Nikah Tanpa Cinta - Bab 223 Bukan Orang Jahat
Makan malam keluarga itu berakhir dengan buruk.
Ketika aku dan Yulianto hendak pergi untuk pulang, semua orang masih ada di dalam rumah Keluarga Hua, hanya kami bertiga yang pergi duluan.
Setelah kami pergi, tidak diketahui apakah mereka masih memiliki sesuatu konspirasi yang dibicarakan disana.
Sebelum sampai di Maple Garden, biasanya Melvin akan segera tertidur dengan cepat, tetapi tidak dengan hari ini, dia tampak begitu bersemangat.
Navigasi menunjukkan ada kemacetan di depan, jadi kami beralih ke rute lain. Rute jalanan ini akan melewati bar, dengan lampu neon yang berkedip di sepanjang jalan.
Yulianto menunjuk ke arah jalanan yang ada di luar, "Jalan ini dulunya adalah berada di bawah kuasa Michael, dan di wilayah ini hanya Michael seorang yang dapat mengambil keputusan."
Aku pun menjadi tertarik untuk bertanya kepada Yulianto: "Keputusan apa yang pernah dia buat disini? Apakah dia telah memungut biaya perlindungan di sini, atau apakah dia memiliki bar di sini?"
Yulianto menjawab: “Dia memiliki saham di setiap bar yang ada di sini. Karena dengan menginzinkannya memiliki saham, maka bar itu akan dapat beroperasi dengan aman. Tapi jika sebaliknya, maka setiap hari pasti akan ada masalah di bar itu, mulai dari pembobolan hingga pembakaran. Seiring berjalannya waktu, orang-orang menjadi takut padanya. Michael pun bisa mendapatkan banyak saham di bar ini dengan sedikit uang, jadi semua toko yang ada di jalan ini adalah miliknya."
Ketika kami hendak menyeberangi jalan di dekat bar, tiba-tiba ada seorang wanita muda terhuyung-huyung di sepanjang jalan, lalu ada seorang pria mengejarnya.
Wanita itu tampak sangat mabuk, tampak meneteskan air matanya terhadap pria itu berulang kali.
"Ayah, itu adalah Guru Lin," Melvin tiba-tiba berkata sambil menunjuk ke luar.
Faktanya, aku dan Yulianto pernah melihatnya, wanita yang mengenakan rok itu, dia memang adalah Crystal.
Crystal pernah menjadi guru di taman kanak-kanaknya Melvin dalam beberapa waktu, sehingga Melvin pun masih mengingatnya.
Yulianto menghentikan mobil, tetapi tidak segera turun. Pada saat ini, pria yang mengganggu Crystal itu merangkul pinggangnya.
Crystal pun meronta, lalu menampar pria itu. Kemudian pria itu mendorong Crystal, membuatnya terjatuh ke tanah.
"Ayah, orang itu telah mengganggu Guru Lin," Melvin berkata lagi.
Yulianto menatapku, tapi aku tidak mengatakan sepatah kata pun.
Aku tahu bahwa dia ingin turun dari mobil untuk membantu Crystal, tapi aku merasa bukan kewajibanku untuk mendukungnya melakukan hal tersebut, meskipun aku tidak bermaksud untuk menolaknya.
Yulianto akhirnya turun dari mobil, lalu segera menghampiri pria tersebut.
Aku menggendong Melvin di pelukanku agar dia tidak melihat apa yang sedang terjadi. Aku tidak ingin dia melihat Yulianto berkelahi.
Seperti yang aku duga, Yulianto menyapa pria itu dengan satu pukulan.
Pria itu melawan, tetapi Yulianto segera mengambil alih pria itu dengan tiga tinjuan dan dua tendangan.
Tetapi aku tidak mengharapkan apa yang terjadi berikutnya.
Pria yang telah jatuh kalah itu, berlari ke bar, lalu berteriak beberapa kali. Tiba-tiba ada beberpa belas pria lain yang keluar dari bar, kemudian mengepung Yulianto.
Kali ini, pria itu menunjuk ke mobil kami, seolah memberi tanda bahwa itu adalah mobil Yulianto. Beberapa pria berlari mengelilingi mobil kami dan mulai menendang dengan kaki mereka.
Aku pun segera mengunci semua pintu mobil, "Ibu, apa yang ignin mereka lakukan?" Melvin terlihat ketakutan.
"Tidak apa-apa. Mereka hanya bercanda. Tidak apa-apa," Aku tersenyum, mencoba untuk menenangkan Melvin, tapi di dalam hatiku, aku merasa sangat gugup.
Tentunya aku tidak mengkhawatirkan diriku, yang ku khawatirkan adalah anakku.
Awalnya, aku duduk di kursi belakang bersama anakku. Melihat mobilku telah dikepung, aku pun hanya dapat menenangkan Melvin, kemudian bergegas melompat ke kursi pengemudi, lalu menyalakan mobil.
"Ibu, apakah kita tidak menunggu Ayah?" Melvin berteriak, dia sadar bahwa aku akan segera mengemudikan mobil untuk pergi.
"Ayah punya caranya sendiri. Kita harus pergi dulu, lalu menunggu Ayah di rumah."
"Mereka bukanlah teman Ayah. Mereka berkelahi dengan Ayah," Melvin berseru, "Aku ingin membantu Ayah!"
"Melvin, kamu masih seorang bocah cilik. Saat ini, kamu belum bisa membantu orang dewasa. Maka dari itu, kita hanya dapat meninggalkan tempat ini, dengan begitu Ayah akan merasa tenang," aku mengatakannya sambil bersiap untuk pergi.
Tetapi orang-orang itu ternyata adalah penjahat, begitu melihat diriku, mereka seolah ingin menghabisiku. Bahkan ada seseorang di antara mereka yang naik ke depan mobil.
Berbaring di depan jendela mobilku, Melvin pun menangis ketakutan.
Jika aku memaksakan untuk tetap mengemudikan mobil, aku khawatir pria itu akan jatuh ke bawah, lau aku menabraknya, kemudian pada saat itu tamatlah diriku.
Aku pun segera mengeluarkan ponselku, lalu bersiap untuk menghubungi polisi.
Tetapi pada saat ini, orang-orang di sekitar mobilku tiba-tiba berhenti menendang, situasinya pun seketika menjadi sunyi.
Bahkan orang yang berbaring di depan mobilku, berinisiatif untuk turun dari depan mobil. Aku pun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, tiba-tiba ada seseorang mengetuk jendela mobil. Aku pun menoleh, lalu melihat ada wajah seseorang di depan jendela, aku sungguh membuaku terkejut.
Pria itu berambut abu-abu, wajahnya menempel kuat di kaca. Dia tampak sedikit berubah, tetapi pada kenyataannya dia sudah lebih tua, fitur wajahnya sudah kembali ke penampilan aslinya. Namun, dia tampak sangat tampan, karena dia memiliki darah campuran.
Michael.
Ternyata dia memang belum mati. Dia memiliki perban di kepalanya, salah satu tangannya juga di gips.
Dia terus menggedor jendela mobilku, aku pun mau tidak mau membuka jendela mobilku.
"Hai, kita bertemu lagi," Michael melambaikan tangannya kepadaku sambil tersenyum, "Apakah dia adalah anakmu? Dia sudah tumbuh begitu besar!"
“Biarkanlah kami pergi. Jangan menakuti anakku,” pintaku.
"Aku tidak bilang bahwa aku ingin kamu untuk tetap tinggal. Hai, bocah kecil, panggilah aku paman," Michael tampak sangat tertarik dengan Melvin.
Melvin pun meringkuk ketakutan.
"Melvin, ini adalah Paman Lu," ujarku sambil berpura-pura santai.
Aku harus meminta Michael untuk membantu kami. Aku pun tidak yakin, apakah dengan hanya mengandalkan diriku sendiri, aku dapat menjamin keslamatan Melvin untuk dapat keluar dari jalan ini dengan aman.
Melvin tampak sangat patuh. Meskipun dia merasa takut, dia tetap mendengarkanku, lalu memanggil Paman Lu.
“Ya. Kamu anak yang sangat patuh, dan sangat sopan. Jangan takut, paman akan mengantar kalian pulang ke rumah," ujar Michael sambil tersenyum.
Dia ingin mengantar kami pulang?
Aku pun merasa panik, bagaimana aku bisa membiarkan dia naik ke dalam mobilku?
"Bukalah pintunya, aku akan naik ke dalam mobil, lalu pergi mengantarmu," Michael memberi isyarat kepadaku.
Aku melihat ke depan. Orang-orang itu masih berada di sekitar Yulianto, tapi mereka sudah tidak bertengkar lagi. Mereka hanya mengepung Yulianto.
Yulianto tampak tidak berani bergerak. Dia seolah telah jatuh ke dalam perangkap. Setelah melihat aku dan Melvin dikepung, bagaimana bisa dia berani untuk melawan lagi?
"Biarkanlah kami pergi, tidak baik jika anakku melihat hal ini," kataku kepada Michael.
"Apakah maksudmu itu Yulianto? Dia telah ikut campur, sehingga membuat temanku menjadi marah. Ini sungguh sulit untuk dijelaskan. Mudah untuk mengatakan hal ini bagi wanita dan anak-anak, tapi dia adalah pria dewasa. Jika dia sudah berani ikut campur, maka dia harus berani bertanggung jawab," Michael tersenyum gelap.
Hatiku merasa sangat gundah. Aku sungguh tidak tahu, apakah aku harus pergi sendiri atau meminta tolong pada Michael?
Jika terus meminta tolong padanya, apakah dia akan melepaskan Yulianto?
Aku merasa Michael tidak akan melakukannya.
Sebelumnya, Michael hampir mati di waduk itu. Tidak mudah untuk membuat Yulianto jatuh ke dalam tangannya. Sehingga, bagaimana bisa dia melewatkan kesempatan ini.
Seperti yang kuduga, Michael menatap Yulianto dengan penuh hinaan di wajahnya.
“Seperti yang kamu tahu, Tuan Muda Keempat di Shanghai sungguh berkuasa. Sangat sulit untuk dapat memiliki kesempatan menjebaknya. Jadi saat ini teman-temanku ingin bermain dengannya. Kamu tidak perlu khawatir. Aku berjanji akan mengantarmu pulang dengan selamat, dan tidak akan membuat anakmu takut. Aku rasa kamu juga tidak ingin dia merasa takut bukan?" ucap Michael.
Dengan mendengar Michael mengatakan hal itu, sebenarnya aku merasa tersentuh. Tetapi Yulianto ada di sana sendirian, aku pun tidak dapat merasa tenang. Disatu sisi anakku berada dalam bahaya, dan disisi lainnya pria yang aku cintai juga berada dalam bahaya. Hal ini sungguh membuat hatiku jatuh ke dalam dilema, aku sungguh bingung.
Jika saja Michael tidak muncul, maka aku pasti dapat pergi, lalu mungkin aku tidak akan terjerat. Tetapi, begitu Michael muncul, aku tahu bahwa dia tidak akan dengan mudah melepaskan Yulianto. Sebaliknya, aku justru semakin mengkhawatirkan Yulianto.
"Jika kamu tidak ingin pergi, aku akan kembali minum," Ketika Michael melihat bahwa aku tidak menanggapinya, dia bersiap menoleh untuk pergi.
Kali ini aku benar-benar bingung. Segerombolan orang itu baru saja memukul mobilku, bahkan hampir membalikkan mobilku. Aku tidak bisa membiarkan Melvin mengalaminya hal ini lagi.
Terlebih lagi, aku percaya bahwa selama kami tidak ada di sini, maka seharusnya itu tidak akan menjadi masalah bagi Yulianto. Selain itu, selama aku berhasil melarikan diri, maka aku juga dapat mencari Alfred, lalu menelepon polisi. Itu akan lebih baik daripada membiarkan kami semua terperangkap di sini.
Aku sudah memutuskan untuk membawa Melvin pergi dari sini.
Aku pun berkata kepada Michael, "Aku tidak ingin kamu mengantar kami. Kami akan kembali sendiri."
"Tidak bisa. Jika aku tidak mengantarmu pulang, maka kamu tidak akan bisa pergi." Michael berkata dengan senyuman yang muram.
Aku pun hanya dapat membuka pintu, lalu Michael masuk ke dalam mobil, duduk di kursi pengemudi.
Dia menoleh, lalu tersenyum kepada Melvin yang duduk di kursi belakang, "Siapa namamu Nak? Jangan takut. Paman adalah orang baik."
Jika dia adalah orang baik, maka tidak akan ada orang jahat di dunia.
Novel Terkait
Nikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng