sia? Sekarang Anda juga penasihat besar Benefit Corp., aku percaya kita akan segera bertemu kembali.”

Setelah bekerja sekian tahun, ia merasa tidak mempelajari apapun, yang ia pelajari hanyalah kata-kata manis yang berlimpah, tujuannya untuk menghadapi orang-orang besar seperti mereka. Tapi, dia sungguh tak suka begini, ia merasa jijik sendiri saat mengucapkannya.

Berurusan dengan orang-orang hebat seperti ini sungguh melelahkan.

“Baik, aku menunggumu di Kyoto.” kata pria itu sambil sedikit tertawa, terdengar sangat senang.

“Baik, jika aku pergi ke Kyoto aku akan mengunjungimu.”

Setelah beberapa kata-kata manis, pria itu baru menutup teleponnya.

Lucy meletakkan handphhonenya, wajahnya berubah menjadi sedikit serius.

Dia sangat yakin sekarang, CEO Shang ini memang sengaja ingin mendekatinya, tapi apa tujuannya?

Uang dan kekuasaan ia tidak punya, kecantikan? Walaupun dia tidak jelek, bentuk tubuhnya juga lumayan, tapi sekretaris di belakangnya saja jauh lebih menarik daripada dia, apalagi masih banyak wanita-wanita kelas atas yang ada dalam satu pergaulannya.

Kalaupun seleranya agak sedikit berbeda, tapi dengan latar belakangnya, dia sama sekali tidak perlu mencari yang sudah bekas kan?

Lucy berpikir sejenak, tangannya bertopang pada meja kantornya, kalau tidak mengerti ya sudah lah tak usah pusing-pusing lagi, tapi tiba-tiba ia teringat kembali pada satu hal yang membuatnya resah.

Waktu dinas masih belum ditentukan, tadi ia mengatakan besok hanya untuk menolak CEO Shang, lalu bagaimana sekarang?

“Aduh! Tahu begitu seharusnya aku bilang kalau aku sudah ada janji dengan orang saja.” katanya sambil memukul kepalanya yang sakit.

Tak boleh menyesal, ia menenangkan kembali hatinya, lalu keluar dari kantornya dengan membawa dokumen untuk mengatur pekerjaannya.

Saat ini pula, di sisi lain telepon, dalam sebuah kamar hotel mewah, sang pria meletakkan teleponnya, lalu berdiri perlahan, ia berjalan menuju balkon yang terbuka, sebuah tubuh yang tinggi nan kurus dengan kemeja putih yang berantakan, senyuman tipis terpapar di wajahnya, auranya terasa begitu menggoda.

“CEO Shang, jelas-jelas besok tidak ada pesta apa-apa, mengapa Anda bohong pada Nona Lucy, apa Anda tidak takut dia menyetujuinya?” sang sekretaris mengikutinya jalan keluar dan bertanya padanya dengan rasa hormat.

Pria itu meletakkan jari-jari panjangnya ke atas pagar, pandangan matanya melihat ke kejauhan, dibandingkan dengan ketenangan dan kehangatan di luar, auranya terasa lebih dingin dan jauh.

“Apa susahnya untuk mengadakan pesta dadakan? Kalau dia benar-benar menyetujuinya, pasti masih dalam rencana, tapi……”

Sambil berkata, pria itu menyipitkan matanya, senyuman pun tampak dari bibir tipisnya, “Dia lebih berhati-hati dari yang kubayangkan.”

Si sekretaris tersenyum ringan, “Wanita yang bisa berhasil dalam karirnya tentu saja tidak mudah, namun, Anda meneleponnya langsung dan mengirimkannya bunga, wanita biasa pun bisa menebak apa artinya kan?”

“Kalau aku tidak menyatakannya dengan jelas, apa dia akan berpikir lagi? Kalau dia adalah wanita biasa yang bodoh, aku sama sekali tidak layak membuang waktuku untuknya.” Mata Zayn yang hitam itu terlihat sedikit berekspresif.

Si sekretaris menaikkan alisnya sedikit, lalu melihat ke punggung Zayn, ia tidak mengerti dan bertanya, “Tapi tujuan Anda juga bukan dia, dia saja sudah bercerai, kegunaannya sepertinya juga tidak banyak, sungguh tidak layak untuk menghabiskan banyak usaha pada dirinya.”

Zayn melihat kejauhan, diam sesaat, wajahnya datar.

“Layak atau tidak, aku sendiri yang tahu. Hubungan dengan Benefit Corp. kau yang urus, jangan sampai terputus.”

Si sekretaris menganggukkan kepalanya tanpa pertanyaan, “Baik.”

……

Malam, sepulang kerja, Lucy membawa mobil menuju rumah sakit.

Di kamar rawat, selain Ibu Lu, juga ada Harry Xiang.

Lucy melihatnya dengan bingung, “Kak, kenapa kau datang kemari.”

Pria itu tersenyum, “Sepulang kerja mampir melihat tante.”

Fanny jalan ke arahnya, lalu memeluk pahanya sambil tersenyum.

Lucy menundukkan kepalanya dan mengusap kepala Fanny dengan lembut, lalu melihat ke arah ranjang Ibu Lu, “Ibu, apa kakimu sudah baikan?”

Sepertinya Ibu Lu sudah bosan di rumah sakit, dia takut Lucy meninggalkannya di rumah sakit, lalu menjawab dengan panic, “Sudah sudah, sudah baikan dari tadi, aku ini belum cacat sudah kau suruh tidur di atas ranjang setiap hari, aku baru saja menyuruh Harry untuk membantuku mengurus prosedur rumah sakit, kau datang tepat pada waktunya, ayo kita pergi bersama.”

Kali ini Lucy tidak menolak, “Aku besok menguruskannya untukmu, hari ini kau masih harus tinggal satu malam.”

“Tidak bisa, pokoknya aku mau pulang malam ini.” Ibu Lu keras kepala seperti anak kecil, ia membuka selimutnya dan turun dari ranjang, “Kalau kau tidak mau, aku sendiri saja yang mengurusnya.”

Tinggal di sini benar-benar membosankan, dan lagi Lucy yang sedang hamil sendirian di rumah sebelum pergi dan sepulang kerja, ia sama sekali tidak tenang.

Lucy pun pasrah dibuatnya, ia pun menahan ibunya dan langsung menganggukkan kepala, “Iya iya iya, berbaringlah lagi, aku saja yang mengurusnya.”

Harry yang tidak bisa membantu membawa Fanny ke sebelah Lucy, lalu mengenakan jaketnya dan berkata, “Kau baru saja sampai, temani saja ibumu istirahat sebentar, aku yang pergi mengurusnya.”

“Aku ikut bersamamu.” Lucy tidak ingin terlalu merepotkannya.

“Tidak usah, hanya sebentar saja, kau duduk saja sebentar.” Pria itu memandanginya dengan lembut, lalu melangkah keluar.

Lucy yang melihatnya pergi, perasaannya agak sedikit berat, ia sangat merasa bersalah.

Ia mengelus-elus kepala Fanny, dia berpikir sepulangnya ia dari Kota Jin, ia harus jujur padanya, kalau terus begini, ia semakin tidak tega mengatakannya.

Prosedurnya sudah diselesaikan, Ibu Lu turun dari ranjangnya dan mengganti pakaiannya dengan tidak sabar, Lucy yang melihat tingkahnya itu pun tertawa, hanya tinggal di rumah sakit tiga hari saja, rumah sakit pribadi yang mewah lagi, setiap hari makan makanan yang enak, kenapa dia bisa bosan?

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu