Nikah Tanpa Cinta - Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi

"Sudah cukup, Tuan Hua, aku benar-benar punya urusan, tolong jangan menghalangiku, tolong, meskipun aku tahu ini wilayahmu, tapi tolong hormati aku?"

Mendengar ucapanku ini, sorot mata Yulianto Hua berubah menjadi dingin, dan akhirnya dia melepaskan tanganku. "Kamu tidak naik mobil kemari. Mobilmu ada di garasi, kamu bisa menggunakannya. Jangan naik taksi, tidak aman."

Aku mengucapkan terima kasih.

"Mobil itu adalah milikmu, tidak perlu berterima kasih. Saat suasana hatimu sudah jauh lebih baik, beri aku kesempatan untuk menjelaskannya."

"Nanti kita bicarakan lagi."

...

Lokasi yang Michael Lu kirimkan kepadaku ternyata adalah sebuah stadion. Ketika aku sampai di depan pintu, aku mendengar suara sorak-sorai dari dalam.

Benar, hari ini adalah akhir pekan, dan hari ini ada pertandingan sepak bola di sini . Aku menelepon Michael Lu, dia keluar untuk menjemputku, lalu membawaku duduk di area VIP.

“Kamu suka sepak bola tidak?”Michael Lu bertanya kepadaku, tapi aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas, karena suara para penggemar sepak bola di tempat itu sangat keras, setelah dia mendekat aku baru bisa mendengarnya dengan jelas.

"Dulu aku suka," jawabku.

“Temani aku nonton bola, setelah kamu menemaniku nonton bola, aku baru memberikannya kepadamu.” kata Michael Lu.

“Baik.”jawabku santai. Lagian, aku tidak ada urusan, anggap saja menemaninya menonton bola sebagai kompensasi karena dia sudah membantuku melakukan banyak hal.

Orang yang duduk di sebelahku sepertinya adalah sekelompok penggemar sejati. Suara sorak-sorai mereka benar-benar bersemangat, mungkin salah satu dari pemain adalah bintang sepakbola, setiap kali orang itu menggiring bola, orang-orang akan sangat bersemangat.

Saat ini seseorang datang untuk mengantarkan soda untuk Michael Lu. Michael Lu memberikan satu botol kepadaku, aku mengambilnya, tapi aku tidak membuka dan meminumnya, aku hanya meletakkannya di samping kakiku.

Saat ini, satu pemain menggolkan bola, suasana di dalam lokasi langsung heboh. Orang-orang di sebelahku mulai membuat gelombang manusia, dan membuat suasana menjadi klimaks.

Michael Lu membelai rambut abu-abunya yang sebahu lalu dia menoleh dan menantapku, "Seru tidak?"

Aku mengangguk, "Suasananya sangat seru."

“Mainanku dan Yulianto Hua berbeda, tapi tidak membosankan seperti dia. Setelah kamu bermain denganku, kamu akan menyadari sisi baikku.” dia mulai lagi.

Ucapan seperti ini sangat sulit dijawab, atau tidak mungkin tidak bisa dijawab. Aku hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa, lalu memberi isyarat kepada Michael Lu untuk melanjutkan menonton pertandingan.

Saat ini, ponsel di dalam tasku bergetar, Yulianto Hua meneleponku. Aku tidak menolak panggilan teleponnya, juga tidak menjawab panggilan teleponnya.

Kemudian Yulianto Hua mengirimkan sebuah foto kepadaku, orang yang berada di dalam foto adalah aku dan Michael Lu, dan lokasinya adalah tempat ini.

Ini menunjukkan di sekitarku ada orang yang mengenaliku, dan orang ini juga kenal dengan Yulianto Hua jadi dia memfotoku dan mengirimkannya kepadanya.

Aku melihat sekeliling tapi tidak menemukan ada orang yang aku kenal. Mungkin orang itu mengenalku, tetapi aku tidak mengenalnya.

Dikarenakan Yulianto Hua sudah melihat aku bersama dengan Michael Lu, dengan temperamennya, sangat mungkin dia akan datang kemari. Untuk menghindari masalah yang tidak diperlukan, aku merasa aku harus pergi dari sini.

Aku memberitahu Michael Lu aku ingin pergi, tapi dia sedang fokus menonton pertandingan, selain itu tempat ini terlalu berisik, jadi dia tidak mendengar apa yang aku katakan. Jadi aku hanya bisa mengatakannya lagi dengan suara keras, setelah itu dia baru mendengarnya.

"Kenapa kamu pergi terburu-buru? Babak pertama belum berakhir, dan masih ada babak kedua. Karena sudah datang, nontonlah sampai selesai. Kamu sudah berjanji akan menemaniku menonton pertandingan. "Michael Lu sangat tidak senang.

Tentu saja aku tidak bisa memberitahunya kenalan Yulianto Hua memfotoku, jadi aku harus pergi. Kalau Michael Lu tahu alasan kenapa aku mau pergi, mungkin dia semakin tidak akan membiarkan aku pergi.

“Perutku sedikit sakit, aku mau pergi beli obat.”aku hanya bisa mencari alasan.

“Kamu mau beli obat apa, aku akan menyuruh orang membelikannya untukmu, lalu membawakan air hangat untukmu.” kata Michael Lu.

"Tidak perlu, aku ingin membelinya sendiri, bagaimana kalau kamu lanjutkan menonton, aku akan pergi membelinya, setelah itu aku akan datang menemuimu lagi, bagaimana?"

“Sudahlah, aku juga tidak mau nonton lagi, aku akan menemanimu.” Michael Lu berdiri.

"Tidak perlu, kamu nonton saja, aku bisa sendiri."

"Ayo pergi, mana mungkin aku membiarkanmu sendiri."

Sambil berjalan keluar, dari waktu ke waktu Michael Lu menoleh untuk melihat situasi di dalam stadion. Sepertinya dia sangat menyukai sepak bola dan jelas sekali dia enggan untuk pergi.

Aku ingin membujuknya untuk melanjutkan menonton, tapi aku tahu dia pasti akan menolak, jadi aku tidak jadi mengatakannya.

Keluar dari stadion, saat berada di luar. Suara sorak-sorai sudah tidak terdengar di telingaku, aku langsung merasa jauh lebih tenang.

“Di dekat sini ada apotek, aku sangat familier dengan area disekitar sini, bagaimana kalau aku membawamu ke sana?”kata Michael Lu.

"Tidak usah, bukankah ada sesuatu yang ingin kamu berikan padaku, berikan padaku, setelah itu aku akan pulang untuk beristirahat."

Alis Michael Lu terangkat lalu dia mengelus rambut panjangnya, "Tidak bisa, kamu tidak menemaniku menonton pertandingan sampai habis, sekarang kamu sudah mau pergi , bukankah sikapmu ini sangat tidak tulus? Hari ini kamu harus menemaniku, kamu tidak boleh ingkar janji, kalau tidak aku tidak akan memberikannya kepadamu. "

"Kalau begitu tidak usah lagi," kataku santai, lalu aku berjalan ke tempat aku memarkirkan mobilku.

Aku berbuat seperti ini supaya Michael Lu cepat pergi dari sini dan agar dia tidak bertemu dengan Yulianto Hua. Kalau dugaanku benar, Yulianto Hua pasti sedang dalam perjalanan kemari.

Tapi Michael Lu mengikutiku, saat aku membuka pintu dan masuk ke dalam mobil, dia juga segera membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. "Apakah kamu perlu tergesa-gesa melarikan diri dariku seperti ini? Aku tidak punya maksud jahat. Tadi kamu berpura-pura ingin membeli obat kan, kamu hanya ingin melarikan diri dariku, kan?"

Setelah aku menyalakan mobil lalu melajukan mobilku dengan cepat dan pergi meninggalkan stadion, aku baru merasa jauh lebih lega.

"Ada apa sebenarnya? Sepertinya ada yang tidak beres denganmu, kamu berpura-pura ingin membeli obat, kenapa kamu terburu-buru pergi meninggalkan stadion? Apakah karena kamu ingin menghindari seseorang?"

Aku sangat salut, dia bahkan bisa menebak hal ini dengan benar, sungguh luar biasa. Tapi aku tidak boleh mengakuinya, aku mengatakan tidak dan aku benar-benar sakit.

Agar terlihat asli, aku mengehentikan mobilku di depan apotek lalu masuk dan membeli sebotol vitamin.

“Sepertinya suasana hatimu sedang tidak baik, kamu mau main apa, aku akan menemanimu?” Michael Lu bertanya kepadaku.

Aku bilang aku baik-baik saja, suasana hatiku juga tidak sedang buruk, dan aku juga tidak ingin main apa-apa.

"Kalau suasana hatimu benar-benar buruk, bagaimana kalau aku mencari orang untuk kamu pukuli? Dengan begitu kamu bisa melampiaskan amarahmu."

Idenya ini benar-benar sesat, tapi cara seperti hanya cocok untuknya, sama sekali tidak cocok untukku. Memukuli orang tidak bisa menghilangkan amarahku, karena ini adalah permasalahan di hatiku, bukan kemarahan biasa.

“Kalau begitu bagaimana agar kamu bisa senang?” Michael Lu berkata dengan serius, “Sangat jarang kamu bisa bersamaku. Melihatmu tidak senang membuatku frustasi.”

Aku berusaha memaksakan tersenyum, "Bukankah ada yang ingin kamu berikan kepadaku? Setelah kamu memberikannya kepadaku aku akan langsung senang."

Michael Lu terlihat sangat tidak bersedia, "Baiklah, tadinya aku ingin kamu bermain denganku sebentar, tapi malah membuatmu tidak senang, kalau begitu aku akan memberikannya kepadamu."

Aku sangat penasaran, apa sebenarnya yang ingin Michael Lu berikan kepadaku?

Dia mulai meraba-raba, lalu dia mengerutkan kening dan berkata, "Sialan, apakah aku menghilangkannya?"

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu