Nikah Tanpa Cinta - Bab 376 Berpura-pura Tertarik

Aku pun juga tersenyum, "Benarkah?"

Dengan sangat yakin Aulex berkata, "Tentu saja benar. Saat Julian jatuh, siapa lagi yang ada di Keluarga Tsu? Tidak peduli apapun yang terjadi dengan Rumah Kedua, bukankah hanya aku yang tersisa di Rumah Pertama?"

Aku pun memperhatikan bahwa Aulex menyebutkan istilah baru, yaitu "Rumah Kedua". Aku tidak mengerti apa arti kata itu. Tapi dari arti harfiahnya, itu dapat sepertinya dapat diartikan sebagai Keluarga lain dari Keluarga Tsu?

"Tapi jika aku menyetujuinya, bagaimana jika kamu tidak menepati janjimu?" Aku berpura-pura tertarik akan tawarannya itu.

“Aku selalu menepati janjiku. Kamu sangat ahli, jika kita saling bekerja-sama, maka kita tidak akan memiliki saingan. Bahkan Bibi Jiang bukanlah lawan kita.” Dengan penuh percaya diri Aulex berkata.

"Jadi menurutmu, Bibi Jiang juga akan menjadi musuh kita?"

Aulex tertegun sejenak, "Apakah kamu bercanda?"

"Tidak sama sekali, aku hanya asal bertanya."

"Aku memang sangat menghormati Bibi Jiang, namun dia bukanlah ibuku. Sehingga, jika dia ingin berurusan denganku, maka aku hanya dapat memberi perlawanan." Aulex berkata dengan sangat berhati-hati.

"Baiklah, aku mengerti. Aku setuju." Kataku kepada Aulex.

"Bukankah begini memang tindakan yang benar? Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan merugikan dirimu. Jika nanti Ayah bertanya kepadamu tentang masalah ini, katakanlah bahwa Julian yang memintamu untuk melakukannya, lalu bukti yang diberikan itu semuanya adalah palsu. Ayah pasti akan percaya padamu. Selama kamu mengakuinya, tidak akan ada orang yang memperhatikan buktinya." Ucap Aulex.

"Baik, aku mengerti, terima kasih Kak Aulex. Tapi kamu masih belum memberitahuku apa yang bisa kamu berikan padaku?" Aku berpura-pura menjadi tampak serakah.

"Apa yang kamu inginkan?" Tanya Aulex padaku.

"Aku tidak punya tempat tinggal di Kota Y. Dapatkah Kak Aulex membantuku menyelesaikan masalah ini?"

"Tidak masalah. Aku memiliki satu unit apartemen kelas atas dengan luas lebih dari 200 meter persegi. Kebetulan tidak ada yang tinggal di dalamnya, jadi aku akan memberikannya untukmu. Kamu dapat tinggal di sana." Aulex berkata dengan lincah.

"Baik, terima kasih Kak Aulex." ucapku sambil tersenyum.

Saat ini, ponselku bergetar lagi. Orang-orang yang ada di Kantor Direktur kembali menekanku.

Sesampai di Kantor Direktur, hanya ada Zacker dan Nadine, tdak ada Direktur atau Eksekutif lainnya. Tampaknya Zacker ingin menyelesaikan masalah ini secara internal.

Wajah Zacker tampak tenang, tapi terlihat jelas di wajahnya bahwa dia sedang berada dalam suasana hati yang tidak baik.

Aulex juga datang bersama denganku. Sebelum Aulex dapat duduk diam, Zacker mengambil file yang penuh dokumen di atas meja, lalu menghancurkannya, "Dasar Bajingan, tampaknya kamu telah melakukan pekerjaan dengan baik! Lihatlah aku belum mati, tapi kamu sudah berani untuk bertindak seperti ini!"

AKu tidak menyangka Zacker akan menjadi begitu marah, itu terlihat sedikit konyol.

“Ayah, dengarkan penjelasanku terlebih dahulu, ini tidak seperti itu…” Aulex segera bersiap untuk memberi penjelsan.

"Penjelasan apa? Apakah kamu ingin para bawahan menjebak adikmu? Tidak kah kamu ingat bahwa adikmu lah yang telah membereskan kekacauan yang kamu buat pada saat itu. Tetapi ketika kamu kembali sekarang, kamu bukan hanya tidak memperbaiki kesalahanmu, tapi kamu malah memperburuk keadaan. Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan? "Zacker berkata dengan penuh amarah.

"Ayah, ini semua adalah kesalahpahaman. Semua bukti yang kamu terima itu adalah palsu. Faktanya tidak seperti apa yang kamu pikirkan..."

"Jika ini tidak ada hubungannya denganmu, lalu bagaimana bisa kamu tahu apa yang telah aku terima? Darimana kamu mengetahuinya?"

Zacker juga adalah orang yang sudah ahli, sehingga dia pun segera menemukan kejanggalan di dalam kata-kata Aulex itu.

“Aku... Ivory lah yang memberitahuku bahwa Julian telah menyuruhmya untuk melakukan ini. Jka kamu tidak percaya, maka kamu dapat bertanya kepadanya." Aulex berkata sambil menunjuk ke arahku.

Mata Nadine dan Zacker tiba-tiba tertuju kepadaku. Keduanya memiliki tatapan yang berbeda. Tampak ada lebih banyak kekhawatiran di dalam tatapan Zacker.

"Ini adalah rencananya untuk menjebak Kakak Kedua, lalu membuat para bawahan mengakuinya. Kemudian dia ingin meminta Direktur untuk menghadapinya. tapi aku ingin agar kamu memberikan keadilan bagi Kakak Kedua." Ucapku dengan dingin.

Aulex pun segera bangkit berdiri, lalu berkata, "Ivory, kamu.."

"Baru saja di bawah, Aulex telah mencoba untuk menyuap diriku, dengan mengatakan bahwa dia akan memberikanku apartemen kelas atas dengan luas lebih dari 200 meter persegi. Dia meminta aku untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah dengan sumpah palsu, lalu kemudian menjebak Kakak Kedua. Dia juga mengatakan bahwa selama aku bekerja sama dengannya, bahkan Bibi Jiang pun juga tidak akan menjadi lawan kami..."

Sebelum aku selesai, Aulex menghampiriku, lalu berkata, "Dasar kamu wanita jalang..."

"Diam!" Zacker berteriak, lalu bangkit berdiri menghampiri Aulex, kemudian menampar wajahnya.

Setelahj mendapat tampran, Aulex dengan tercengang menatap Zacker.

"Sial, apakah kamu berani menghujat adikmu?! Enyalah kamu!" Zacker masih belum selesai dengan amarahnya, dia bahkan menendang Aulex.

Aku merasa itu agak konyol, sungguh tidak disangka bahwa Zacker akan menjadi begitu marah! Bahkan dia segera bertindak!

"Zacker, tenanglah." Nadine memang terlihat lebih tenang, "Dengarkanlah apa yang ingin mereka katakan terlebih dulu. Jangan terlalu terbawa emosi, Itu tidak baik untuk kesehatanmu."

"Ayah, kamu pasti akan menyesali perbuatanmu ini!" Aulex pun akhirnya kembali tersadar.

"Apakah kamu masih berani mengancamku? Kamu sendiri telah berbuat kasar kepada adikmu, bahkan akmu juga menghina adik perempuanmu, apakah kamu seorang manusia? Kamu sungguh telah mempermalukan Keluarga Tsu!" Zacker menjadi semakin marah.

”Aku telah membuat Keluarga Tsu kehilangan muka? Ayah, kamu sudah terlalu cepat untuk mengatakan hal itu. Aku beritahu ya, kamu harusnya mempercayaiku! Karena Julian telah menjadi seorang disabilitas! Dia selalu akan terbaring di tempat tidur, dan tidak bisa bangun lagi!"

Wajah Zacker pun menjadi pucat. "Apa yang kamu katakan? Ucapkanlah sekali lagi!"

"Aku mengatakan bahwa putra kedua mu telah menjadi cacat. Dia hanya bisa berbaring di tempat tidur dan tidak bisa bangun lagi." Wajah Aulex terlihat garang.

Dari Wajah Zacker tampak jelas bahwa hatinya sangat hancur, lalu dia menatapku, "Apakah yang dikatakan si bajingan ini benar?"

Awalnya aku ingin menipu Aulex, tetapi aku tidak menyangka bahwa Zacker pun juga akan tertipu. Aku pun tidak tahan melihat penampilannya yang tampak sedih, sehingga aku pun menjadi bimbang, apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya.

"Apakah itu benar?" Nadine juga bertanya.

Tampaknya dia juga sangat prihatin dengan hal ini. Aku tidak tahu mentalitas seperti apa yang dia pegang. Apakah dia ingin yang terbaik untuk Tuan Muda atau tidak?

"Mari kita bicarakan masalah ini nanti. Saat ini mari kita bicara tentang masalah yang menjebak Kakak Kedua."

Sebenarnya Kakak Kedua sudah pulih, hanya saja aku tidak dapat memberi tahu siapapun tanpa persetujuannya. Karena aku tidak tahu apa yang sedang dia rencanakan saat ini.

"Ayah, kamu hanya dapat mengandalkanku di masa depan, jadi seburuk apapun diriku, kamu tetap harus melindungku. Inilah kenyataannya. Lagipula, kemampuanku tidak lebih buruk dari Julian. Aku hanya lebih radikal dan dia lebih berhati-hati. Pengusaha sukses mana yang tidak bersikap radikal? Bisakah hal-hal besar dicapai tanpa radikalisasi? "Aulex mulai membujuk Zacker.

"Tutup mulutmu itu! Apakah kamu pikir aku orang tua yang bodoh? Apakah aku akan mudah percaya kata-kata mu itu? Sudah kubilang, aku tidak akan pernah memaafkanmu akan hal ini! Karena masalah ini ada hubungannya dengan Julian, maka dari itu aku akan bertanya dulu padanya harus bagaimana menghadapimu! Ivory, ayo kita pergi untuk menemui Julian sekarang."

Zacker sangat mengkhawatirkan keadaan Kakak Kedua. Dia sudah tidak punya niat untuk menangani masalah ini, tetapi ingin segera pergi menemui Kakak Kedua.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu