Nikah Tanpa Cinta - Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu

Dalam perjalanan pulang, Yulianto Hua tidak berbicara, aku pun juga tidak berbicara dan sedang memikirkan sesuatu di dalam hati.

Ini adalah situasi yang sering terjadi antara aku dengan dia pada saat di mobil yang sama. Dia adalah pria yang memiliki terlalu banyak rahasia dan tidak pernah mau memberitahu orang dengan mudah. Atau mungkin posisiku di dalam hatinya terlalu rendah, sehingga dia tidak pernah memberitahu rahasianya kepadaku. Intinya, dalam ingatanku selain berdebat dengannya, kami tidak memiliki topik pembicaraan yang bisa dibicarakan.

Perlahan-lahan aku terbiasa dengan cara hidup bersama ini. Diam selalu lebih baik daripada munafik mengatakan banyak kebohongan, setidaknya diam itu lebih realistis.

Aku menyadari bahwa dia mengemudi ke arah yang bukan tempat aku tinggal sekarang, jadi aku memintanya untuk berhenti di pinggir jalan.

Tetapi dia tidak merespon dan juga tidak berhenti mengemudi. Dia hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Tuan Hua, tolong berhenti, aku ingin turun dari mobil." Aku terpaksa meninggikan suaraku.

Dia tetap tidak merespon, dan kemudian mengemudi ke tempat pengobatan Tiongkok yang terkenal di Shanghai. Dia turun dari mobil, membukakan pintu mobil, dan memintaku keluar.

"Kesehatanmu perlu dijaga, obat chinese lebih baik, bahkan tidak perlu disuntik, aku mengenal bos di sini."

Selesai dia berbicara dan tanpa menunggu responku, dia menarikku dan membawaku masuk ke dalam.

Dia membawaku ke tempat pengobatan Tiongkok, dan langsung naik ke lantai tiga, tiba di depan sebuah ruangan kerja, kemudian mengetuk pintunya.

Seorang wanita cantik yang mengenakan mantel putih membuka pintu dan melihat Yulianto Hua, "Kenapa kamu datang ke sini ?"

Tanpa menyapa, wanita itu langsung berkata kenapa datang ke sini, itu pasti orang yang sangat akrab.

"Berobat." Yulianto Hua menjawab dengan singkat.

"Penyakit apa yang bisa kamu miliki ? Penyakit jiwa ?" Wanita cantik itu bertanya dengan serius.

Seketika aku menyukai wanita cantik ini, pertama karena kakinya yang panjang dan pinggangnya yang ramping serta wajahnya yang halus, kedua karena dia berani menyebut Yulianto Hua sebagai orang yang sakit jiwa.

Di dunia ini, orang yang berani menyebut sakit jiwa kepada seorang Yulianto Hua yang sombong pastilah sangat sedikit.

Yulianto Hua tidak merespon perkataannya, dia mendorongku ke depan wanita cantik itu, "Bukan aku yang berobat, tetapi dia."

Wanita cantik itu mengangguk dan tersenyum kepadaku, menyapaku, dan mempersilahkanku masuk.

Aku juga menyapanya.

Kami masuk ke ruangan kerjanya, wanita cantik itu mengisyaratkanku untuk duduk, kemudian memandang Yulianto Hua yang berada di samping, "Dia sedang berobat, untuk apa kamu berada di samping ?"

Yulianto Hua tertegun, berbalik dan keluar. lalu dengan enggan, berbalik dan berkata, "Aku tunggu di depan pintu."

"Keluarlah." Kata dokter cantik itu dengan tidak ramah.

Akhirnya Yulianto Hua keluar dan menutup pintu dengan pelan.

Aku sangat mengagumi keberanian wanita cantik ini. Ini adalah pertama kalinya aku melihat seseorang berbicara dengan nada seperti itu kepada Yulianto Hua, bahkan Yulianto Hua tidak berani melawannya.

Setelah dokter cantik itu memarahi Yulianto Hua, dia tersenyum padaku, memperlihatkan giginya yang putih dan rapi, dia memiliki lesung pipi, benar-benar seorang wanita cantik.

"Berilah tanganmu padaku." Katanya dengan lembut.

Aku mengulurkan tanganku dan dia memintaku untuk rileks, kemudian mulai melihat denyut nadiku.

Selesai melihat, dia mengangguk, "Tidak ada masalah, cukup jaga kesehatanmu dengan baik." Kemudian dia menulis resep obat di komputernya.

Dia menundukkan kepalanya dan menekan keyboard. Aku menatapnya, semakin dilihat semakin cantik, baik fisiknya maupun sikapnya, semuanya terlihat sangat sempurna.

Dia mengangkat kepala dan melihatku yang sedang menatapnya, lalu tersenyum padaku. Dia berdiri dan membuka pintu, ternyata Yulianto Hua benar-benar menunggu di depan pintu.

"Turun dan bayar tagihan, kemudian ambil obatnya."

"Aku ?" Jawab Yulianto Hua dengan tertegun.

"Apakah aku kalau bukan kamu ?" Tanya wanita cantik itu.

Yulianto Hua menaati perintahnya dan menjawab "Oh", lalu pergi.

Dokter cantik itu kembali, "Biarkan dia yang mengurusnya, mari kita berbicara sebentar. Namaku Ivana Hua, apakah kamu Ivory Yao ?"

Aku tertegun lagi, ternyata dia mengenalku ? "Apakah nama keluargamu juga Hua ?"

"Aku kakaknya, dia adalah adikku."

Aku terkejut, Nona besar keluarga Hua ? Tidak heran dia berani memerintah Yulianto Hua.

"Apakah kamu penasaran, mengapa aku berani begitu galak kepadanya ? Dia adalah raja iblis yang terkenal, semua orang takut padanya, tetapi aku tidak takut padanya, tahukah kamu mengapa ?" Ivana Hua berkata sambil tersenyum.

Senyumnya penuh dengan niat baik, dan aku pun menjadi lebih tenang, "Karena kamu adalah kakaknya." Aku juga menjawab sambil tersenyum.

"Bukan, itu karena aku lebih galak dari dia." Ivana Hua tiba-tiba tertawa dengan penuh semangat.

Aku juga tertawa. Aku semakin menyukai wanita cantik ini.

"Aku tahu sesuatu tentang kalian, meskipun aku tidak tahu secara rinci. Tetapi aku mendukung pernikahan kalian, kejarlah kebahagiaan kalian." Kata Ivana Hua.

Aku sedikit sedih, dan hanya tersenyum.

"Apakah ada yang ingin kamu katakan ?" Dia adalah wanita yang sangat cerdas dan dia segera dapat menebak ekspresiku.

"Dia tidak mencintaiku, dia hanya memanfaatku untuk menyingkirkan Felicia Chen. Dia menyukai Crystal Lin." Aku berkata sambil tersenyum pahit.

"Crystal Lin sangat penting baginya, jangan salahkan dia." Kata Ivana Hua.

Aku menghela nafas dalam hati, mereka adalah kakak beradik, sudah pasti dia akan membela adiknya. Aku seharusnya tidak mengatakan ini.

"Jangan mengira aku sedang membelanya, aku mengatakannya secara objektif. Yulianto pernah kehilangan penglihatan selama dua tahun, gadis itulah yang merawatnya selama dua tahun. Tetapi ketika penglihatannya sembuh, gadis itu tiba-tiba menghilang. Ini menjadi penyesalan terbesar dalam hati Yulianto. Dia mengumpulkan banyak barang-barang gadis itu dan meletakkannya di lantai tiga rumahnya, tentu kamu pasti sudah mengetahui hal ini, bukan ?"

Aku terkejut lagi, Yulianto Hua pernah kehilangan penglihatan ? Dengan kata lain, dia buta selama dua tahun ? Crystal Lin yang merawatnya ?

"Saudaraku, ada beberapa hal yang perlu anda ikhlaskan, setiap hati orang memiliki seseorang yang tak tergantikan." Kata Ivana Hua.

Aku mengangguk, "Ternyata seperti itu. Tetapi sekarang dia tidak perlu menyesali lagi, karena Crystal Lin sudah kembali."

Kali ini giliran Ivana Hua yang memelototinya, "Crystal Lin sudah kembali ? Dia telah menghilang selama bertahun-tahun, Yulianto terus mencarinya dan tidak menemukannya, dan sekarang dia telah kembali ?"

"Benar. Aku telah melihatnya dengan mata kepala sendiri." Aku tersenyum pahit, "Kamu benar, aku seharusnya membiarkan mereka bersama....."

Sebelum aku selesai berbicara, terdengar sebuah ketukan dari luar pintu. Yulianto Hua sudah kembali.

"Ayo pergi." Yulianto Hua menatapku sambil berkata.

Ivana Hua berjalan mendekatiku, "Berilah nomor ponselmu, apakah kamu minum anggur ? Kita bisa membuat janji untuk minum bersama."

Aku memberikan nomor ponselku kepadanya, dia juga mengetik nomornya di ponselku, dan aku menyimpannya.

"Apa yang ingin kamu lakukan ?" Yulianto Hua memandang Ivana Hua.

Ivana Hua mengabaikan Yulianto Hua dan tersenyum padaku, "Jika sakit, carilah aku, jika ada yang berani menyakitimu, juga carilah aku, kita bisa membuat janji bertemu kapan saja."

"Dasar peminum." Yulianto Hua menyindir.

Dapat dilihat bahwa hubungan kakak beradik ini sangat baik. Tiba-tiba aku merasa iri, jika aku memiliki kakak seperti dia, betapa bahagianya aku. Sayangnya, aku tidak mempunyai kakak. Aku bahkan tidak tahu siapa orang tua kandungku.

"Orang itu jahat, kamu tidak perlu peduli padanya." Tiba-tiba Yulianto Hua berkata.

Beraninya dia mengatakan bahwa Ivana Hua jahat, aku meliriknya, "Tidak sejahat kamu, bukankah mengatakan sesuatu buruk di belakang orang lain bukanlah hal yang seharusnya dilakukan oleh pria ?"

Raut wajahnya sedikit dingin, "Dia akan membawa pengaruh buruk padamu. Tidak ada yang bisa diandalkan dari dia."

Hal yang tidak dapat diandalkan di matanya, itu pasti yang paling dapat diandalkan.

Tiba di depan pintu, aku tidak masuk ke dalam mobilnya, dan langsung pergi ke tepi jalan untuk menunggu taksi.

Aku dikeluarkan dari Maple Garden olehnya, oleh karena itu, aku tidak akan kembali ke sana.

"Aku telah memberitahu Melvin bahwa kamu akan menjemputnya sepulang sekolah." Yulianto Hua dapat melihat bahwa aku tidak ingin kembali ke sana, dia berjalan mendekatiku dan berkata.

Aku tidak memberi respon.

"Aku akan memberitahunya bahwa ibunya sudah tidak menginginkannya." Katanya lagi.

Orang ini jahat, aku tidak tahu apakah yang dikatakannya itu benar atau salah. Aku juga sangat merindukan Melvin, tetapi aku benar-benar tidak ingin kembali bersamanya. Dia mengeluarkanku, dan sekarang menyuruhku kembali, dia menganggapku seperti apa ?

“Demi Melvin, mari kita pulang."

Melihatku tidak bergerak, dia mengulurkan tangannya dan menarikku ke dalam mobilnya.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu