Nikah Tanpa Cinta - Bab 315 Tidak keluar
Dalam ruang rapat yang kosong hanya tersisa aku dan Aulex Tsu. Aku juga mengamatinya dengan serius.
Gen Keluarga Tsu benar-benar bagus, Julian Tsu adalah pria tampan yang memecah rekor, Aulex Tsu ini meskipun tidak setampan Julian Tsu, tapi juga termasuk pria tampan.
“Kamu bermarga Yao, betul?” Aulex Tsu memandang aku.
“Benar, nama aku Ivory Yao.” Jawabku.
“Dari kecil kamu bermarga Yao?” Dia menanyakan pertanyaan yang aneh.
Walaupun pertanyaan ini terdengar aneh, tapi sebenarnya juga tidak tiba-tiba. Aku kira-kira mengerti apa yang dia pikirkan.
“Dari kecil bermarga Yao.” Jawabku dengan tenang.
“Hm.” Dia mengangguk, “Aku ada dengar Julian ada dekat dengan seorang wanita, itu kamu?”
“Aku dan CEO Tsu adalah kakak adik, aku memanggilnya kakak.” Jelasku.
“Aku dengar dia sakit, masih dirawat inap?” Tanya dia tiba-tiba, dan matanya menatap lurus ke aku, seolah mau melihat isi pikiranku.
Aku membalas tatapannya dengan datar, “Tidak, kakak kedua sudah sembuh, tapi dia sedang mempersiapkan proyek baru, jadi tidak keluar.”
“Begitukah? Proyek apa itu?” Dia tetap mengamati aku.
“Sepertinya proyek tentang sumber energi baru, detailnya aku juga kurang jelas. Kakak kedua punya satu kebiasaan, sebelum dia memikirkan proposal perencanaan dengan jelas, dia tidak akan membocorkannya. Kalau CEO Tsu tertarik, boleh tanya sendiri ke kakak kedua.”
Tentu saja aku sengaja menyuruhnya bertanya ke Julian Tsu. Julian Tsu sekarang tidak dapat berjalan, pada dasarnya juga tidak akan memberitahu siapa pun rahasia ini, jadi tentunya juga tidak akan menemui Aulex Tsu.
“Setelah pulang ke sini aku memang mau menemuinya, tapi mendengar dia menyendiri untuk memikirkan proyek, aneh sekali. Lalu apakah kamu bisa membantu aku menyampaikan janji bertemu dengannya? Bilang saja sesama saudara sudah sekian tahun tidak bertemu, aku sangat ingin menemuinya.”
Hampir tanpa ragu-ragu aku mengiyakan, “Kakak kedua pasti senang mendengar CEO Tsu pulang.”
“Kamu jangan memanggil aku CEO Tsu lagi, ada begitu banyak orang di Keluarga Tsu, begitu banyak CEO Tsu, tidak bisa dibedakan dengan jelas, kalau memang kamu memanggil Julian kakak kedua, kamu panggil aku kakak pertama saja. Atau panggil aku kak Aulex?”
Aku tertawa tanpa menjawab. Aku tidak berniat memanggilnya kakak pertama, bukan semua orang bisa membuat aku memanggil dengan sebutan kakak pertama.
“Baiklah kalau begitu, kamu bantu aku mengajak Julian untuk makan malam bersama malam ini.”
Aku mengangguk menyanggupi lagi, “Baik, CEO Tsu, kalau tidak ada apa-apa lagi, aku pergi dulu.”
“Baik, kamu pergilah.” Aulex Tsu melambaikan tangan.
Aku datang ke tempat parkir, kemudian pergi dari situ, aku menyetir dengan lamban, sambil memperhatikan apakah ada mobil yang membuntuti aku.
Ternyata benar, ada sebuah mobil Toyota putih mengikuti aku di belakang. Aku pelan, dia juga pelan, aku cepat, dia juga cepat. Setelah memastikan dia memang membuntuti aku, aku mengubah arah ruteku menuju villa Julian Tsu.
Dia juga terus mengikuti sampai sekitar villa Julian Tsu, kemudian tidak membuntuti lagi.
Aku memarkir mobil, kemudian masuk ke villa. Hampir semua pembantu Julian Tsu mengenal aku, aku meminta mereka untuk menyiapkan makan siang, aku mau makan di sini.
Aku pergi ke ruang kerja Julian Tsu, meneleponnya dan memberitahu dia bahwa ada mobil yang membuntuti aku, jadi sementara aku tidak dapat pulang ke Nanju Villa.
Dia menjawab, “Kamu tidak perlu pulang, dua hari ini kamu tinggal di tempatku. Nanti malaman kamu baru ke sini dan kita berunding.
Setelah makan siang, aku keluar lagi dengan mobil, ternyata Toyota putih tersebut masih belum pergi, dia membuntuti aku lagi. Aku berkeliling dulu di plaza yang lebih besar di Kota Y, kemudian SPA dengan menggunakan kartu yang Julian Tsu beri, saat kembali ke villa Julian Tsu, hari sudah sore.
Aku memarkir mobil, meminta pembantu mencarikan setelan pakaian ganti, memakai helm, kemudian keluar dari villa dengan motor yang biasanya pembantu pakai untuk pergi membeli sayur. Toyota putih itu masih di sana, tapi kali ini dia tidak membuntuti aku. Orang di mobil itu pasti mengira aku masih di dalam villa.
Untuk menjaga-jaga, aku memarkir motor tersebut di tempat parkir pasar, lalu lewat pintu belakang aku naik taksi.
Sampai di sekitar Nanju Villa, aku keliling lagi di plaza, setelah memastikan tidak ada yang mengikuti aku, barulah aku masuk ke Nanju Villa.
Julian Tsu sedang berendam dengan obat tradisional, aku menunggu sekitar belasan menit, baru dia keluar dengan kursi roda.
“Kakak kedua, kamu sudah lebih baik?”
“Perlu pelan-pelan untuk memulih, hari ini bagaimana?”
Aku melaporkan keadaan rapat dan pendapat dari masing-masing orang. Dia mendengar dengan diam, juga tanya sebentar di bagian yang tidak jelas. Setelah selesai mendengar, dia merenung dengan diam. Aku yang duduk di sampingnya juga tidak bersuara.
Kemudian aku teringat sesuatu yang mendesak, “Oh iya kakak kedua, CEO Tsu itu mau mengajak kamu makan, waktunya malam ini, aku sudah menyanggupinya, sekarang harus bagaimana menghadapinya?”
“Aku telepon ke dia saja.” Ujar Julian Tsu, “Kamu dorong aku ke taman di luar saja, keadaan sekitar jangan terlalu sepi.”
Aku mendorong kursi roda Julian Tsu ke taman, Julian Tsu menelepon ke Aulex Tsu, isi teleponnya mengatakan awalnya mau makan bersama, tapi karena baru sembuh dari penyakitnya, lambungnya masih tidak nyaman, jadi makan bersamanya lain hari saja.
Usai mengobrol sepatah dua patah kata, Julian Tsu mematikan telepon. Kemudian ia berdiam diri agak lama di situ.
Aku tidak menganggunya, sampai ketika pembantu sudah selesai mempersiapkan makan malam, aku baru mendorongnya masuk.
Tubuh Julian Tsu terlalu lemah, makannya sangat tawar. Sedangkan aku juga karena ada masalah di dalam hati, jadi tidak nafsu makan..
Julian Tsu selesai makan terlebih dahulu, kemudian perlahan meminum teh obatnya. Tidak berhentinya dia menyuruh aku makan yang banyak, dia bilang aku juga baru keluar dari rumah sakit, perlu menambah nutrisi.
Sehingga aku memaksakan diri untuk makan banyak sedikit, telepon dari Yulianto Hua datang lagi.
Belakangan ini dia sangat lengket, bahkan lengketnya ini tidak masuk akal. Karena dia sudah menjaga aku di rumah sakit selama satu minggu, aku juga sudah lumayan menghargainya. Tapi orangnya ini adalah jenis orang yang dikasih hati minta jantung, asalkan dilengketi olehnya, dia tidak akan melepaskan aku dengan gampang.
Aku menepi untuk mengangkat telepon dan membohonginya aku sedang rapat. Dia berkata, “Sudah jam berapa sekarang, kamu masih rapat? Kamu buka video biar aku lihat.”
Tindakan yang sedikit-sedikit mau membuka kamera video ini membuat aku sangat tidak suka, padahal sudah bukan anak kecil, mana ada yang seperti ini? Aku bilang tidak leluasa, kalau ada apa-apa cepat katakan saja, kalau tidak ada apa-apa aku matikan dulu.
Dia protes sikapku tidak baik, aku pun tidak menghiraukannya. Mungkin dia juga tidak ada hal penting yang mau dibicarakan, jadi setelah basa basi aku pun mematikan telepon.
“Yulianto Hua lagi?” Tanya Julian Tsu sambil tertawa.
Aku mengangguk dengan tidak enak hati, tidak tahu harus bagaimana menjelaskan hal ini. Karena Julian Tsu tidak setuju aku tetap bersama Yulianto Hua. Tentu saja dia juga tidak bermaksud lain, memang hanya demi kebaikanku.
“Kamu dengan dia bagaimana sekarang?”
“Sejak setelah pulang dari Kota Y aku sakit. Kemudian menjalani pengobatan dan diisolasi, dia tidak percaya yang seperti ini, jadi terus menemani di samping. Setelah itu ada sedikit kontak. Pada dasarnya hanya begitu saja, tidak ada yang lain.”
Julian Tsu mengangguk, “Kelihatan sekali kamu memang menyukainya. Kamu tidak pernah benar-benar melepaskan dia.”
Aku segera membantah, “Tidak juga, tapi aku mau benar-benar putus hubungan dengannya itu tidak terlalu memungkinkan, karena aku dan dia punya anak bersama. Aku harus kontak dengannya, baru bisa tahu kabar anakku.”
Ini adalah perkataan jujur, tapi sepertinya juga mencari alasan untuk aku sendiri.
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyDon't say goodbye
Dessy PutriMy Goddes
Riski saputroAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanGue Jadi Kaya
Faya SaitamaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaI'm Rich Man
HartantoNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng