Nikah Tanpa Cinta - Bab 195 Bagaikan bermimpi

Saat aku kembali bertemu dengan Winsen Chen, dia sangat berbeda dengan dia yang sebelumnya.

Begitu dia melihatku, dia berdiri dan berkata, "Aku bersedia menjual sahamku."

Sikapnya yang tidak sabaran membuatku sangat terkejut, harus tahu sikapnya sebelumnya sangat keras seperti batu , dia mengatakan tidak peduli berapapun itu dia tidak akan menjual sahamnya.

Tapi sekarang, dia malah ingin menjual sahamnya seperti ingin segera melepaskan beban, hal ini membuatku curiga.

“Direktur Chen, apa yang terjadi?” aku menatapnya dan bertanya.

Dia ragu sejenak, "Tidak apa-apa, aku sudah lelah, jadi aku ingin menjualnya. Aku sudah membawa surat perjanjian pengalihan saham, kamu tinggal mengisi harganya. Aku akan menandatanganinya."

Ini bahkan lebih mengejutkanku, meskipun kami ingin membeli sahamnya seharusnya ada proses negosiasi terlebih dahulu. Ini bukan sesuatu yang mudah seperti membeli kubis?

Tapi ketika Winsen Chen sedang berbicara denganku, dia terus berdiri dan tidak duduk, ini menunjukkan dia sangat cemas. Dia juga melihat arloji di tangannya dari waktu ke waktu seolah-olah dia sedang menghitung waktu.

"Direktur Chen, apa yang terjadi? Apakah kamu sangat membutuhkan uang? Kalau iya, aku bisa membantumu memikirkan cara. Mengenai masalah akuisisi, kita bisa bicara baik-baik dan membahas setiap detailnya. Menurutmu bagaimana, dengan begitu, setidaknya kamu tidak akan menyesal. "

“Tidak apa-apa, aku hanya ingin menjual sahamku. Aku lelah dan butuh istirahat. Kamu mau beli atau tidak. Kalau tidak, aku akan menjual sahamnya kepada orang lain.” Winsen Chen kembali melirik arlojinya sambil berkata dengan sedikit kesal.

Selesai berbicara, dia hendak berbalik dan pergi.

Aku bergegas menghentikannya, "Direktur Chen, tentu saja kami benar-benar ingin membeli sahammu, tapi kami tidak ingin mengeluarkanmu dari perusahaan. Kami ingin kamu tetap memiliki sejumlah saham dan terus bekerja di perusahaan. Dari segi hukum kami adalah pemegang saham, dari segi personal kamu memiliki sejumlah saham. Kita berkembang bersama dan bersama-sama membuat Lanhai Technology menjadi lebih baik. Bagaimana menurutmu? "

"Aku lelah dan tidak ingin bekerja lagi. Ini surat perjanjian pengalihan saham. Coba kamu lihat. Kalau kamu setuju, tanda tanganilah. Kalau kamu tidak mau, lupakan saja." Winsen Chen telihat semakin kesal.

Aku melihat surat perjanjiannya, persyaratannya tidak terlalu rumit, dan semua yang harus ditulis sudah tertulis.

Aku merasa surat perjanjian ini dibuat oleh pengacara profesional, dan sepertinya sudah lama dipersiapkan, seharusnya sudah lama mereka siapkan untuk membeli saham Peter Shen, tetapi sekarang Winsen Chen malah menggunakannya.

"Kalau begitu aku harus menanyakannya terlebih dahulu kepada bosku. Hal ini sedikit mendadak. Aku harus meminta petunjuk. Direktur Chen, tolong tenang sebentar."

Winsen Chen kembali melihat arlojinya, "Kalau begitu cepat, kalau kamu tidak setuju, Aku akan menandatangani kontrak dengan orang lain."

Aku berjalan ke samping dan menelepon Yulianto Hua, mencoba memberitahunya tentang hal ini, tetapi dia tidak mengangkat teleponku.

Melihat sikap Winsen Chen, aku menduga pasti telah terjadi sesuatu, tetapi dia menolak mengatakannya, jadi aku juga tidak bisa apa-apa.

Kalau aku tidak menandatangani kontrak dengannya, aku rasa dia akan benar-benar menjual sahamnya kepada orang lain.

Karena itu, aku hanya bisa menandatangani kontrak dengannya. Harganya 108 juta yuan, lalu akan ditransfer tiga kali ke rekening pribadinya.

Tentu saja, harga ini tidak sembarangan aku berikan. Ini adalah harga estimasi yang diberikan oleh tim profesional. Sebenarnya aku telah memberikan harga yang terbaik. Aku tidak mengambil kesempatan untuk menekan harga. Sebaliknya, aku memberikan harga yang sangat tinggi.

Setelah menandatangani kontrak aku menjulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Winsen Chen, aku mendapati telapak tangannya dingin. Tatapan matanya penuh kebencian dan ketidakberdayaan.

Setelah itu dia mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto halaman tanda tangan kontrak. Melihatnya melakukan semua ini, aku merasa sangat aneh, apa yang telah terjadi?

"Direktur Chen, kami sangat berharap kamu bisa tetap tinggal dan terus bekerja. Kamu bisa meminta saham atau gaji tahunan. Berapa yang kamu inginkan katakan saja. Kamu tidak gagal, sebaliknya, kamu telah mendapatkan imbalan yang tinggi. Aku harap kamu tidak membenci kami. "

Winsen Chen tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia mengambil tasnya, lalu berbalik dan pergi, langkah kakinya sangat tergesa-gesa, dia seperti ingin mengejar pertemuan penting.

Melihat kontrak itu, aku merasa seperti sedang bermimpi.

Aku pikir menghadapi Winsen Chen adalah hal yang sangat sulit, tapi aku tidak menyangka malah semudah itu. Sangat mudah sehingga aku bahkan tidak mempercayainya. Tapi , tanda tangan Winsen Chen di dalam kontrak ini sah secara hukum, aku memang sudah membeli saham Winsen Chen .

...

Saat aku menunjukkan kontrak itu kepada Yulianto Hua, dia juga tidak percaya. Setelah membacanya dengan seksama, dia bertanya kepadaku, "Apakah ini benar-benar tanda tangan Winsen Chen ?"

Aku berkata, "Apa yang sedang kamu katakan, apakah mungkin aku meniru tanda tangan Winsen Chen? KEndatipun aku menirunya, itu tidak sah secara hukum. Apakah aku perlu melakukan hal bodoh seperti itu?"

Yulianto Hua kembali memperhatikan surat perjanjian akusisi ini, lalu dia menyimpannya dengan hati-hati , "Harga ini 30% lebih tinggi dari nilai saham Winsen Chen seharusnya. Kita tidak merugikannya. Apakah dia setuju untuk menjualnya karena dia melihat tawaran yang kita berikan membuatnya mendapat banyak uang? "

Aku mengatakan yang sebenarnya, "Sepertinya bukan. Sebelumnya aku saat aku bertemu dengannya, dia menegaskan tidak peduli berapa pun itu dia tidak akan menjual sahamnya. Tapi saat dia datang dengan membawa kontrak, aku merasa dia akan menjualnya tanpa mempedulikan berapa pun harga yang aku tawarkan.

"Dia mengalami masalah? Jadi dia ingin segera lepas tangan?"

Aku menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu. Aku bertanya apakah dia mengalami kesulitan. Dia menolak mengatakan, tetapi dia terlihat sangat cemas. Aku rasa dia pasti memiliki kesulitan. Yang aku khawatirkan sekarang adalah, apakah ada masalah dengan Lanhai Technology , atau situasi perusahaan semakin memburuk dan akan mengalami kehancuran, jadi dia ingin segera lepas tangan? "

Yulianto Hua terlihat sangat percaya diri, "Tidak ada masalah di Lanhai Technology. Di Lanhai Technology ada orangku. Aku tahu situasi Lanhai Technology. Tidak ada yang terjadi. Winsen Chen terburu-buru ingin menjual sahamnya tidak ada hubungannya dengan perusahaan. . "

"Sudahlah, karena kita tidak tahu apa yang terjadi, jangan mencari tahu lagi. Sekarang kita memiliki saham Winsen Chen dan hanya tinggal Peter Shen, tapi harga yang dia diminta sangat tinggi. Kalau kita ingin mendapatkan sahamnya, sepertinya akan sulit. "

"Kamu bisa berbicara dengannya. Kalau dia tidak mau menjual sahamnya, kamu bisa menjualnya saham Winsen Chen yang berada di tangan kita kepadanya."

Aku sedikit terkejut, "Kalau begitu bukankah apa yang kita lakukan sia-sia?"

"Sekarang Winsen Chen sudah keluar, kalau Peter Shen bersikeras ingin menguasai Lanhai Technology , kita akan berinvestasi perusahaan baru untuk Winsen Chen dan menyuruhnya membawa pergi tim mereka, dengan begitu Lanhai Technology akan menjadi perusahaan yang tidak bernilai. Kalau Peter Shen bersikeras, biarkan dia merasakan akibat perbuatannya. ”Kata Yulianto Hua dingin.

"Bukankah seperti ini tidak terlalu baik?"

Yulianto Hua melirikku dengan tidak senang, "Dalam bisnis, seniormu bukanlah orang baik, jangan hanya karena dia menyukaimu kamu ingin melindunginya , dia belum tentu menghargainya."

Aku sedikit kesal, "Aku sedang berbicara tentang bisnis, tolong CEO Hua jangan menghubungkannya ke dalam urusan pribadi."

Yulianto Hua mendengus, "Kalau kamu tidak mau berbicara dengannya, aku yang akan berbicara dengannya. Saat aku melihatnya menatapmu, aku ingin mencungkil matanya."

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu