Nikah Tanpa Cinta - Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan

Aku hampir saja tak bernapas.

Tentu saja aku berharap pria itu mengatakan jika dia mengenal Crystal Lin, karena pada dasarnya mereka telah bertemu di klinik. Mereka tidak mungkin saling tak mengenal.

“Aku tak mengenal dirinya.” Pria itu mengucapkan empat kata secara perlahan.

Crystal Lin terlihat lega dan menatap Yulianto Hua, "Aku juga tidak kenal dia."

Yulianto Hua tidak menjawab, tetapi memandang pria itu, “Jika kamu tidak mengatakan yang sebenarnya, aku akan membuatmu lebih menderita."

Pria itu tiba-tiba tertawa, "Yulianto Hua, jika kamu memiliki keberanian maka bunuhlah aku. Jika kamu tidak membunuhku, cepat atau lambat akulah yang akan membunuhmu."

Aku tidak dapat menahan diri bertanya, “Kamu bilang tidak mengenal Crystal Lin. Kamu jelas bersamanya pagi ini. Beraninya kamu mengatakan kamu tidak mengenalnya?"

“Nona Yao, tolong jangan sembarangan berkata tanpa bukti. Kapan kamu melihatku bersamanya? Aku sama sekali tidak kenal pria ini!” Crystal Lin berkata dengan penuh semangat.

“Aku sendiri yang mendengar perbincangan kalian dan kamu bilang kamu tidak kenal dia? Kamu jelas berbohong. Yulianto Hua, aku bertanya padamu, apakah hari ini Crystal Lin mengirimimu foto dan mengatakan bahwa Rick Chen dan Aku sedang bersama. Jika Crystal Lin tidak berada di dekat klinik, bagaimana dia bisa mengambil fotoku dan Rick Chen yang sedang bersama-sama? Mengapa kamu tidak bertanya padanya apa yang dia lakukan di sana? Mengapa kamu percaya pada wanita ini?”

“Aku tidak begitu. Jelas bahwa kamu dan orang ini bekerja sama untuk menyakiti Yulianto Hua. Kamu yang mengunjunginya bukan aku, kamulah yang memerintahnya." Crystal Lin mengubah keanggunannya yang biasa dan mulai meninggikan suaranya.

Aku tidak bersuara, hanya melihat Yulianto Hua.

Aku percaya dia bisa memiliki kedudukan saat ini, pastinya bukan karena sembarangan. Jika tidak tidak mungkin Shanghai mempunyai julukan kejam kepada 'Tuan Muda Keempat', Aku percaya bahwa dia memiliki penilaiannya sendiri.

Jika aku bertengkar dengan Crystal Lin, maka situasinya menjadi tak baik. Dia akan bilang dirinya benar dan aku juga katakan bahwa diriku benar. Adegan itu akan menjadi pertengkaran antara ibu-ibu yang memberi sayur di pasar, yang akan membuat Yulianto Hua sangat marah dan juga tak menguntungkan untuk situasi ini.

Jadi menahan diri untuk diam dan melihat apa yang akan dilakukan Yulianto untuk membereskan masalah ini.

Tapi Yulianto Hua mengabaikan pertengkaran antara aku dan Crystal Lin, lalu bertanya pada pria itu, “Jadi kamu tidak mengenal kedua orang ini?”

Mata lelaki itu menatapku dan seketika aku menjadi gugup. Jika dia mengatakan dia mengenalku, maka walaupun aku terjun ke Sungai Huang sekalipun takkan bisa membersihkan aku dari tuduhan ini.

Crystal Lin juga sangat gugup, dia menatap pria itu. Berharap pria itu menerkamku.

“Aku tidak kenal.” Pria itu berkata.

“Lalu mengapa kamu menyerangku?” Yulianto Hua bertanya dengan dingin.

“Karena kamu bukanlah hal yang bagus, karena aku membencimu.”

“Mengapa kamu membenciku?” Yulianto Hua bertanya lagi.

Pria itu tiba-tiba diam dan berhenti berbicara. Kemudian mengangkat kepalanya, “Yulianto Hua, kamu bunuh saja aku, jika kamu tidak membunuhku, cepat atau lambat aku akan membunuhmu.”

“Bagus, jika kamu memiliki kemampuan, kamu akan menemukan kesempatan lain untuk membunuhku. Jika kamu tidak memiliki kemampuan, kamu bisa pergi jauh.” Yulianto Hua melambaikan tangannya dan memberi sinyal pada Alfred Jiang untuk melepaskan pria itu.

Tindakan ini benar-benar berada di luar tebakan orang-orang, bahkan pria itu tak berani mempercayai.

“Tuan Muda Keempat...” Alfred Jiang memandang Yulianto Hua, arti dari tatapan itu adalah apakah dia bermaksud membiarkannya pergi dengan semudah itu?

“Biarkan dia pergi. Aku akan melihat cara apa yang bisa dia gunakan untuk membunuhku.” Yulianto Hua berkata dengan ringan.

Alfred Jiang melambaikan tangannya dan bawahannya membuka ikatan tali di tangan pria itu. Pria itu mengendurkan tangan dan kakinya dan perlahan berjalan keluar.

Aku jelas melihat, ketika dia melewati Crystal Lin. Crystal Lin memalingkan wajahnya dan tidak menghadapinya secara langsung.

Aku tidak percaya Yulianto Hua buta. Dia bahkan tidak bisa melihat kesalahan nyata seperti itu, kecuali dia pura-pura tidak melihatnya.

Setelah menyadari bahwa Yulianto Hua benar-benar tidak meminta orang lain mengejarnya, saat itu dia berlari keluar dari gudang.

"Orang ini ya... jika ditahan maka akan mendatangkan banyak masalah, dan saat kalian menangkapnya hari ini, pasti ada seseorang yang melihatnya, jadi kita tidak boleh membiarkan dia mati di sini. Cepat cari pria itu dan akhiri dia." Yulianto Hua berkata dengan dingin.

"Baik." jawab Alfred jiang.

"Tidak bisa. Meskipun orang ini menyerangmu,tapi tak perlu sampai membunuhnya. Kalian jangan melukainya. Dia hanya menerima perintah, orang yang harus mati itu adalah dalang di balik semua ini." Aku langsung menghalanginya.

"Apakah aku membutuhkan pengajaran darimu?" Yulianto bertanya dengan suara dingin.

Nada suaranya sangat dingin, tetapi saat melihatku sorotan matanya tampak memiliki arti yang lain.

"Orang ini ingin menusukmu dengan pisau, tapi dia belum melakukannya, dan dirimu sudah ingin membunuhnya, apakah nyawa seseorang sangat tak berarti untukmu? Aku melarangmu untuk melakukan hal itu. Jika kamu benar-benar tak tahan dengan sikapnya, kamu bisa membawanya ke kantor polisi, biarkan hukum yang menentukan dia masuk penjara. Kenapa harus membunuhnya?" Dengan nada keras aku menentangnya.

Meskipun aku tahu tidak ada gunanya bagiku untuk menentangnya, tapi aku akan mencoba yang terbaik.

Bagaimana bisa dengan mudah membunuh orang seperti ini? Ini adalah negara sosial. Apakah tidak perlu memikul tanggung jawab setelah membunuh orang?

"Crystal, bagaimana menurutmu?" Yulianto Hua menatap Crystal Lin dan mata wanita itu mulai berbinar lagi.

"Aku tidak mengerti urusan kalian para pria. Namun, jika orang ini berani menyerangmu, dia pasti akan mengancam keselamatanmu nanti. Sangat tepat bagimu untuk menanganinya seperti ini. Lagi pula, keselamatanmu adalah hal yang paling penting. " Kata Crystal Lin lembut.

Wanita yang kejam!

Pria itu jelas bersamanya, tapi dia mendukung Yulianto Hua untuk membunuh pria itu.

"Bahkan Chrystal berpikir seperti itu, maka akan aku lakukan." Yulianto Hua selesai bicara dan berbalik untuk pergi ke luar.

Aku bergegas menghentikannya, "Yulianto Hua, tindakanmu ini seperti meremehkan hidup seseorang, masalahnya masih tidak jelas, kamu tidak bisa melakukan ini! Jika kamu bersikeras untuk melakukannya maka aku akan menelepon polisi."

"Menelepon polisi? Telepon saja. Minggir." Yulianto dengan kasar mendorongku, dengan langkah besar melaju.

Crystal Lin dengan ekspresi senangnya menatapku, "Nona Yao, urusan Yulianto kamu tak perlu mengurusnya. Yulianto adalah orang yang memiliki pemikirannya sendiri, dia takkan mendengarmu. Kalian suami istri ada masalah bisa diskusikan dengan baik-baik, tak perlu sampai memicu pertengkaran.

Aku ingin mengejarnya, tetapi Alfred Jiang menghalangiku, "Tenang."

Aku menghela nafas panjang. Tampaknya aku memang harus menenangkan diri.

Sejak Yulianto Hua datang, dia benar-benar membuat orang merasa kecewa, bahkan kepada kesalahan Crystal Lin dia bersikap tak acuh, ini benar-benar tak seperti dirinya.

Yulianto Hua adalah orang yang sangat pintar.

Dimulai sejak anak yang mengidap penyakit serius, hingga ketika dia menipuku sampai ke pernikahan, memanfaatkanku untuk menghindar dari pernikahan dengan Felicia Chen, lalu dia mendapatkan hak asuh atas anak itu. Semua hal telah dipersiapkannya dengan sangat baik, tanpa kekurangan satu apapun.

Sekarang dalam menghadapi masalah ini, dia bertindak seperti seorang idiot. Bagaimana bisa?

"Kak Alfred, apakah dia sengaja melepaskan lelaki itu?" Aku agak mengerti.

"Sekarang, meskipun kamu mengatakan bahwa pria itu dan Crystal Lin saling kenal, kamu tidak memiliki bukti langsung untuk membuktikan bahwa mereka berhubungan. Dengan temperamen Tuan Muda Keempat, dia tidak akan menerima kata-kata sepihak kamu. Jadi dia akan membuatnya menjadi fakta." Kata Alfred Jiang.

"Jadi pria itu akan pergi menemui Crystal Lin?" Aku akhirnya mengerti.

Tidak heran tatapan Yulianto Hua padaku penuh arti tadi.

Aku senang bahwa Yulianto Hua bukanlah orang bodoh.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu