Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 270 Pertemanan Kalian Sangat Dalam Ya?

Lucy Lu sudah putus asa terhadap sikap Dean Shao yang menciumnya sembarangan, tidak peduli bertemunya dimana, tidak berbicara apa-apa pasti langsung menciumnya, sampai akhirnya dia tersadar, mukanya sendiri merah dan hatinya berdetak dengan kencang, bibirnya memerah dan sedikit membengkak.

Waktu di lift sangat singkat, saat pintu itu terbuka, Lucy Lu dengan panik mendorong Dean Shao, saat orang-orang di depan lift melihat pemandangan tersebut, mereka terkejut, dengan cepat menahan tawa, ada yang berpura-pura tidak melihatnya, pria yang berada di sebelah menyapa ‘CEO Shao.’

Pegawai kantornya.

Lucy Lu mengertak giginya, dengan panik tersentak.

Tapi tangan pria itu masih memegang pinggangnya, mukanya terlihat tenang, mukanya yang tampan menunjukkan ekspresi biasa saja, sepertinya sedikit merasa tidak senang karena di ganggu, dengan acuh mengangguk kepalanya sedikit, memeluk Lucy Lu berjalan keluar.

Lucy Lu tidak berani untuk melihat kebelakang lagi, melirik pria di sebelahnya yang tenang, tidak sabar dan berkata: “Dasar bermuka tebal, sangat tidak tahu malu.”

Pria itu tertawa datar.

Lucy Lu berjalan satu putaran, angin pada malam hari sungguh sejuk, ia masih ingin diluar sebentar, tapi malah di suruh pulang oleh Dean Shao.

“Tidak memakai jaket, jika terkena angin terlalu lama akan masuk angin.” Begitulah alasannya untuk membawa lucy Lu pulang.

Saat sampai di atas, baru keluar lift, hatinya merasa jengkel, mereka bertemu dengan Jessy Qi, dia tinggal di kamar sebelah.

Ia sudah berganti dengan pakaian santai, rambutnya yang masih sedikit basah tergerai di belakang telinganya, makeupnya juga sudah di hapus, ekspresinya datar, terlihat malas tapi tetap berkarisma.

Melihat mereka berdua sedikit terkejut, tetapi dengan cepat menampilkan senyumannya dan berkata: “Baru saja aku ingin mencarimu membicarakan rapat besok.”

Dengan cepat melihat Lucy Lu sekilas, dengan cepat menyadari, meminta maaf dan berkata: “Maafkan aku yang tidak peka, hampir saja menganggu kalian, kalau begitu besok saja baru kita bicarakan.”

Lucy Lu tidak menjawab sama sekali, membalasnya dengan senyuman yang hampir tidak terlihat.

Sudah malam begini mau menganggunya memang benar hal tak sepatutnya di lakukan, tidak peduli apapun alasannya.

Ekspresi pria tersebut datar, berpikir sebentar kemudian berkata: “Ikut aku ke ruang membaca.”

Setelah masuk pria itu dengan lembut berkata dengannya: “Kamu mandilah dulu, hati-hati lantai licin.”

Melihat kedua orang itu memasuk ruang baca, mengedipkan matanya, berdiri di tempat ia semula berpikir sebentar, kemudian tanpa ekspresi masuk ke dalam kamar.

Setelah selesai mandi, di ruang baca masih tidak ada pergerakan, ia kemudian dengan cepat pergi untuk tidur.

Tetapi saat menutup mata ia merasa mengantuk sama sekali, peredam suara di kamar ini sangat bagus sehingga membuat kamarnya sangat sunyi, kesepian yang menakutkan.

Bolak-balik, sudah hampir subuh, hatinya sedikit jengkel.

Jika Jessy Qi memikirkannya, tidak mungkin jam segitu ia mencari Dean Shao, apalagi tidak mungkin tengah malam begitu.

Bangun, matanya melihat-lihat.

Dia menuangkan 2 gelas susu, mengetuk pintu ruang membaca, dan memasuki ruangan tersebut.

Pria itu melihat komputernya, alisnya berkerut, melihatnya masuk ekspresinya menjadi lebih santai, nada bicaranya tidak terlalu senang: “Kenapa masih belum tidur?”

Lucy Lu melihat Jessy Qi yang terduduk di samping Dean Shao, kemudian melihat laptop kecil yang berwarna merah di atas pahanya, tangannya yang putih mulus terlihat sangat licin, saat itu ia sudah berhenti dan mengangkat kepala.

Berhenti sejenak, wajahnya menunjukkan kehangatan dan berkata: “Kalian juga tidak tidur?” selesai berbicara meletakkan gelas susu, “Jika tidak tergesa-gesa, besok baru berdiskusi lagi juga tidak telat, Nona Jessy tidak sekuat pria, terlalu banyak bergadang tidak baik.”

Ekspresi Jessy Qi sedikit berbeda, menutup laptopnya, berdiri dan tersenyum: “Sekali berdiskusi sampai lupa waktu, menganggu waktu tidur Nona Lucy, sungguh maaf.”

Lucy Lu dengan datar mengangguk kepalanya, tidak berbicara apa-apa.

Pria itu melihat jam tangannya: “Kau pulanglah, sisanya biar besok baru di teruskan lagi.”

“Baik.” Nadanya sangat lembut, rambutnya sudah sepenuhnya kering, dengan natural terjatuh di sisi telinga, terlihat lebih polos dan imut.

Setelah ia pergi pria itu juga berdiri, mengandeng Lucy Lu untuk keluar, “Apakah kau bisa di bandingkan dengan orang pada umumnya? Bergadang mudah untuk membuat hormon tidak stabil, tidak baik terhadapmu dan anak kita, apakah kamu lupa kata-kata dokter?”

Lucy Lu di tariknya sambil berjalan, menanggapi kalimat Dean Shao yang penuh perhatian itu dengan tawaan.

“Pertemanan mu dengan Nona Jessy sangat dalam ya?”

Pria itu membuatnya terduduk, membantunya melepas sepatu, menatapnya dengan dalam: “Saat kecil kita sangat dekat, dia mirip denganku, sama sekali tidak mau kalah, makanya dari kecil aku sudah menjaganya seperti menjaga adik perempuanku sendiri, tapi setelah itu dia memutuskan untuk sekolah di Amerika, kami sudah tidak sering berkomunikasi lagi.”

Hatinya sedikit hampa.

Sekarang ia sangat mengerti menjadi seorang pria dan wanita yang memiliki masa kecil bersama, pasangan bermain yang sama-sama polos, sifat yang sama, karena sekolah makanya terpisah beberapa tahun, jika di perkirakan, mungkin sebelum mereka menikah.

Tapi sebelumnya tidak pernah mendengar Dean Shao membicarakan Jessy Qi.

Pria itu tidak tahu semenjak kapan tersenyum meledek kepadanya, memasukkan tangannya ke dalam kantong.

Wajah Lucy Lu berubah, ekspresinya menjadi dingin meliriknya sedikit: “Kenapa melihatku seperti itu?”

Pria itu meihatnya dengan makna meledek, alisnya yang membentuk gunung naik ke atas: “Cemburu sampai seperti ini, masih bertanya kepadaku kenapa?”

Bibirnya yang berwarna pink bergerak, memonyongkan mulutnya, hidungnya yang kecil berkerut: “Hanya bertanya saja.”

Setelah selesai berbicara ia berbaring, hatinya masih kesal.

Pria itu ikutan berbaring di belakang badannya, meletakkan dagunya di lehernya, tersenyum, setelah beberapa saat berkata: “Tidak seperti yang kau pikirkan, setelah ia pergi keluar negeri kita sama sekali tidak pernah berhubungan, saat aku datang ke Kota Pu kebetulan bertemu dengannya, jika dia menunjukkan dirinya, maka itu membuktikan hasil didikan keluarganya dan hasil dari kemampuannya, terhadap pendapat publik di Glorious Corp sangat besar keuntungannya.”

“Aku tahu.” Mendorong pria di belakangnya, “Sana cepat mandi, aku sudah mengantuk.”

Saat pria itu pergi, punggungnya terasa dingin.

……..

Hari kedua saat bangun, pria itu sudah membuat sarapan pagi.

Melihat Lucy Lu yang bermalas-malasan di ranjang tidak ingin bangun, bersandar disisi pintu dan tertawa, memakai baju rumahan seperti itu saja dia bisa terlihat begitu mempesona.

“Hari ini apakah kamu mau pergi ke kantor bersama ku?”

Lucy Lu membuka matanya, dengan datar menjawab: “Tidak mau.”

Pegawai kantornya yang melihat perut besarnya masih berani untuk ikut, tidak tahu apa yang akan mereka katakan.

“Aku akan menyuruh orang menemanimu jalan-jalan, nanti siang aku akan menjemputmu untuk makan bersama.”

“Baiklah.”

Pria itu dengan pelan menutup pintu dan pergi.

Dengan malas berbaring di ranjang, kemudian memakan sarapan, sudah jam 9.30, mengambil sebuah buku dan terduduk di sebelah jendela, Ibu Shao meneleponnya.

Mengkerutkan alisnya, sepertinya ia tahu bahwa Lucy Lu datang ke Kota Pu sendirian, menelepon hanya untuk merepotkan saja,

Membiarkan ponselnya berbunyi, mengambil buku dan pergi ke ruang baca.

Setelah beberapa saat keluar, suara deringannya masih tidak berhenti.

“Halo?”

Di seberang sana Ibu Shao dengan menahan amarah, berkata dengan penuh sindiran: “Sekarang teleponku saja tidak mau di angkat, kau semakin lama semakin kurang ajar ya.”

“Anda ada masalah apa?” Malas untuk berdebat.

Ibu Shao menenangkan amarahnya, dengan penuh perintah berkata: “Malam ini di hotel tempatmu tinggal ada pesta, ingat untuk ikut serta.”

“Aku sedang hamil.”

Ibu Shao hampir saja mengamuk, menahan, berkata dengan sinis: “Tidak perlu berpura-pura didepanku, aku bukannya tidak pernah hamil, malam ini jika aku tidak melihatmu disana aku sendiri yang akan membawamu kepesta, kau aturlan sendiri.”

Kemudian menutup telepon.

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu