Nikah Tanpa Cinta - Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu

Tadinya bagus-bagus saja pada awalnya, tetapi tiba-tiba menjadi seperti ini, membuatku sangat marah, begitu marah, aku pun melemparkan semua data yang ada ke lantai.

Antara aku dan Yulianto Hua, benar-benar ada jurang yang tidak bisa dilintasi, tidak peduli seberapa keras mencoba, tetap tidak bisa melewatinya.

Setelah duduk bengong di sana sebentar, aku mengambil kembali semua data yang ada di lantai dan melanjutkan kerja.

Yulianto Hua benar, bagaimana pun juga aku memang harus mencari pekerjaan, dan sekarang dia telah memberikan aku pekerjaan yang bagus, mengapa aku tidak melakukannya dengan baik?

Untuk orang seperti aku yang bahkan ijazah perguruan tinggi saja tidak punya, gaji tahunan mencapai jutaan yuan hanyalah sebuah mitos bagiku. Sekarang mimpi itu tercermin dalam kenyataan, mengapa aku tidak manfaatkan baik-baik?

Bahkan jika Yulianto Hua tidak menganggap aku sebagai apa pun, tetapi dengan adanya kesempatan untuk pekerjaan ini, suatu hari jika Yulianto Hua meminta aku pergi, maka paling tidak aku pernah menjadi asisten CEO.

Pengetahuan dan kemampuan aku berbeda dari ibu rumah tangga biasa, tentu saja aku tidak perlu khawatir tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, dan aku tidak harus kembali ke masa lalu dan menjalani kehidupan yang sulit.

Beberapa lama kemudian, ada lagi yang mengetuk pintu, aku pikir itu Yulianto Hua, aku terlalu malas untuk peduli.

Ternyata adalah Kak Yulie, dari luar dia mengatakan, Tuan menyuruhku turun.

Aku bertanya kepadanya ada apa, dia mengatakan bahwa supir telah membawa pulang mobil yang diperbaiki karena ketabrak kemarin, dan meminta aku untuk melihatnya.

Ngomong-ngomong, aku punya mobil, tetapi ketabrak rusak pada hari itu, Yulianto Hua mengatur agar seseorang memperbaikinya. Mobil itu diberikan kepadaku oleh Yulianto Hua. Jika aku tidak mengambilnya, kan sayang.

Aku berjalan keluar dari ruangan dan melihat BMW putih itu. Bagian yang lecet karena ketabrak itu telah diperbaiki, dan tidak kelihatan bekasnya sama sekali.

Yulianto Hua berdiri di samping mobil, "Biaya perbaikan adalah 6.800 yuan, kamu mau bayar tunai atau dipotong dari gaji kamu?"

"Bukankah ada perusahaan asuransi yang membayar, mengapa aku mengeluarkan duit?"

"Keluar langsung tabrakan, kamu masih ada muka untuk lapor asuransi? Jika kamu tidak melapor ke perusahaan asuransi, perusahaan tidak akan ganti. Kamu sendiri yang tabrak mobilnya, kamu tidak akan menyangkalnya kan?" Kata Yulianto Hua.

Aku terlalu malas untuk berbicara dengannya, berbalik lalu bersiap untuk naik ke atas.

"Masuk ke mobil," katanya di belakang ku.

Aku berbalik menatapnya, bertanya-tanya apa yang ingin dia lakukan lagi?

"Naik ke mobil kalau tidak mau ganti uangnya," katanya lagi.

Aku hanya bisa membuka pintu kursi belakang dan siap naik mobil, tetapi dia berkata lagi, "Aku bosnya atau kamu bosnya? Apa kamu mau minta aku yang menyetir?"

"Kamu kan tahu bahwa teknik ku tidak baik."

"Teknik tidak bagus makanya harus latihan, kalau tidak bagaimana bisa lebih baik? Masuk ke mobil!"

Aku tidak punya pilihan selain masuk dan duduk di kursi pengemudi, mengikat sabuk pengamannya, Yulianto Hua juga masuk ke kursi samping pengemudi, bersandar di kursi dengan santai. "Nyalain mobilnya."

Aku menekan tombol start, lagi-lagi merasa gugup tanpa bisa dijelaskan.

"Tenang, hanya sebuah mobil, kamu adalah pemiliknya, kamu mau dia berhenti maka dia harus berhenti. Apa yang menakutkan? Yang penting ingat untuk menginjak rem, tidak apa-apa sedikit tabrakan, asalkan jangan sampai menabrak mati orang." Yulianto Hua berkata dengan santai di samping.

Aku menarik napas dalam-dalam, dan ketika menginjak pedal gas, mobil langsung melesat ke depan, injak gas nya ada sedikit kencang.

“Wanita bodoh, ini adalah perumahan kecil, bukan jalan tol, oke? Kamu tidak perlu sekali terbang langsung 60 mil, oke?” Yulianto Hua berteriak di sampingnya.

Aku hanya melihat jalan di depan, bagaimana aku tahu seberapa cepat mobil itu? Ternyata sudah sampai angka 60?

"Lihatlah ke segala arah, dengarkan semua arah, jangan hanya menatap ke depan, cobalah untuk santai. Kamu perlu tahu apa yang sedang kamu lakukan dan apa yang harus dilakukan, sehingga ketika ada keadaan darurat, otak tidak kosong. Kalau terlalu gugup, kamu bisa mencoba untuk romantis denganku, jadi bisa mengalihkan ketegangan kamu. "

Yulianto Hua sambil berbicara, tangannya tiba-tiba dijulurkan dan diletakkan di kakiku, bahkan bergerak membelai pelan beberapa kali.

"Lepaskan tangan babi asinmu."

"Mata kamu buta? Tangan yang indah seperti ini, mana mungkin babi asin?" Gerakan tangan Yulianto Hua semakin besar.

"Kalau kamu masih tidak mau lepas, aku akan menabrak ke dinding!"

Yulianto Hua dengan cepat menarik tangannya, "Wanita sialan. Jika kamu berani menabrakkan mobil ini lagi, kamu perbaiki sendiri!"

Gara-gara gangguan Yulianto Hua, keteganganku tampaknya sedikit mereda, dan secara perlahan menjadi semakin nyaman mengemudi.

Aku melaju ke pinggiran kota, tetapi Yulianto Hua meminta aku pergi ke kota. Aku berkata, "Ada begitu banyak mobil di kota, itu terlalu mengerikan."

Dia berkata: "Ada lebih banyak mobil baru bagus untuk mengembangkan keterampilan."

Akibatnya, aku mengemudi sampai berkeringat, dan di bawah arahannya, terus sampai ke gedung kantor pusat Hua’s Inter Company.

"Apakah kamu melihat arah barat daya? Ada pintu samping di situ. Jika kamu masuk dari pintu masuk utama pada hari rapat pemegang saham, mereka yang tidak ingin aku ikut serta, mungkin akan menggunakan cara untuk menghalangi kamu. Kamu masuk melalui pintu samping itu. Kemudian naik lift langsung ke Ruang rapat besar di lantai 28. Kali ini bukan rapat umum pemegang saham, tetapi rapat pemegang saham kecil, jadi diadakan di ruang rapat. Kalau rapat umum pemegang saham, ada banyak orang, ruang rapat tidak cukup, biasanya kami menyewa Pusat Pameran dan Konvensi Internasional Haicheng di ruang rapat super besar untuk mengadakan rapat umum pemegang saham. "

Aku berdehem menjawab.

"Ivory Yao, tidak peduli bagaimana hubungan pribadi kita, kali ini kamu akan pergi ke pertemuan pemegang saham atas namaku, kamu harus bekerja keras untuk menjaga citra yang baik. Pasti akan ada orang yang menyuliti kamu, kalau kamu bisa melewati rintangan ini, dan kamu semakin lama akan kelihatan semakin kalem dan tenang"

"Aku tahu. Aku akan melakukan yang terbaik," aku menjawab.

"Oke, kita akan pergi ke suatu tempat sekarang dan biarkan guru mengajar kamu beberapa etika dasar masyarakat sosial tinggi," kata Yulianto Hua.

"Tidak perlu, aku belajar etiket ketika masih kuliah. Tenanglah, aku bukan gadis kayu bakar."

"OK itu bagus."

Mengemudi kembali ke vila, aku merasa terlalu lelah, alasannya karena terlalu gugup, tetapi perlahan-lahan sudah bisa menemukan perasaannya, sepertinya tidak begitu menakutkan.

Pada siang hari berikutnya, aku akhirnya selesai membaca semua materi, dan aku merasa sudah dipikirkan masak-masak.

Terhadap Hua’s Inter Company tidak bisa dikatakan sudah mengetahui semuanya, tetapi bisa dibilang cukup paham dengan baik.

Pada sore hari, Yulianto Hua juga sudah mengatur agar aku pergi ke Fantastic Clubhouse untuk menata rambut. Yulianto Hua tidak suka kalau gaya rambutku saat ini terlihat terlalu LOW, maksudnya adalah untuk rapat pemegang saham besok, aku membutuhkan gaya rambut yang terlihat lebih profesional.

Fantastic Clubhouse aku punya kartu, tapi aku hanya pernah ke sana sekali.

Aku melaju ke tempat parkir Fantastic Clubhouse, sangat ramai. Setelah lama, masih tidak dapat parkir dengan benar. Penjaga keamanan datang dan membantuku parkir yang tepat di tempat parkir.

Setelah memasuki clubhouse, aku menggesek kartu aku dan pergi ke lantai 3. Aku melihat seorang wanita yang berkilauan duduk di sofa sedang mengganti sepatu, ternyata adalah Felicia Chen.

Ini benar-benar bertemu lawan di jalan sempit. Tidak mungkin bagiku untuk bersembunyi, jadi hanya bisa bersikukuh dan mengangguk padanya.

"Tunggu, biarkan dia membantu aku menenteng sepatu untuk diletakkan di sana," Felicia Chen melihat aku dan memberi tahu pelayan untuk berhenti dulu.

Dia ingin aku membantunya membawa sepatu.

"Hei, kenalkan pada kalian, orang kampung ini adalah Ivory Yao, Yulianto Hua memilih dia bukan aku, menurut kalian apakah kepalanya ditendang oleh seekor keledai, datang, biarkan dia menenteng sepatuku, dan kemudian kalian ambil foto dan kirim ke lingkaran teman dan biarkan semua orang tahu bahwa orang kampung yang merampas pria dengan aku, hanya pantas menenteng sepatu untuk aku! "

Felicia Chen sedikit bersemangat ketika melihatku. Dia sangat bersemangat karena dia akhirnya mendapat kesempatan untuk mempermalukanku, jadi dia menyapa wanita lain di clubhouse untuk datang dan melihat bagaimana dia mempermalukan aku.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu