Nikah Tanpa Cinta - Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi

Aku menatap Julian, tidak mengerti apa maksud ucapannya itu.

“Tadi pagi aku juga baru diberitahu. Sebenarnya aku merasa bingung, sehingga aku pun memikirkannya matang-matang sambil meminum teh, tapi belum ada petunjuk apapun. Namun karena ini adalah keputusan ayah, maka pasti ada alasannya. Sehingga aku merasa akan lebih baik jika menerimanya saja.” Ucap Julian.

"Aku sudah tidak tahan lagi! Jelas-jelas Aulex yang telah melakukan kesalahan dan memfitnah kita. Bukankah sudah diputuskan untuk menghukumnya? Lalu membuatnya pergi ke luar negeri? Tapi mengapa saat ini kenyataanya malah diputarbalikkan? Dia tidak hanya pergi, tetapi malah menggantikan posisimu di perusahaan, bahkan dia juga meminta ku untuk menjadi asistennya. Atas dasar apa dia melakukan ini?"

Kakak Kedua menghela napasnya, "Adikku, memang ada beberapa hal yang sulit untuk diterima, tapi mau tidak mau kita harus menerimanya. Aku percaya pada keputusan ayah, jadi dia sudah memutuskan hal ini, maka tentu pasti ada alasannya."

"Apakah Direktur tidak menjelaskan alasannya?"

"Kakak Kedua tersenyum, "Ayah tidak perlu menjelaskan alasannya kepadaku."

Aku sungguh tidak dapat mengerti kata-katanya itu. Kakak Kedua memang harus berbakti, tetapi itu tidak berarti dia harus menaati setiap perintah Zacker bukan? Apakah ini disebut sebagai berbakti atau telah dibutakan?

"Tapi ini memang adalah kesalahan Aulex. Tampak jelas bahwa keputusan Direktur memang salah, bahkan itu sangat tidak adil, jadi bukankah seharusnya dia perlu memberi penjelasan?" Aku berkata dengan penuh emosi.

"Jika Ayah tidak memberi penjelasan, maka tentu saja saat ini dia sedang berada dalam posisi yang sulit. Jika aku memaksanya untuk menjelaskan, bukankah itu akan lebih sulit baginya? Lupakalah adikku, sudahlah ini tidak masalah bagiku. Jadi kamu tidak perlu memusingkannya."

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan melangkah maju dan mundur bersamamu. Sunggguh sangat tidak mungkin jika aku bekerja sebagai asisten Aulex. Aku ingin mengundurkan diri, lalu kembali ke Shanghai bersamamu."

Kakak Kedua pun menggelengkan kepalanya, "Dengan begini kamu hanya memikirkan loyalitas saja. Cobalah pikirkan dengan baik-baik, mengapa Kakak Pertama dapat bertindak begitu berlebihan kemarin? Lalu mengapa juga dia dapat berhasil memaksa Ayah untuk berubah pikiran?"

Aku berkata, tentu saja aku ingin mengetahuinya, tetapi tidak ada orang yang memberitahuku. Jadi bagaimana aku bisa tahu?

"Kalau begitu kamu perlu menyelidikinya. Kamu harus tetap tinggal dan bekerja sebagai asisten Aulex, dengan begini kamu akan lebih tahu banyak hal. Hanya dengan tahu banyak tentang situasinya, maka kita baru dapat memikirkan rencana apa yang harus dilakukan selanjutnya. Jika kamu pergi seperti ini, maka bagaimana aku dapat mengetahui situasi di dalam perusahaan?"

"Jadi yang maksud Kakak Kedua aku harus tinggal dan bekerja sebagai asisten Aulex?"

"Ya, tentu saja. Ini juga merupakan keputusan Ayah. Kurasa masuk akal baginya untuk mengambil keputusan seperti ini." Ucap Julian.

"Tapi aku merasa tidak nyaman, dan seperti yang kamu tahu, Aulex selalu menggangguku. Jika aku tetap menjadi asistennya, maka dia akan berusaha menyingkirkanku. Aku pun tidak tahu bagaimana bisa aku menahannya."

Kakak Kedua tersenyum, "Dulu kamu tidak pernah merasa khawatir jika di-bully. Ini bukanlah gaya adik perempuanku, kamu itu selalu kuat. Bagaimana bisa kamu menyerah begitu saja kali ini?"

"Aku tidak menyerah, hanya saja sudah tidak tahan! Kakak kedua dapat menerimanya, tapi aku tidak bisa!"

"Adikku, jika kamu memikirkan situasi kemarin dengan baik-baik, maka kamu tidak akan merasa aneh dengan akhir yang seperti ini."

Ketenangan Kakak Kedua, membuat aku pun merasa tenang.

“Kemarin aku juga merasa bahwa Aulex sudah berlebihan. Saat itu aku sungguh sangat kaget, dan aku heran sekali mengapa dia dapat berani bertindak terhadap Direktur seperti itu. Kakak kedua, apakah Aulex telah menggunakan cara yang curang untuk memaksa Direktur membuat keputusan seperti itu? "

Kakak kedua tidak mengatakan apapun, dia hanya menyesap tehnya. Seharusnya dia juga memuiliki pemikiran yang sama, tetapi hanya saja mungkin tiidak nyaman untuk mengatakannya.

Jadi dia memintaku untuk tetap tinggal dan bekerja sebagai asisten Aulex, lalu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, sebelum dia bisa memikirkan cara untuk menghadapinya.

Karena dia telah mengambil keputusan seperti ini, maka aku pun harus bekerja sama dengannya. Lagipula, ketika aku berada dalam kesulitan, Kakak Kedua lah yang akan selalu membantuku.

"Baiklah Kakak Kedua, aku akan mendengarkanmu. Aku akan kembali bekerja."

"Maafkanlah aku, adikku ..."

Saat kata-kata Kakak Kedua belum selesai diucapkan, ada seseorang dari luar yang memanggil namanya: "Julian, aku datang untuk menemuimu."

Orang yang masuk itu adalah Aulex.

Wajah Aulex tampak begitu puas setelah melihat diriku, dia segera berkata dengan wajah kakunya, "Asisten Yao, ini adalah jam kerja. Bagaimana bisa kamu meninggalkan kantor tanpa izin? Jika kamu ingin pergi di lain waktu, maka kamu harus mendapatkan persetujuanku terlebih dulu! Menjadi asistenku tidak seenaknya saja sperti menjadi asistennya Julian. Aku adalah seorang pebisnis. Meskipun kamu adalah putri kesayangan ayah, namun kamu hanyalah seorang asisten ku di sini. Kamu tidak memiliki hak istimewa apa pun, camkan itu."

Aku pun mengeluarkan cibiran," CEO Su, bagaimana kamu bisa menjadi sombong seperti ini? Aku bahkan belum mengatakan apakah aku ingin menjadi asistenmu atau tidak... "

Aku belum selesai dengan kata-kataku, namun Kakak Kedua segera memberi tatapan kepadaku, sehinga aku mau tidak mau harus segera menutup mulutku secara paksa.

"Julian, lihatlah orang seperti apa yang telah kamu bawa? Bagaimana bisa dia bicara seperti itu dengan atasannya? Apakah kamu belum mengajarinya untuk menghormati atasannya?" Aulex berkata dengan angkuh.

Kakak Kedua tersenyum, "Adik perempuanku ini memang selalu blak-blakan. Lagipula ini adalah kelebihannya, jadi tentu tidak masalah. Jika ada yang salah dengannya, maka Kakak dapat memberinya pelajaran, dia tentu akan dapat menahan dirinya."

"Kamu jangan khawatir akan hal ini, aku akan mengajarinya. Julian, kali ini kamu akan dikirim ke kantor cabang. Kamu akan keluar kota lagi, jadi jagalah dirimu baik-baik. Jangan terlalu terburu-buru untuk pergi hari ini. Aku bersama para eksekutif senior akan mengadakan jamuan makan sebagai tanda perpisahan denganmu. Kamu pun tidak boleh menolaknya.“

Aulex sungguh menyebalkan. Dia tidak hanya menendang keluar Kakak kedua untuk pergi, tapi juga mengundang para eksekutif senior itu mengadakan perpisahan dengannya. Tampak jelas bahwa dia ingin menunjukkan kemenangannya di depan para eksekutif senior. Di satu sisi , dia sedang menekan para eksekutif untuk berada di posisi yang mendukungnya. Di sisi lain, dia juga ingin mempermalukan Kakak kedua di depan umum.

“Baiklah, karena kakak telah memiliki niat baik seperti ini, maka tentu saja aku akan pergi.” Kakak kedua ternyata menyetujuinya.

"Baik. Kalau begitu sampai bertemu jam 6 malam. Aku akan meminta Asisten Yao untuk memberi tahu kamu lokasinya. Banyak hal yang harus aku lakukan, jadi aku akan pergi dulu. Asisten Yao, kita harus kembali bekerja." Aulex berkata sambil menatapku.

Sebenarnya aku sungguh merasa kesal terhadapnya, tapi Kakak kedua menatapku lagi, jadi aku hanya dapat menahannya, lalu mengikuti langkah kaki Aulex.

Begitu keluar dari vila Kakak Kedua, Aulex segera mengganti ekspresi di wajahnya, "Ivory, aku telah memperingatkanmu untuk tidak memberi dukungan pada orang yang salah. Tapi kamu tidak mempercayaiku, apakah sekarang kamu sudah dapat melihatnya dengan jelas? Bagaimana bisa orang yang telah kamu dukung jatuh dalam kekuasaanku?"

“Aku telah melakukan kesalahan CEO Tsu, mohon untuk memperlakukanku dengan baik denganku di masa depan.”Ujarku..

Aulex tidak menyangka sikapku dapat berubah begitu cepat, sehingga dia pun berbalik, lalu menatapku dengan heran, “Apa katamu tadi?"

Aku pun membungkuk dengan hormat, " Tolonglah memperlakukanku dengan baik di masa depan CEO Tsu. Aku telah melakukan sesuatu yang salah. Jadi tolonglah beriku lebih banyak nasihat lagi."

"Kamu telah mengubah sikapmu dengan sangat cepat. Apakah kamu telah belajar dari Julian? Menyanjungku di depan, tetapi menusukku dari belakang? “Aulex menatapku dengan curiga.

”Apakah CEO Tsu begitu takut padaku? Kalau begitu akan lebih baik jika CEO Tsu mengganti asisten baru bukan? Lagipula ada begitu banyak orang yang berbakat di perusahaan, dengan begitu CEO Tsu dapat menemukan asisten apa pun yang diinginkan." Aku mencemooh.

"Aku takut? Padamu? Meskipun aku akui bahwa kamu memang memiliki beberapa kemampuan, tapi kamu tidak ada apa-apanya, dibandingkan dengan diriku yang berkuasa. Tidak peduli seberapa hebat dirimu, kamu tidak akan dapat lepas kendaliku." Kata Aulex.

Ketika Aulex sedang berbicara, mobilnya sudah sampai di samping. Dia pun hanya berdiri diam, menungguku membukakan pintu untuknya.

Aku pun membungkuk untuk membukakan pintu untuknya, lalu memberinya isyarat bahwa aku akan mengemudi.

Aku pun duduk diam di dalam mobil, lalu menyalakan mesin mobil.

Setelah mengemudi beberapa ratus meter, aku berpura-pura lepas kendali, lalu menabrakkan mobilnya ke pot bunga yang ada di pinggir jalan.

"Ivory, apakah kamu sengaja melakukannya? Jalan ini sungguh lebar, bagaimana bisa menabraknya?“ Aurex berkata dengan penuh amarah.

Aku berpura-pura merasa malu, ”CEO Tsu, maafkan aku. Aku belum pernah belajar mengemudi. SIM ku pun dibeli dengan uang, jadi aku tidak begitu ahli. Ketika aku menjadi asisten Kakak Kedua, dia selalu mengemudi sendiri. Terlebih lagi, aku hanyalah seorang asisten, bukan seorang supir."

"Kamu membeli SIM? Mengapa kamu tidak mengatakannya sebelumnya?" Aulex berkata dengan marah.

"Bukan aku tidak ingin mengatakannya, namun CEO Tsu yang tidak bertanya kepadaku." Dengan merasa tidak enak aku berkata.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu